True friends never leave you

74 4 2
                                    

"Bukan tentang siapa yang memuja kelebihanmu, tetapi tentang siapa yang tetap memelukmu setelah tahu kekurangan mu"

Bel istirahat telah berbunyi, tetapi tidak membuat aura beranjak dari bangkunya. Ia hanya asyik mengamati layar ponselnya, membuka ig lalu line , dan path berulang kali.

"Ra ke kantin ,yuk!" Ujar Lala yang bosan di kelas sejak pelajaran matematika tadi. Ya pelajaran Matematika adalah "momok" yang paling menakutkan di kelas. Tak heran jika banyak siswa yang rela bolos untuk menghindari pelajaran itu.

"Males , lo aja sono" ujar Aura yang masih setia menatap layar ponselnya itu tetapi dengan raut wajah banyak masalah. Lala Tahu betul sahabatnya sedang ada masalah keluarga. Aura bukanlah anak orang kaya, ia berasal dari keluarga menengah ke bawah. Tapi untungnya, aura mendapatkan banyak cinta dari orang2 terdekatnya.

"Kalo ada masalah jangan dipendem ra, gue siap kok dengerin lo cerita , untung2 Kalo gue punya saran" tawar Lala.

"Gue bingung la mulai ceritanya dari mana, gue kehilangan kata2 la" ujar aura yang matanya mulai berkaca kaca.

"Gue udah banyak banget la minjem uang lo, gua juga udah banyak morotin uangnya mantan2 gue. Tapi kenyataannya, masih aja kurang buat pengobatan adek gue." Ujar Aura yang masih Terisak tangis.

"Kalo masalahnya uang memang gak ada habisnya ra, tapi gue bisa pinjemin lo uang Kalo lo mau ra" ujar Lala sambil menenangkan dan memeluk sahabatnya yang menangis di pundaknya.

"Makasih banget la,tapi lo udah banyak banget bantu biaya pengobatan adek gue, gue ngerasa ngerepotin lo la" ujar Aura sambil mengeratkan pelukannya ke Lala.

"Ra kita udah sahabatan lama banget, udah susah seneng bareng2 tapi lo masih aja ngerasa direpotin, gue bakalan ngelakuin apapun biar sahabat gue yang cantik ini gak sedih lagi"hibur Lala sambil menghapus air mata di pipi aura. Aura tersenyum mendengar hiburan Lala.

"Makasih ya la , lo memang sahabat terbaik gue." Ujar aura sambil memeluk sahabatnya erat2

"Aura" panggil teman sekelasnya, tifanny sambil berlari mendekati aura.
"Lo di panggil bu eka ke ruangannya." Lanjutnya sambil menunjuk ke arah luar kelas.

"Ibu itu gak ada bosen2nya liat gue" ujar aura tanpa ada rasa takut sedikitpun. "Lo ke kantin duluan aja la, Ntar gue Nyusul , gue mau nemuin fans gua di ruangan guru." Sambil menyunggingkan senyumnya seraya berjalan menuju ruangan guru.

****
Gerald duduk sendiri di bangkunya sambil menggambar anime kesukaannya. Sudah 3 hari ia bersekolah tapi belum juga menemukan teman yang cocok untuknya.
"Gerald" panggil teman sebangkunya, Anton. Gerald memutar Kan kepalanya menghadap temannya itu.

"Lo dipanggil bu eka ke ruangannya sekarang, lo hati2 aja sama ibu itu, ibu itu sedikit aneh." Ujar Anton sambil menatap Gerald dalam.

Gerald langsung berdiri dan menganggukkan kepala seolah mengerti perkataan temannya itu. Ia berjalan meninggalkan Anton tanpa sepatah kalimat pun.

****
Di ruang guru
Aura memasuki ruangan yang begitu tenang , tetapi begitu menakutkan bagi beberapa siswa, kecuali dirinya.

"Ibu manggil saya?" Tanya aura yang langsung duduk tanpa disuruh

"Siapa yang suruh kamu duduk? Dasar tidak sopan" bentak bu eka

"Yaelah bu buat apa ada bangku Kalo gak di duduki." Ucapnya santai sambil mengetuk2 meja.

"Kamu ini ya gak ada sopan santunnya sedikitpun!! Itu seragam udah gak layak Pakek masih aja dipakek!! otak juga gak ada isi, kamu liat nilai kamu disini gak ada yang di atas 6 ,mau jadi apa kamu , Hah!" Bentak bu eka yang memanas.

"Permisi buk, ibu cari saya?" Ujar Gerald. Sialan, cewek ini lagi umpat Gerald dalam hati. Aura terbelalak melihat Gerald yang ada di depannya.

"Oh ya Gerald , silakan duduk" ujar bu eka sambil mempersilahkan Gerald duduk. Gerald langsung duduk di sebelah aura

"Jadi begini Gerald saya dengar2 kamu ini anak yang cukup cerdas oleh Karna itu saya mau minta bantuan kamu , ini aura siswa bermasalah dari perwalian saya. Nilainya tidak ada satupun yang tuntas , jadi saya minta kamu bisa mengajari nya agar nilainya meningkat sedikit. Jadwalnya sudah saya tentukan dan kamu aura, Kalau kamu bolos dari jam tambahan ini saya pastikan kamu tidak akan naik kelas. Kamu bersedia Gerald? Pinta bu eka dengan agak memelas ke Gerald.

"Ya , saya bersedia buk" ucap Gerald mantap.
"Tapi buk" ujar aura yang langsung dipotong buk eka
"gak usah tapi tapi an , Kalau kamu tidak hadir , kamu tidak akan naik kelas , dan ini jadwal nya. kalian berdua boleh meninggalkan ruangan ini." Sambil menyerahkan secarik kertas kepada mereka berdua. Mereka berdua pun meninggalkan ruangan itu.

"Gerald lo apaan sih asal nerima permintaan Mak Lampir eka aja" gerutu aura sambil menarik lengan Gerald.

"Terserah gue lah. Besok pulang sekolah temuin gue di parkiran, belajarnya di rumah gue dan awas kalo lo gak datang." Perintah Gerald sambil melepaskan tangan aura di lengannya dan berjalan meninggalkan aura tanpa menghiraukan aura yang memanggil namanya berulang kali.

****
Di kantin
"Gila tuh nenek Lampir" ujar aura sambil menyedot es jeruk yang dipesankan Lala.

"Emang kenapa dia?" Tanya Lala yang masih fokus dengan cilok didepannya.

"Masa iya baju gue dibilang gak layak Pakek . Emang katro tuh Mak lampir .dan yang lebih parah Mak Lampir itu ngasih gue les privat gratis , gue Kan gak bodoh2 amat ."ujar aura dengan nada sebal.

"Lo Kan Emang bodoh , lagian bagus dong Kalo gratis , lo Kan gak perlu bayar lagi" ujar Lala sambil tertawa.

"Ih bukan itu masalahnya" ujar aura sambil mencubit lengan sahabatnya itu . "Masalahnya gurunya itu Gerald ".

"Apaaa? Gerald anak baru itu? Gila Mak Lampir itu ya kaya gak ada guru lain aja!" Lala terbelalak tak percaya.

"Kenapa harus Gerald sih la, kenapa akhir2 ini hidup gue kaya terikat itu sama dia." Ucap aura dengan nada serius

"Jodoh kali" canda Lala smbil tertawa lepas. Aura langsung mencubit sahabatnya itu dengan keras.

Aww sakit bitch, udah ah ke kelas yuk, udah bel" ujar Lala sambil menarik lengan aura secara paksa.

.....
Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My heart Will go onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang