Kira kira aku memang melepaskan, tapi ketahuilah aku masih tak rela.
Magis pov's
Dia kembali, mendatangkan rindu dan lara bersemu. Lagi lagi dia mengungkit kenangan lebih dalam. Mengorek hubungan kami dulu, Aku hanya menghela kasar. Sepekan yang lalu dia kembali, mengatakan hal diluar dugaan.
Flasback on
Still Magis pov's
15.06.2017
Aku mengambil ponselku, mengetik pesan singkat untuk catrine. Selama mengetik, hatiku sedang tidak tenang, pasalnya aku sedang duduk di rumah dahulu yang menyimpan kenangan. Aku merutuki diriku, kenapa aku tak melihat dimana alamatnya terlebih dahulu baru pergi. Sekarang aku berhadapan dengan dia, tak ada yang berubah, hanya saja rambut jambangnya tumbuh berantakan, tapi tetap saja masih tampan.
"apa maria ada disini?" Itu pikirku
Dia terlihat diam, sesekali melirik kearahku. Ravi, mantan suamiku. Dia sedang duduk dengan kaos putih dan juga celana jeansnya. Aku bersumpah, sekarang dia lebih dewasa dan tampan. umur kami terpaut 5 tahun, mungkin dia sekarang 28. Tubuh jakungnya, rambutnya yg selalu berantakan tapi terlihat seksi. Matanya bermanik coklat itu, juga bibirnya dan rahangnya yang kokoh. Semua masih sama, yang beda sekarang adalah perasaan kami.
Dia mulai mengetuk meja, dan menatapku intens. Aku hanya melirik sebentar dan langsung menunduk, katakan aku pecundang, tapi aku tak bisa membalas tatapannya.
"lagi lagi terdiam" Ungkapnya dengan senyuman simpul.
Aku membalas senyum tersebut, lidahku berperang dengan pita suaraku, yang hasilnya aku tak bisa mengeluarkan suara. Lagi lagi dia menatapku, menyalurkan aura lembut.
"jangan terpengaruh"Pikirku
Aku menutup kedua mataku, mencari oksigen yang entah kenapa hilang. rasanya waktu menjadi lambat, dan keadaan makin sunyi. dia tetap diam, tapi setelahnya aku mendengar helaan nafas.
"apa kabar?" Tanyanya
"baik" Jawabku
Dia terdiam, tapi gerakannya gelisah. Matanya mencari cari sesuatu untuk dikatakan.
"dulu kamu sering ketiduran, saat nunggu aku pulang." Ucapnya
Ingatan itu kembali lagi, membuka lembar lembar terdahulu. Menujukkan suatu hubungan yang dulu, memutar kaset yang sudah lama disimpan.
"kamu sering siapkan makanan, walaupun diakhiri dengan asap hitam didapur" Ungkapnya lagi, kulihat dia terkekeh kecil.
"kamu selalu mengucapkan selamat kerja" Sambungnya tersenyum
Aku memegang rok sepanku, meremasnya hingga tak berbentuk. Aku tak bisa berhadapan denganya lebih lama, bisa bisa hatiku dan pikiranku diambil alih olehnya.
"sudah lama ya." Ucapnya menampilkan smirk diwajahnya.
pipiku merona, suhu badanku memanas. Tanganku sudah mengeluarkan keringat.
"apa dia sudah tau?" pikirku
aku menyembunyikan hal besar kepadanya, dia tidak boleh tau dan tak usah tau. aku menghela kasar, kulihat wajahnya mentapku intens. aku membalas tatapannya, seperkian menit aku menatap manik coklatnya. dia tersenyum melihatku, menampilkan senyum kecil menusuknya dulu.
"magis, aku rindu."