KEVIN LEWIS

50 48 36
                                    

Aku memeluknya dengan erat karena malam ini terasa sangat dingin dan gelap. Terlihat jelas di wajahnya kalau dia sangat ketakutan. Siapa yang tidak ketakutan jika masih berumur 10 tahun dan tidak mempunyai siapa-siapa kecuali diriku? Ya, itu adikku. Dia lahir sewaktu orang tuaku di masa-masa krisis. Tidak ada makanan ataupun uang yang kami punya. Akhirnya aku yang bersuka rela untuk bekerja. Umurku masih muda sekali jadi uang yang ku dapatkan itu tidak cukup untuk membiayai semua keperluan yang keluargakuu butuhkan. Ayahku sudah berusaha untuk mencari pekerjaan tapi hanya tidak ada yang menerimanya.

Sampai akhirnya, ada dua orang suami-istri yang menolong keluargaku. Aku sangat senang. Kupikir, orang dalam pembatas dinding tidak lah seburuk yang kukira.

Mereka mempunyai semuanya. Uang, baju, makanan. Mereka menolong kami dan kami juga memberitaukan informasi yang mereka inginkan. Aku tidak terlalu ingat. Tapi salah satu dari mereka pernah cerita kepadaku kalau mereka mempunyai anak perempuan yang masih kecil. Dia ditinggal karena dirinya yang masih kecil, orang tuanya tidak ingin membahayakan anaknya itu.

Beberapa bulan kemudian, beberapa penjaga yang badannya kekar-kekar datang ke rumahku dan mengambil kedua orang tuaku serta dua orang yang membantuku. Aku panik saat mereka mendobrak pintuku. Ibuku yang baru melahirkan tidak bisa kemana-mana begitu juga dengan ayahku. Kedua orang yang membantuku mencoba untuk kabur tapi malah bernasib malang.

Aku disuruh mengumpat di dalam kotak kecil agar aku tidak ketahuan. Dan aku pun membawa adikku yang masih bayi itu. Beruntung, saat itu adikku tidak menangis karena mendengar teriakan yang sangat kejam. Aku tidak melihat berani melihat kedua orang tuaku dibunuh kejam oleh mereka semua. Mereka penjahat. Apa salah orang tuaku saat mereka membunuh orang tuaku? Aku keluar saat sudah tidak terdengar suara teriakan lagi. Aku bisa melihat darah yang berada dimana-mana. Sungguh, mereka sangat kejam.

Aku tidak menemukan orang tuaku di rumah ini. Saat aku melihat ke luar, aku melihat dua orang yang membantuku sedang di seret paksa. Meskipun mereka berontak kesana-kesini tapi penjaga itu tidak bisa dikalahkan begitu saja. Lalu aku melihat dua buah kantong jenazah. Air mataku langsung keluar dengan deras. Pasti itu adalah kedua orang tuaku.

Aku tidak bisa menatap dua kantong jenazah itu lebih lama karena aku tidak sanggup. Aku pun langsung pindah dari rumah itu dan memulai hidupku dengan sendiri.

~~~

Bertahun-tahun kemudian setelah kejadian yang keji itu, aku dan Eddie-adikku-pindah ke tempat yang agak jauh. Kami hidup dengan sejahtera. Meskipun kadang-kadang kami tidak makan atau tidak mempunyai baju bagus, tapi kami hidup dengan bahagia.

Aku memegang kalung yang kupakai. Itu adalah kalung yang diberikan oleh suami-istri yang menolongku dulu. Aku selalu memakai kalung itu karena aku merasa lebih dekat kepada orang tuaku dan aku tentu saja akan membalas dendam orang tuaku. Itu kenapa aku selalu memakai kalung ini, agar aku tidak lupa apa yang orang-orang keji lakukan itu.

Di malam hari, sekelompok penjaga datang ke area kami. Aku tidak tau apa maksudnya. Tapi mereka mengumumkan tentang salah satu dari kami-anak di luar pembatas dinding-akan di undang masuk ke dalam pembatas dinding. Bisa dibilang di undang atau bisa dibilang dengan pemaksaan.

Beberapa nama disebutkan oleh penjaga itu. Awalnya aku sangat tidak tertarik mendengar omongan penjaga itu. Sampai dia memanggil nama Eddie Atlas Lewis-adikku-mataku langsung membulat dengan sempurna. Tidak, tidak, mereka tidak akan mengambil adikku. Mereka sudah mengambil oarng tuaku. Tidak!

Terjadi pertarungan yang hebat antara aku dan penjaga. Tapi tentu saja mereka yang menang. Mereka banyak dan aku sendiri. Aku yang sudah di penuhi luka dan darah akibat penjaga itu hanya bisa melihat Eddie dibawa paksa oleh mereka. Aku bisa melihat Eddie menangis dengan kencang. Dia takut, karena seumur hidupnya Eddie dan aku tidak pernah berpisah. Sial. Lihat saja nanti, mereka semua akan hancur dan akan merasakan apa yang kurasakan sekarang.

Sekarang rasa di dalam hatiku hanya dendam. Aku harus bisa merencanakan rencanaku untuk membuat mereka hancur. Camkan kata-kataku, mereka akan hancur. Mungkin tidak dalam waktu dekat, tapi pasti. []

Defying GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang