"A..Alvin? Vistra langsung mendongakkan wajahnya,saat cowok itu berada didepan bangku Vistra. Ia seperti mau ngomongin sesuatu disaat pergantian jam pelajaran ini,saat-saat genting karena 5 menit lagi jamnya Bu Astuti.Ditambah lagi seluruh tatapan siswa dikelasnya tertuju pada Vistra.
"Vis...maafin gue..."Alvin mengucapkan kata-kata itu dengan nada bersalah.Vistra mengerutkan keningnya.Ada apa dengan Alvin?kenapa ia tiba-tiba meminta maaf.
"Maaf b..buat apa?
Alvin tak berani sedikitpun memandang mata Vistra.Vistra mencoba meneliti setiap sudut dan lekuk wajah Alvin.Wajah itu berbeda sekali dengan Alvin yang biasanya periang,humoris,dan perfect.
"Apapun itu...gue minta maaf atas semua kejadian ini..."ucap Alvin serak.Vistra diliputi beribu pertanyaan yang bertubi-tubi diotaknya.
"I..iya.."setelah mendengar jawaban Vistra,Alvin pergi diiringi tatapan aneh seisi kelas.Lalu,Feira menghampiri meja Vistra.
"Ngapain dia?
"Tau...,aneh banget,pake minta maap lagi..."jawab Vistra.
"Pasti dia mau ngajak balikan..."terka Feira seperti jawabannya itu jitu banget.
"Kagak mungkin...tapi...,semoga..."ujar Vistra tersenyum.
"Lo pikir mana ada mantan yang minta maap kalo bukan kode-kode minta balikan?!Dia pasti masih sayang banget sama lo...,pesan gue,jangan sekali-kali lo dendam gara-gara kemaren dia ninggalin lo...gue yakin ada alasan tertentu yang mendesaknya..."ujar Feira lalu kembali kebangkunya.Vistra berpikir sejenak,ada benarnya juga ucapan Feira.
"Minta maaf itu saat dia telah ngelakuin kesalahan yang besar tanpa sepengetahuan orang lain. Lo gak bisa terlalu berpikir positif,karena itu bodoh..."suara disampingnya mengomentari.Vistra menoleh kesamping mendapati Aaric tidak seperti ngomong padanya.
"Tau apa lo? Ujar Vistra sambil tersenyum.Mungkin karena suasana hatinya lagi baik,ia tersenyum untuk pertama kalinya ke Aaric.
"Lo gak akan tau apa yang gue tau..."ujar Aaric berbisik ditelinga Vistra.Vistra merasakan aroma mint itu menerpa telinganya.Aaric santai memperhatikan Bu Astuti yang mengajar didepan,sementara Vistra sudah berubah menjadi patung es.Entah kenapa,muka Vistra memerah,didalam jantung berebutan bergendang bertalu-talu.Gejala apakah ini?
***
"Jadi kapan,musuh kita akan tertarik kesini?" Diruangan penuh cat spray dengan coretan-coretan umpatan kasar memenuhinya.Seorang lelaki kira-kira berusia 25 tahunan duduk disofa sambil menghisap puntung rokoknya.Temannya yang berseragam putih abu-abu itu ikut menghisap puntung rokok dan menghembuskannya kuat-kuat.
"Secepatnya...,gue liat emosinya udah gak tertahankan sedari tadi.Tapi gue kasian dengan Vistra... gak seharusnya dia terlibat..."
"Siapapun yang ada hubungannya dengan musuh kita maka berhubungan dengan kita.Lo gak usah terlalu khawatir,dia hanya terlibat secara pasif dan sebagai pancingan...target kita hanyalah dia..."Ia melemparkan anak panah dan tepat mengenai bagian kepala cowok dalam foto yang tergantung didinding.
"Jadi,urusan gue selesai?
"Secepatnya jika lo juga selesai membuat dia kesini..."
***
Alarm berdering membuyarkan mimpi indah seorang gadis berusia 17 tahun.Ia meraba-raba wekernya untuk menghentikan suara berisik itu.Perlahan ia mengucek mata,dan menguap lebar. Lalu mengecek schedul di hpnya.Ia langsung ingat hal itu,seraya membuka gorden jendela kamarnya. Dengan tampang happynya sehabis bangun tidur,ia berjalan menuju kamar sebelah.
YOU ARE READING
What's Wrong of the Love?
Teen FictionVistra Adenia terjebak kisah masa lalunya tanpa ia sadari sendiri.Ia tak mengetahui secara pasti bagaimana kronologi kejadian hidupnya 2 tahun yang lalu saat sebuah kecelakaan maut menimpanya. Dan kehadiran Aaric Putra Dwiangga yang membuatnya har...