Kumpulan Mitos-Mitos Indonesia

Babi Ngepet

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

IG @Benitobonita

Asih mendengus jijik menatap wanita tua yang terbaring lemah di atas kasur tipis yang berada di ruangan depan.

Wanita berumur dua puluh tahun itu, menggerutu karena berkewajiban mengurus mertuanya yang buang air besar pun harus di papah ke kamar mandi mereka yang berukuran kecil. Hanya terdiri kloset jongkok dan ember untuk menampung air sumur yang selalu berwarna keruh.

Suaminya Dede yang memperoleh nafkah dari berjualan batagor keliling, hanya bisa mengontrak rumah kecil yang berada di belakang sungai.

Belum cukup dengan kondisi rumah yang hanya berlantai semen dan beratap seng, bau menyengat dari tumpukan sampah yang mengambang di sungai dan sengatan udara panas, menyebabkan perempuan tamatan SD itu meratapi kehidupannya yang menyedihkan.

"Asih..." Wanita tua itu memanggil lemah menantunya, "Ibu haus."

Perempuan yang dipanggil namanya pura-pura tidak mendengar dan membesarkan suara televisi yang berada di dekat mereka. Satu-satunya hiburan yang mereka peroleh dengan berhutang kepada tetangga yang masih bersedia membantu.

"Asih..." Kembali wanita renta itu memanggil.

Tidak menjawab, Asih berdiri menghentakkan kaki lalu menuju dapur yang menyatu dengan ruangan itu, menuang air dalam gelas, dan menaruh kasar di sisi mertuanya hingga cipratan air memercik di lantai.

"Bu! Berhenti menyusahkan!" bentak Asih mengerutkan wajah. Baru berapa menit yang lalu dia harus memapah mertuanya ke kamar mandi setelah sebelumnya dia terpaksa menyuapi wanita tua itu.

Merasa tidak enak, perempuan renta itu menutup mulut, tidak berani memberi tahu bahwa cairan yang membasahi lantai, juga mengenai baju yang dia kenakan.

Kembali duduk di depan televisi, Asih tidak lagi memerdulikan wanita itu.

Selanjutnya dapat dibaca di:

https://karyakarsa.com/Benitobonita/2-babi-ngepet