6. Keyakinan

1K 32 4
                                    

WARNING: TYPO(S) EVERYWHERE!
****

Don't waste your time to love someone who doesn't care about you.

.

Pagi ini, Arka tak kunjung kembali ke apartemen, entah ada apa dengannya.
Olivia kini tengah sibuk menghubungi handphone Arka, tapi tidak mendapat jawaban.
Hingga Olivia terkejut akan kedatangan Arka secara tiba-tiba.

"Kamu kemana saja sih, Arka?"

Bukannya menjawab, Arka malah berjalan melewati Olivia.

"Arka, aku bicara sama kamu ya, jadi tolong jawab!" Olivia tampak meninggikan suaranya.

"Bukan salah gue, gue gak jawab pertanyaan lo, karena memang gue gak berharap lo ada disini." Balasan Arka membuat Olivia terdiam, ia marah, kesal, juga tak terima sikap Arka jadi berubah seperti ini.

Setelah sekitar 45 menit Arka berada dikamarnya, ia pun akhirnya keluar dan duduk disofa.

"Arka, kita makan yuk." Olivia duduk disebelah Arka, menaruh kepalanya dibahu tegap lelaki tampan itu. Bersamaan dengan itu, tangan Arka menahan kepala Olivia dan menggeser jauh dari bahunya.

Arka diam, melanjutkan pekerjaannya. Olivia yang merasa di diami oleh Arka mulai kesal.

"Kamu kenapa sih Arka." Kini tangan Olivia merangkul leher Arka.

Terkejut akan perlakuan Olivia, Arka pun menghempaskan kembali tangan Olivia dengan wajah kesalnya.

"Jangan pernah menyentuhkan tangan kotormu pada tubuhku lagi." Arka menekankan setiap perkataannya.

Dengan wajah merahnya, Olivia melenggang kekamar dan membanting pintunya.
Arka tak menghiraukannya sedikitpun, ia malah melanjutkan pekerjaannya.
Entah mengapa hari ini Arka merasa gelisah, padahal ia tak ada masalah sama sekali, apalagi menyangkut hal Ratna. Kalau Olivia, ia memang bukan kewajiban Arka, toh wanita itu yang masih mengejarnya sampai sekarang.

Setelah sekitar 2 jam berkutat dengan laptop, Arka pun kembali ke kamar untuk membersihkan badannya.

.

Setelah menutup laptopnya, Ratna pun mengganti pakaiannya dan bergegas ke kampus.

Ia meraih tas serta dua bukunya, lalu memasukkannya kedalam tas dan turun kelantai bawah.

Mamanya yang berada didapur terkejut karena suara langkah Ratna yang begitu terdengar.

"Eh sayang, kenapa grasak-grusuk gitu sih?" Tanya mamanya sembari menutup kulkas.

"Ratna buru-buru ma, mau ada urusan di kampus. Daah ma, Assalamu'alaikum." Ratna sudah keluar rumah tanpa menunggu jawaban sang mama, sedangkan mama Lidya hanya menggelengkan kepalanya.

.

Setelah membersihkan badannya, Arka tak kunjung keluar kamar. Ia tidak ingin melihat wajah seorang Olivia yang membuatnya ingin sekali mengusirnya, tapi jika ia lakukan itu, Arka tahu Olivia nantinya akan melakukan hal yang tidak terduga.
Setelah sekitar 1 jam, Arka tak kunjung keluar kamar, ia masih setia dengan laptopnya dan sesekali chat dengan Ratna.

Selagi Arka dikamar, Olivia terduduk di sofa, memikirkan siapa wanita Arka sekarang, apakah lebih cantik darinya? Lebih seksi darinya? Lebih pintar darinya?

'Aku yang pantas untukmu Arka!' batinnya berteriak tak terima, ia harus menemui wanita itu, memberinya pelajaran agar wanita tersebut tahu jika Olivia lah yang pantas untuk Arka.

About The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang