Seoul, 21 February 2016Berkutat di depan layar komputer memang melelahkan baginya. Tapi menumpuk tugas untuk hari esok adalah suatu hal yang tidak mungkin baginya.
"Sibuk sekali eh?" Park Sooyoung atau yang biasa orang orang panggil dengan sebutan 'Joy' itu menyapa Kim Yuna.
"Kelihatannya bagaimana?" Yuna berkata tanpa melirik Joy akibat deadline yang membuatnya pusing tujuh keliling.
Joy berkacak pinggang pada kemeja putih gayanya , "Ini sudah masuk jam makan siang Yuna, ayo makan dulu"
"Shireo,kau duluan saja" (Tidak mau)
Joy mengerlingkan matanya kesal, menyilangkan kedua lengannya didada.
"Ayolah, kalau kau sakit akibat tugas ini juga percuma Yuna"
Yuna menghela nafas panjang lalu beralih menyimpan file yang dikerjakannya lalu mematikan komputer.
Beginilah, dirinya tidak pernah bisa menang debat jika bersama Park Sooyoung (Joy).
"Oke oke, kita ke kantin sekarang. Jadi menunya apa hari ini?"
Yuna bediri sambil merapihkan pakaian jas abunya, lalu merapihkan sedikit meja kerjanya yang dinilai berantakan.
"Entah aku belum tau, kuharap daging sapi" Joy mengapit lengan Yuna seperti seorang kekasih.
Orang satu kantor sudah tau bahwa Joy dan Yuna sudah seperti lem pada perangko.
"Oh! Si seksi albino itu tidak kesini lagi?" Joy bertanya dengan penasaran.
"Mwo?Seksi albino? Maksudmu Sehun?"
"Ah iya! Itu maksudku" Joy terlihat seperti bocah sekolah dasar yang kelupaan hitungan ketika ujian nasional.
"Untuk apa kau menanyainya Joy"
"Dia kan kekasihmu, biasanya dia kesini bukan? Tapi ini sudah tiga minggu dan dia mulai jarang kesini" Joy melepaskan ikatan lengannya dengan Yuna dan mulai merapihkan poni rambutnya dengan jari jarinya.
"Dia itu sibuk, jadi aku memakluminya" Yuna tersenyum ketika mengingat Sehun dalam benaknya.
"Omong - omong, Kau dekat dengan Taehyung kan?"
Yuna terkekeh pelan.
Bagaimana tidak, Kim Taehyung adalah sepupunya.
"Dia sepupuku idiot , tentu saja aku dekat dengannya"
Ekspressi wajah Joy berubah dalam hitungan detik, wajah yang tadinya berseri kini berubah menunduk melihat ujung sepatu heels berwarna hitam itu.
Pandangannya kini berubah ke arah bawah tanpa mau memperhatikan jalan.
"Kau tau kan aku menyukainya, hah rasanya dia benar benar diㅡ"
Yuna merasa,
Joy ditimpa sial kali ini, harinya sedang dalam badai hebat.
Yang di tabraknya bukanlah orang biasa, melainkan
Yook Sungjae.
Wakil CEO perusahaan ini.
➖➖➖
Yuna benar benar makan sendirian di ujung kantin kantor.
Joy di panggil oleh wakil Ceo (Sungjae) akibat kejadian tadi yang membuatnya harus kehilangan kesempatan untuk makan siang bersama Yuna.
YOU ARE READING
Late
FanfictionSemua yang terjadi, apakah takdir atau kebetulan? Atau bahkan, tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini? ㅡㅡㅡ Update every Tuesday