3

41 8 0
                                    

"Kepada seluruh panitia musik segera berkumpul di aula sekarang juga." Terdengar suara ketua panitia di seluruh penjuru sekolah.

"Kajja." Hyejin menarikku menuju aula.

"Jhakkaman." Aku mengambil catatan dan pensil sebelum keluar dari kelas.[tunggu]

Semua anggota panitia pergi menuju aula untuk mendengar arahan ketua panitia mengingat acara yang tinggal 2 hari lagi.

"Acara musik tinggal 2 hari. Jadi, hari ini aku akan menentukan siapa yang nanti mengantar BTS ke ruang tunggu dan menyiapkan segala keperluan mereka."

Jihoon sebagai ketua panitia membuka pembicaraan setelah seluruh anggota berkumpul di aula.

"Jihoon, aku mau mendapat tugas itu!"

"Aku saja. Aku harus mendapat tugas itu."

"Kalian tidak cocok mendapat tugas seperti itu, biar aku saja. Jihoon pilih aku."

Aula menjadi ramai karena banyak di antara mereka yang ingin mendapat tugas itu. Sebenarnya aku juga mau hahaha.

"Tunggu sebentar aku akan menentukan siapa yang akan mendapatkan tugas ini." Jihoon mengedarkan pandangan matanya ke seluruh anggota yang ada di aula.

"Mina! Aku memilihmu untuk menjadi pendamping artis." Lanjutnya sembari menunjukku.

Yang benar saja aku tidak percaya. Kenapa aku?

"Kau menunjukku?" Tanyaku pada Jihoon.

"Ya dari tadi kau diam saja. Kupikir kau cocok dengan pekerjaan ini." Jawabnya mantap.

"Arasseo." [baiklah]

Aku melihat sekeliling, banyak sekali wanita yang menghadiahiku tatapan sinis. Aku benar-benar beruntung.

--

Aku dan Hyejin berencana ke cafe yang baru buka setelah pulang sekolah. Tetapi, ada seseorang yang mengajakku pulang bersama.

"Kau pulang bersamaku, tidak ada penolakan!" Taemin menarik tanganku sampai aku hampir terjatuh.

"Shireo. Aku sudah berjanji dengan Hyejin." [tidak mau]

"Tidak apa kan Hyejin? Anak ini pulang bersamaku hari ini." Sahutnya sambil menaik turunkan alisnya.

Hyejin yang kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa hanya pasrah mengikuti apa kata Taemin.
"Terserah kau lah. Aku jadi pengganggu saja kalau kalian berduaan begini."

Aku mendengus kesal saat Hyejin pasrah begitu saja. "Apa-apaan, aku tidak mau pulang bersamamu." Jawabku sembari mendorong Taemin menjauh.

"Aku sudah bilang tak ada penolakan." Jelas Taemin.

"Jangan berdebat di depanku. Mina, kau pulang dengan Taemin saja. Annyeong." Hyejin melambaikan tangannya sembari berjalan menjauh.

"Kajja kita pulang." Taemin menarikku menuju tempat parkir.

Aku masuk ke mobil dan memakai sabuk pengaman. Setelah itu, mobil Taemin melaju pada jalanan Seoul yang padat.

"Aku lapar sekali. Mina, apakah kau tidak ingin mentraktirku?" Taemin bertanya sambil memasang muka memelas.

"Kau dari dulu selalu ingin kutraktir. Ya! Jung Taemin apakah kau tidak mempunyai uang?"

"Eoh. Hari ini aku tidak ada uang."

"Ayolah Mina kau kan sahabatku yang paling cantik dan baik hati." Lanjutnya sambil memasang muka memelas versi kedua.

Kenapa dia pandai sekali memasang muka seperti itu? Aku bahkan tidak yakin itu muka memelas, aku hampir saja tertawa.

"Sahabat? Sejak kapan?" Tanyaku sambil menerka-mereka kapan aku menjadi sahabatnya.

"Kita sudah berteman selama lima tahun, Mina. Ayolah traktir aku." Jawabnya sambil menggoyang-goyangkan lenganku.

"Yasudah, sahabatku. Aku akan mentraktirmu sekarang fokuslah menyetir."

"Assa! Gomawo Mina." Taemin tersenyum puas.

--

Acara musik itu tinggal sehari lagi. Aku sudah memastikan semua keperluan BTS kepada manajer Sejin. Perasaanku menjadi sangat lega ketika mengetahui semua berjalan dengan lancar sebelum hari-H.

Kuharap besok adalah hari yang menyenangkan.

--

Haii.. maaf yaa update nya lamaaaa karena kemarin lagi nyari nyari ide yang pas. Harus yang suabar ya genkss!!

Maaf kalo bts lama munculnya wkwkwk. Tunggu chapter selanjutnyaaa..

Maybe?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang