Five

1.3K 344 87
                                    

Pertemuan antara sendok dan garpu dengan piring menimbulkan bunyi yang begitu dominan disebuah ruang makan. Siang ini begitu cerah namun tak berdampak pada wanita tersebut yang menyantap makanan tanpa hasrat. Ada berbagai jenis masakan diatas meja makan. Namun dimanik mata rusanya tersirat jelas bahwa ia kecewa karena tak ada satupun yang duduk menikmati masakannya.

Hanna langsung diajak Tiffany kerumah orangtua wanita itu supaya bisa bermain bersama Nachan anak Tiffany. Sebenarnya ia sudah melarang tapi Hanna merengek lewat panggilan melalui ponsel Tiffany. Dengan terpaksa ia pun setuju, lagipula besok adalah akhir pekan yang membebaskan Hanna dari kegiatan sekolahnya.

Empat orang pelayan yang akan pulang -setelah mengerjakan seluruh tugas- melewati meja makan. Yoona tersenyum lalu memanggilnya seolah mengabsen satu persatu pelayan dirumahnya.

"Bibi Shin, temani aku memakan semua ini."

"Maaf nyonya tapi aku baru saja selesai makan dibelakang."

"Kalau begitu paman Shin?" tanyanya pada pria yang merupakan suami bibi Shin.

"Maaf saya juga sudah nyonya."

"Bibi Gong, kau pasti akan menemaniku kan?" kini ia bertanya pada wanita yang berdiri disebelah paman Shin.

"Maaf nyonya tapi aku baru saja menghabiskan sepiring penuh nasi."

"Baiklah. Kalau begitu Gayeon kau akan membantuku kan?" harapan terakhir Yoona jatuh pada wanita yang masih cukup muda itu.

"Ngh..maaf nyonya sebenarnya kami semua sudah selesai makan jadi kami tidak bisa membantu menghabiskannya."

"Ah begitukah?"

Keempat pelayan tersebut terlihat menyesal dan tidak enak hati pada majikannya. Tak satupun yang berani mengangkat kepala untuk menatap langsung Yoona.

"Hm baiklah..aku akan menghabiskannya sendiri."

Sontak keempat pelayan tersebut mengangkat kepala. Melihat Yoona menunjukkan ekspresi senang yang dibuat-buat seolah ia tidak masalah menghabiskan makanan sebanyak itu.

Tiga dari keempatnya pamit pulang lebih dulu sedangkan bibi Gong masih ingin berada disana menemani Yoona yang menurutnya tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Bibi Gong menghela nafas dikala Yoona memaksakan banyak makanan masuk kedalam mulutnya. Pipinya mengembung besar oleh makanan. Meskipun bibi Gong yakin bahwa majikannya mampu memakan banyak makanan tapi sekarang ia lebih yakin semua itu akan dimuntahkan setelah melihat caranya makan dengan terburu-buru.

Tanpa pelayannya ketahui, ujung mata rusa itu terdapat aliran kecil air mata. Ia menghembuskan nafasnya dengan sulit. Ini pertama kali dadanya terasa sesak oleh makanan ditambah lagi moodnya yang buruk dan sensitif mengingat makanan itu harus dihabiskan sendiri agar tidak sia-sia.

"Tuan Sehun."

Yoona mendadak meletakkan sendok dan garpunya saat mendengar sapaan bibi Gong pada sosok yang baru saja memasuki rumah.

"Yoona, kau tidak bekerja hari ini?"

Matanya terpejam. Ia memilih diam daripada menjawab pertanyaan Sehun. Dihari pertama berhenti bekerja malah terasa lebih mengesalkan dibandingkan pengalaman saat presentasi tas terbarunya ditolak oleh investor.

Yoona menelan makanannya dengan susah payah. Tangannya mengambil kembali sendok garpu lalu memasukan daging panggang, daun selada, tomat dan juga sedikit nasi kedalam mulut.

Sedari tadi ia tidak membiarkan air minum menyapa kerongkongannya karena terlalu fokus untuk menghabiskan sisa makanan dalam waktu singkat.

"Yoona, ada apa denganmu? Makanlah perlahan."

Spring Rain (Yoona-Sehun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang