part 4

58 10 5
                                    

*Author pov*

Sudah berkali-kali mamanya menghubunginya. Namun, Naya sengaja tidak mengangkat teleponnya. Bahkan ia sengaja mematikan handphonenya, agar mamanya tidak dapat menghubunginya.

Naya tau, mamanya menghubunginya untuk memaksanya menjadi model. Naya tidak ingin terjun ke dunia entertain. Bukannya tidak ingin, hanya saja ia trauma..

Naya membuka pintu balkonya dan duduk di ayunan yang disediakan di balkonnya itu. Ia mengambil kanvas dan alat lukis yang ada di pojokan balkon.

Tangannya pun dengan gemulai menari-nari di atas kanvas. Ia tidak tau akan melukis apa. Ia hanya membiarkan tangan dan otaknya bekerja. Seperti ini lah kalau ia sedang sedih,bete atau kesal. Ia akan melampiaskannya pada kanvas ini.

Tak lama, hasil lukisannya pun jadi. Ia melukiskan seseorang yang tengah terduduk dan menekukkan kakinya, serta kepalanya yang ditempelkan pada sela-sela dengkul
*pictnya bisa diliat di mulmed*

Ia merasakan ayunannya sedikit bergoyang. Ia melihat mamanya yang duduk di sebelahnya dan tersenyum melihat lukisannya.

"Mama suka?" Tanya Naya ragu

Mama menatapnya sambil tersenyum "Mama selalu suka dengan karya anak mama" Ucap mama lalu memeluk Naya. Naya merasakan hangatnya berada didekapan mama.

"Naya, mama sayang sama kamu nak." Kata mama setelah melepaskan pelukannya. Naya tersenyum mendengarnya

"Naya juga sayang sama mama" Lalu memeluk mamanya lagi

"Kamu mau kan buat mama bahagia?" Pertanyaan mama membuat Naya melepaskan pelukannya dan menatap mamanya sambil mengeryit

"Maksud mama?" Mamanya tersenyum "Mama sangat senang kalau kamu menjadi model hasil karya mama"

Naya pun mengalihkan pandangannya dan melihat pemandangan kota New York dimalam hari. Sudah pasti mamanya akan terus memintanya menjadi model.

"Sayang, mama cuma minta kamu jadi model busana mama kok. Mama ga minta macem-macem" Naya menatap mamanya yang memintanya dengan wajah yang membuat Naya akan meruntuhkan tembok pertahanannya.

"Aku kan pernah bilang, ma. Aku gamau terjun ke dunia entertain. Aku.. Trauma.." Ucapnya sambil menunduk. Mamanya memeluknya kembali.

"Mama gamau kamu terus memikirkan masa lalu kamu itu. Mama mau kamu melupakan semua kejadian di masa lalu. Mama akan selalu di samping kamu. Melindungi kamu." Naya menghangat mendengar ucapan mamanya

"Jadi, kamu mau ya jadi model busana mama?" Naya menghela nafasnya pasrah dan mengangguk di dalam pelukan mama. Mamanya yang merasakan anggukan itu pun tersenyum dan mencium puncak kepala Naya

"Makasih ya sayang. Mama sayang sama kamu." Setelah itu Naya dan mamanya mengobrol seperti biasa, selayaknya ibu dan anak.
*****
Sudah seminggu Michael sekolah disini dan tidak terasa pemotretan akan dilakukan seminggu lagi.

Michael telah mengetahui kalau Naya sudah menyetujui untuk menjadi model pasangannya. Michael sebenarnya tidak keberatan kalau Naya yang menjadi pasangannya.

Dan selama seminggu ini, ia merasa bahwa daddy-nya sedang berusaha mendekatinya dengan Naya. Seperti saat ini, daddy memintanya untuk mengajak Naya ke kantor. Katanya sih untuk tanda tangan kontrak pemotretan.

Michael pun menuju kelas Naya yang berada tak jauh dari kelasnya. Dari kelasnya sampai menuju depan kelas Naya, banyak wanita yang mulai tebar pesona padanya. Namun, ia hanya tersenyum menghargai mereka.

Sesampainya ia di depan kelas Naya, ia pun langsung masuk, karena sudah tidak ada guru. Yang tersisa hanya anak-anak rajin yang sedang mencatat catatan yang tadi belum sempat selesai. Naya salah satunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Famous Boyfriend [M.G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang