Lamaran Jeno

14.1K 1.1K 234
                                    

Renjun menatap pantulan dirinya di cermin, ia terlihat manis dengan kemeja baby pink yang di lapisi sweater hitam dan ripped jeans bewarna coral blue. Rambutnya yang orange terang kontras dengan warna bibirnya yang semerah cherry dan kulitnya yang seputih salju. Sekali lagi Renjun memeriksa apakah penampilannya telah baik.

Ia menghela nafas khawatir dan menatap cukup lama cincin platina dengan satu tahta berlian berwarna sky blue yang melingkar di jari manis tangan kirinya. Namun hatinya berdebar dan wajahnya memanas walau perasaanya di lingkupi kekhawatiran.

"Renjun!! Mark dan Jaemin sudah datang menjemput mu!!" Mamanya berteriak dari lantai satu rumah dan Renjun mengangguk yakin.

"Ya mama!! Aku turun!!"

Renjun segera mengambil ponsel dan ransel kecil berwarna mocca dengan gantungan moomin pemberian dari 'hatinya' lalu turun menemui Mark dan Jaemin, temannya.

Saat di tiga anak tangga terakhir Renjun melihat bagaimana Mark memperlakukan Jaemin dengan sangat lembut dan Renjun tersenyum atas itu, Jaemin-nya bahagia menjadi pendamping hidup Mark. Sebenarnya Renjun cukup iri dengan mereka, ia bertanya-tanya kapan ia akan menyusul? Kekasihnya saja sangat sibuk dengan latihan-latihan Taekwondo di dojang untuk beberapa pertandingan. Teman-temannya di rumah sakit sudah mulai bertanya kapan ia akan menikah. Duh!

"Ayo berangkat!! Sebelum pertandingannya di mulai!" Kata Jaemin ceria. Seperti biasa.

"Ya!! Aku juga tidak ingin terlambat.. Aku sudah melewatkan pertandingan'nya' kemarin, jadi aku harus menonton finalnya." Kata Renjun dengan senyum manis.

"Ayo.. Ayo.."

.......

Renjun dan Jaemin duduk di baris pertama bangku penonton kursi yang paling dekat dengan arena matras yang disusun biru merah. Mark meninggalkan dua orang semanis madu itu untuk turun menuju sisi lain arena, Mark memiliki beberapa wewenang jadi ia berhak untuk turun bergabung dengan tim official.

Mata Renjun beredar mencari 'hatinya' di antara beberapa orang berjaket hitam merah bertuliskan Korea di punggungnya. Dan ia menghela nafas lega saat matanya menangkap sosok tampan berambut hitam hijau dengan baju dobok lengkap dengan body protector, deker dan hand glove sedang melakukan pemanasan dan melompat-lompat kecil. Penampilannya memang paling 'nyentrik' dari sekian banyak atlet Taekwondo Korea, tapi Renjun suka.

"Aku dengar dari Mark hyung lawannya untuk final kali ini berasal dari Rusia."

"Iya, aku membaca beritanya."

"Membaca? Jadi dia benar-benar tidak menghubungi mu?" Jaemin memasang wajah kagetnya dengan amat mendramatisir.

Renjun mengangguk lemas dengan wajah tertekuk. Jaemin berdecak lalu merangkul bahu sempit Renjun dan mengusapnya lembut.

"Dia mungkin lupa."

Renjun mengangguk dengan wajah sedih, "Mungkin juga dia sengaja. Aku pergi ke Tiongkok sehari sebelum pertandingannya.. Dia pasti marah Jaemin.."

"Aku takut dia terluka, padahal aku tahu dia tidak mungkin untuk tetap dalam keadaan baik jika dia menjadi atlet Taekwondo sekelas Sea Games dan Olimpiade." Renjun mulai terisak di akhir kata-katanya. Ia benar-benar khawatir.

"Sudahlah Renjun-ah.. Dia akan baik-baik saja.. Kau percaya padanya kan?" Pertanyaan Jaemin di balas anggukkan singkat Renjun.

Pertandingan akan di mulai karna panggilan untuk peserta yang bertanding telah terdengar.

'Dari partai biru, Jeno Lee asal Korea Selatan'

'Dari partai merah, Jensen Hart asal Rusia'

Nafas Renjun menjadi lebih cepat dan tegang saat wasit mulai berdiri diantara mereka, mereka saling membungkuk hormat dan berjabat tangan lalu memasang head protector.
Semua penonton memilih diam saat wasit telah mengatakan 'sijjak'.

Lamaran JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang