Sequel - Better And Better (2)

9.3K 947 104
                                    

Sedang hamil tua dan jauh dari suami bukanlah hal yang menyenangkan, Renjun merasakannya. Jeno telah meninggalkannya selama empat minggu lima hari.

Renjun sempat ingin ikut bersama Ten saat istri Taeyong itu berangkat ke Tokyo untuk menonton Taeyong yang berhasil masuk final. Tapi kehamilannya membuatnya membatalkan niat itu, kasihan bayinya. Kata Mark, Jeno juga berhasil masuk final tapi ia belum mendapat kabar apapun.

"Renjun susu mu!" Mamanya meletakkan segelas susu ibu hamil rasa mangga di meja.

"Terima kasih mama.. Maaf merepotkan!"

"Tidak apa-apa sayang.."

"Pasti menyenangkan juga jika ada ibu disini.." Renjun menerawang.

Mama Renjun mengangguk setuju. "Benar! Kenapa mereka memilih pindah ke Chicago.."

"Oh ya Renjun.. Kata Doyoung kapan kau melahirkan?"

"Seminggu lagi.. Bisa lebih cepat bisa lebih lama."

Mama Renjun menghela napas. "Kasihan sekali kalian. Jeno tidak dapat menemani mu melahirkan dan kau terpaksa sendiri."

"Tidak apa-apa mama.. Doakan saja semua baik-baik saja!"

"Doa mama selalu menemani mu sayang."

"Terima kasih mama.. Ah! Mama aku mau ke kamar mandi sebentar." Renjun beranjak dari duduknya.

"Ya sayang.."

...

Jeno mengusap darah yang keluar dari hidungnya. Babak pertama final telah terlewati dengan berat, lawannya kali ini dari Pakistan. Maulana Faiz.

Jeno melirik papan skor dengan background merah miliknya. Sial ia tertinggal 4 poin.

"Hei Jeno! Jangan terlalu di pikirkan! Fokus dan jangan terbawa emosi. Semua akan baik-baik saja.. Setelah ini aku mengijinkan mu untuk pulang ke Korea." Nasihat Taeil.

Jeno hanya diam tak bisa menanggapi karena luka di bibirnya sedang diobati. Taeil mulai mengarahkan teknik apa dan strategi apa yang harus ia pakai.

Istirahat satu menit yang sangat kurang bagi para atlet Taekwondo. Jeno kembali ke arena dengan tekat yang besar.
Ini semua bukan tentang gaji ataupun hobi, ini semua demi negerinya, demi kebanggaannya dan demi keluarganya. Demi Renjun dan anaknya.

"Sijjak!"

Jeno 'move' pelan dan berputar mengelilingi matras. Dan sorak sorai penonton seakan lenyap tertelan rasa gugup.

Final bukan hanya tentang harga diri. Berkali-kali tendangan Jeno layangkan hingga ia dapat mengejar poin. Lawannya tak kalah gesit dan kuat. Di banding dengan Jensen, Faiz jauh diatas.

Taeil memerhatikan Jeno dengan wajah tegang. Bahkan Taeyong dan Jaehyun ikut memerhatikan. Taeyong hanya mendapat satu medali perak karena ia cidera dan Jaehyun berhasil merebut emas untuk Korea.

Ddrrtt...

Taeil segera mengangkat panggilan yang masuk, dari Mark.

"Ya Mark?"

"Hyung!! Dimana Jeno?"

"Dia masih bertanding! Ini babak terakhir final."

"Renjun terpeleset di kamar mandi.. Dia pendarahan dan harus di operasi dalam jangka waktu empat jam!"

"APA??!!!"

"Tolong beri tahu Jeno setelah ia selesai."

"Baiklah! Kau tenang saja! Aku pastikan Jeno pulang setelah ini!"

Lamaran JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang