Chapter three ( END )

18.3K 1.3K 79
                                    

Satu bulan sudah perjuangan William untuk menaklukan seorang Bryce. Segala cara ia lakukan agar Bryce menjadi miliknya. Hingga William memerintahkan seseorang untuk mengikuti kegiatan Bryce bahkan sampai kerumahnya juga. William harus mendapatkan semua informasi tentang Bryce. Dari sanalah ia tahu dimana pria yang disukainya tinggal. Ralat, sekarang mungkin William tidak menyukai Bryce. Tapi ia mencintai seorang Bryce. Saat tahu dimana tempat tinggal Bryce, dia senang. Bahkan rasanya tak sabar untuk datag kerumahnya. Tapi, saat tahu bahwa Bryce mempunyai seorang anak, pikirannya kemana-mana. Ia beranggapan kalau Bryce telah memiliki seorang kekasih. Atau mungkin seorang istri. Tapi, William tak berhenti di situ saja. Ia mencari tahu siapa kekasih Bryce. Mungkin kalau ia mengetahui kekasih Bryce. Ia akan siap melenyapkan penghalang tersebut. Ya, William akan menyingkirkan parasit yang menghalangi tujuannya. Bagaimanapun itu caranya. Ia harus mendapatkan orang yang dicintainya. Hingga orang yang ia perintah untuk mencari tahu memberitahunya bahwa Bryce sama sekali tidak mempunyai seorang kekasih. Bahkan ia mendapatkan informasi kalau Bryce belum pernah menikah apalagi mempunyai anak.
William terus berpikir keras. Hingga ia mendapatkan jalan. Ia harus bertanya pasa tetangga Bryce. Ya, dirinya tahu kalau pria yang dicintainya snagat dekat dengan tetangganya. Mungkin sana orang tersebut tahu.
Pada akhirnya disinal William. Dengan pakaian formalnya, ia berdiri didepan pintu dan mengetuk pintu. Menunggu seseorang membuka pintu rumah yang masih tertutup tersebut.

Cklek...

Pintu didepannya terbuka. Terlihat seorang wanita yang sudah berumur. Wanita tersebut tampak bingung. Sedangkan William memasang senyuman diwajahnya.

"Apa benar anda Ny.Emma ?" Tanya William. Emma mengangguk.

"Ya saya sendiri. Ada apa ? Ah silahkan masuk dulu. Tak sopan jika berbicara di depan pintu." William mengangguk. Ia masuk kedalam rumah tersebut.

"Maaf rumah saya jelek." Ucap Emma dan mempersilahkan William untuk duduk. William hanya tersenyum dan duduk.

"Saya langsung ke intinya saja. Apa Bryce sudah mempunyai kekasih ?" Tanya Eilliam langsung pada intinya.

"Tidak. Jangankan seorang kekasih. Dia saja tidak dekat dengan siapapun." Jawab Emma.

"Lalu anak kecil itu ?"

"Ah Brady ? Dia memang anak kandung Bryce." William mengangguk. Ternyata nama anak Bryce adalah Brady. Tapi masih banyak rasa penasaran dia.

"Bagaimana bisa ?

"Tunggu dulu. Sebenarnya anda siapa ?" Tanya Emma. Ya dia tak akan mudah memberitahu apa yang sebenernya terjadi pada Bryce. Apalagi dengan orang yang belum ia kenal.

"Saya adalah kekasih Bryce sejak dulu. Ya mungkin lebih tepatnya..."

"Kau kekasih Bryce ?" Potong Emma. William mengangguk.

Plak...

Satu tamparan mendarat dipipi kanan William. William terkejut. Jujur ia emosi. Ingin marah tapi harus menahannya karena wanita didepannya ini adalah sumber informasi baginya.

"Kau ! Bajingan ! Bangsat !" Maki Emma. Ia emosi saat William mengaku sebagai kekasih Bryce. Ya, dia beranggapan bahwa inilah orang yang tidak bertanggung jawab.

"Kenapa anda memaki saya ?!"

"Sebentar." Emma berdiri dan pergi meninggalkan William. William hanya melihat bingung pada Emma.
Tak lama, Emma kembali dengan menggandeng seorang anak kecil laki-laki. William menduga bahwa itu adalah anak Bryce.
Emma duduk ditempatnya lagi dan memangku Brady.

"Bibi. Dia siapa ?" Tanya Brady. Emma hanya menggelengkan kepala pada Brady. "Ah bibi jawab Blady !"

"Nanti sayang." Jawab Emma. "Perhatikan anak ini. Apa yang kau lihat ?" Lanjut emma. Sesuai perintah Emma, William memperhatikan dengan seksama wajah Brady. Mulai dari rambut, mata, hidung, bibir. Hingga ia tersadar akan satu hal.

Impossible (m-preg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang