CLARIANNA DIOR

59 45 27
                                    

Keesokan harinya, aku dengan cepat berangkat ke tempat latihanku. Tentu saja, disana masih sepi, ini masih kurang 15 menit lagi sebelum latihan dimulai. Aku menaruh tasku di loker. Beberapa menit kemudian, aku melihat Jill dan sekelompok wajah-wajah yang belum pernah kulihat sebelumnya.

"Selamat pagi, dan selamat datang ke tempat latihan kalian yang baru." Sahutku. Sekitar 12 orang yang muncul hari ini, untung saja tidak banyak. Setelah aku memperkenalkan diriku, semua memulai latihannya. Aku melihat bocah berumur sekitar 10 tahun, kurasa dia paling muda disini.

Aku menghampirinya, "Hey, kenapa kau tidak latihan bersama yang lain?" tanyaku lembut. Dia menggeleng-geleng sambil menggigit kuku jarinya. Aku menolehkan kepalaku ke Jill, memberi kode mata ada apa dengan anak ini? dan Jill hanya membalas dengan menggelengkan kepalanya. Huft, menyusahkan.

"Siapa namamu?" tanyaku.

"Ed..Eddie.. Atlas Lewis." Jawabnya tergagap-gagap. Belum sempat aku menyakan dia berasal dari mana, bel sudah berbunyi menandakan pulang. Aku paham, hari ini baru hari pertama jadi pulangnya agak cepat.

Aku menghela napasku, lalu menyucapkan, "Baiklah, sekian latihan ini. Kalian bisa pulang." Semua mengangguk dan mengambil tas mereka dan pergi. Aku melakukan hal yang sama. Sampai dirumah, aku melihat mobil Jack terparkir diluar. Senyum terukir di wajahku.

"Hey, bagaimana hari pertama?" tanyanya setelah aku mengambil satu langkah sesudah pintu masuk.

Aku melempar tasku sembarangan. "Biasa saja, hanya ada anak baru yang sangat aneh. Dia bahkan takut saat aku bertanya siapa namanya. Bukankah itu aneh?" curhatku.

Wajah Jack langsung berubah. Aku mengerutkan alisku.

"Ada apa, Jack?" pasti ada sesuatu yang dia tutupi. Dia menggeleng, aku tau jelas dia sedang berbohong.

"Jackie, kau tau aku tidak suka saat kau berbohong." Ucapanku seakan-akan luluh, dan dia langsung membuka mulutnya.

"Sebenarnya, aku mengetahui anak baru yang masuk di tempat latihanmu, karena aku yang mengurusnya." Wajahku terkejut. Kenapa dia tidak memberitaukanku?

"Pasti anak baru yang kau ceritakan tadi bernama Eddie Atlas Lewis. Dan saat kau menyakan dari mana dia berasal, bel berbunyi. Sebenarnya, bel berbunyi karena ada alasan lain."

"Apa?" selaku.

"Tenanglah, Clare. Joseph sendiri yang ingin aku membunyikan bel itu. Aku tau kau terkejut. Tapi Joseph bilang, aku tidak boleh memberitaumu sebelum waktunya." Jelasnya. Waktu? Waktu buat apa? Memberitauku? Aku sudah dewasa!

"Lalu?! Dari mana dia berasal dan kenapa bel dibunyikan sebelum waktunya?! Dan kenapa-"

"Karena dia berasal dari luar Pembatas Dinding." Jawab Jack yang membuatku beku ditempat. Kenapa dia tidak memberitauku? Aku tidak percaya ini. Bagaimana bisa anak luar Pembatas Dinding ada disini?

"Tenangkan dirimu, Clare." Sahutnya.

"Bagaimana bisa tenang? Aku tidak percaya kau berbohong padaku. Maksudku, kau pasti tau jelas bahwa aku sedang meneliti apa yang diluar sana dan kau berbohong padaku? Ini adalah informasi yang penting! Dan-"

"Dan kau terobsesi akan apa yang ada diluar sana." Potongnya.

"Apa?" sahutku.

"Kau terobsesi dengan apa yang ada di luar Pembatas Dinding, Clare! Tidakkah kau tau itu? Apa kau ingat apa yang terjadi pada orang tuamu saat melakukan hal yang ingin kau lakukan ini? Dan ingatkah kau adalah seorang Pejuang? Dan seingatku, Pejuang dilarang untuk melakukan penelitian, Clare." Ucapnya dengan penekanan di setiap ucapannya. Oke, aku mengerti. Ini salah, apa yang kulakukan salah, bahkan sangat salah.

"Baiklah, Jack. Aku mengerti." Aku hanya ingin semua ini selesai. Perdebatan ini. Jack selalu dan akan selalu menang jika sedang perdebat, karena dari sudut mana pun juga aku selalu salah. Aku ingin mengakhiri hari ini dan besok, aku akan menanyakan beberapa hal ke Eddie.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk meneriakanmu." Ucapnya.

"Tidak apa-apa. Sudahlah, aku ingin tidur." Ucapku lalu berjalan ke kamarku, meninggal Jack sendirian di ruang utama.

Aku merebahkan badanku ke ranjangku. Hari ini lebih penat dari yang kubayangkan.

"Baiklah, kurasa akan kubiarkan kau istirahat disini. Aku akan pulang." Sahut Jack di luar sana.

"Okay, hati-hati!" teriakku. Apa yang membuat Jack tidak memberitauku? Apakah sebegitunya kesetiaan dia sama Joseph sampai-sampai dia tidak memberitaukanku? Hah, ini tidak penting. Yang terpenting, besok aku akan mengajukan pertanyaan kepada Eddie. []

Defying GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang