CHAPTER 1

190 24 2
                                    

"Raihaaann !!," Terdengar teriakan panjang yang keluar dari mulut Virly.

Raihan terus berlari menjauh dengan buku aib (diary) Virly di tangannya.

Virly yang geram, mengambil ancang-ancang untuk melemparkan botol air mineral di tangan nya.

Dan BOOM.. BASS.. TISS botol mineral itu lepas landas lalu melayang bebas di angkasa dan
BUG !, botol itu mendarat.

"Oh my god," Virly berucap lirih. Botol itu mendarat pada landasan yang tidak tepat.

Tepat di atas kepala Miss Clarina botol mineral itu berada.

"Kalian berdua, ikut saya ke ruang BK !," Miss Clarina berucap.

"Bukan saya yang lempar kok miss, kan si Virly yang lempar," Jawab Raihan.

"Tapi dia ngambil buku catatan saya Miss," Bantah Virly.

Miss Clarina membetulkan letak kacamata tebalnya yang melorot, menatap Raihan dan Virly secara bergantian, lalu menghentakkan kakinya, membuat orang-orang di sekitar langsung kocar kacir tidak karuan.

Saat Raihan hendak kabur, Miss Clarina menahan kerah bajunya lalu berkata, "Ikut saya sekarang !."

Raihan dan Virly pun pergi ke ruang BK untuk mendapatkan balasan atas tindakkan mereka yang tidak sepatutnya mereka lakukan.

"Ngapain lagi sih kak Raihan, bikin ribut mulu tiap hari," Ucap Nayla sambil menunjuk punggung seorang pria yang telah berlalu.

"Itu siapa ?," Tanya Reina pada teman temannya.

"Oh, itu kak Raihan, dia anak kelas 8, suka buat onar kayak kamu, hehehe," Jawab Bella yang diikuti anggukan oleh teman lainnya.

Reina menjulurkan lidahnya, lalu berkata, "Aku buat onar karena masalahnya beda kali, Nabilla Azzahra Syarifudin."

Bella hanya geleng geleng, dan menyenggol lengan Hanum, Hanum mengangkat alis nya, bertanya perihal apa Bella menyenggol lengannya.

"Coba tanya sama si Reina, kenapa dia sampe mau di suruh masuk Asrama, padahalkan waktu dia dapet beasiswa dia nolak, trus kenapa tengah semester gini dia tiba-tiba masuk ?."

"Yah ela panjang amat bu," Jawab Hanum.

Sebelum Hanum bertanya, Reina sudah peka terhadap bisikan Bella.

"Aku dateng lagi karena gak punya pilihan lagi, daripada aku di kirim ke pesantren, udah aja aku pilih dateng ke sini, gak usah aku jelasin lah alasannya, kalian pasti tau jawabannya," Ucap Reina panjang lebar.

Ke delapan temannya hanya manggut manggut mendengar sinopsis kisah hidup Reina.

Setelah perbincangan usai, Reina pamit untuk menuju ruang TU dan mengambil segala perlengkapan yang ia butuhkan.

Setibanya di ruang TU, dia langsung di hadiahi oleh tumpukan alat alat sekolah, peralatan mandi, dan seragam sekolah yang di khususkan untuk putri yang berjilbab, semua barang itu di kemas dan di susun dalam kereta barang.

"Mari Nona, saya antar," Ucap pesuruh sekolah yang hendak membawakan barang itu.

Reina menggeleng lalu berkata, "Eh, gak usah pak saya bisa sendiri kok, saya gak manja loh pak."

"Nona akan tinggal di kamar No 28 di lantai 2, ini kunci cadangannya Nona, karena kunci asli ada di penghuni kamarnya,Nona bisa mengembalikkan kunci ini nanti sore," Jelas pak Andi sembari memberikan kunci itu pada Reina.

Reina mengangguk paham, lalu pergi meninggalkan ruang TU setelah mengucap terima kasih.

Dia meninggalkan gedung sekolah, dan beralih pada gedung asrama.

PEKA  (proses penulisan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang