Chapter one

22.7K 1.3K 33
                                    

Seperti layaknya seorang pangeran. Setiap ia berjalan selalu menjadi pusat pandangan semua orang. Tampan ? Kaya ? Semua ia miliki. Bahkan kulit mulus walaupun masih ada rambut layaknya seorang pria pun ia dapatkan. Dia tak pernah merawat dirinya dengan sebuah cairan untuk memuluskan kulit ataupun mencerahkan kulitnya. Karena kulitnya memang cerah alami. Kepopulerannya tak bisa dijelaskan. Semua tahu siapa dia. Hanya tinggal disebutkan nama depan saja pasti semua mengetahuinya. Semua gadis bermimpi untuk dapat dikencaninya. Bahkan walaupun menjadi teman semalam saja mereka akan rela. Jangankan gadis, janda di dekat rumahnya pun akan menerima ajakannya seandainya dia mengajak. Tidak hanya wanita, para pria yang menyukai sesama jenisnya pun pasti berkeinginan untuk dimiliki olehnya. Mata semua orang selalu memperhatikan dia saat ia berjalan. Bak seorang model yang berjalan di atas oanggung dengan sorotan lampu. Bagaikan seorang pangeran kerajaan yang baru menginjak tanah diluar kerajaan.

Bryce Victor. Ya dia. Biasa dipanggil dengan panggilan Bryce. Laki-laki sembilan belas tahun dengan kenakalannya dan kepopulerannya. Mendengar kata Victor atau lebih tepat sebuah nama keluarga. Nama yang begitu terkenal karena keluarga Bryce adalah keluarga oengusaha yang sangat sukses. Perusahaan yang ada dimana-mana juga keluarga yang sangat tersohor. Ya, semua kekayaan Bryce berasal dari kekayaan kelusrganya pula. Tentang kenakalan Bryce, orangtuanya sudah tahu bagaimana sifat anaknya tersebut. Orangtuanya sudah berusaha agar anaknya berubah menjadi seseorang yang baik. Tapi sia-sia. Sepertinya Bryce sangatlah kebal dengan apapun. Bagaimanapun orangtuanya memarahinya, menasehatinya. Bryce hanya akan memasukkan semua itu lewat telinga kanan dan langsung dikeluarkan lewat telinga kiri. Bryce adalah seorang pria yang sangat susah untuk dikendalikan oleh orang lain. Tapi hanya pada satu oranglah dia akan berbeda sikap. Dia hanya akan bersikap baik pada kakak perempuannya. Kedekatan Bryce dengan kakaknya melebihi kedekatan Bryce dengan kedua orangtuanya. Setiap hari Bryce selalu bercanda bersama kakaknya. Apapun keluh kesah Bryce, kakaknya selalu tahu. Jessica, dialah seorang kakak yang sangat penting bagi Bryce. Dengan orangtua ? Bryce tidaklah begitu dekat dengan ayah atau ibunya. Orangtuanya merupakan orang yang sangat keras dalam bekerja. Bagi mereka waktu adalah uang. Selagi mereka sehat, bekerjalah yang sangat mereka pentingkan. Perhatian ? Mr dan Mrs Victor menganggap kalau semua barang juga apapun kemauan anak-anaknya akan diberikan. Itulah bentuk perhatian mereka. Karena mereka bekerja juga untuk kesejahteraan keluarga mereka.

Bryce jarang sekali pulang kerumah sore hari. Ia selalu pulang larut malam. Ia sangat menikmati masa mudanya. Ia beranggapan selagi dia masih muda dan belum menyentuh dunia pekerjaan, apapun akan ia lakukan untuk menyenangkan dirinya dimasa muda.
Seperti malam ini, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tapi Bryce tampak masih bersenang-senang dengan teman-temannya disebuah tempat penuh gemerlap lampu juga musih kencang yang membuat smeua orang bergoyang mendengarnya.

Steven, Gerald, dan Anthony. Mereka bertigalah teman yang sangat dekat dengan Bryce. Mereka bertiga juga dari keluarga kaya. Mereka juga seorang pemain seperti Bryce. Tidak cukup mempunyai kekasih satu.

"Apa kalian tidak bosan ha ?!" Teriak Gerald pada ketiga temannya. Ketiganya hanya minum dan bergoyang mengikuti alunan musik yang terdengar kencang.

"Lumayan. Kenapa ?" Tanya Bryce balik.

"Ya benar. Tanpa wanita disini sangatlah bosan." Tambah Anthony.

"Bagaimana kalau main permainan saja." Usul Gerald. Disini Gerald lah yang sedikit kekanakan. Setiap merasa bosan ia akan selalu mengajak yang lain bermain permainan. Tapi bukansebuah permainan anak-anak. Walaupun nantinya akan terlihat seperti permainan biasa, tapi yakinlah tantangan yang diberikannya tidak pernah main-main. Gerald melihat semua temannya mengangguk. Kini dia menyingkirkan botol minumanberalkohol diatas meja. Menyisakantempat kosongditengah. Dia mengambil sebuah botol kosong dan meletakkannya di tengah meja. Semua temannya hanya bingung melihat apa yang dilakukan Gerald.

Impossible (m-preg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang