Chap. 15

8.7K 836 146
                                    


"Jen?"

"Iya Jaemin sayang?"

Pipi jaemin merona.

Dia belum terbiasa dipanggil seperti itu.

"Hm? Pipinya kenapa jadi merah?" goda Jeno.

Acara televisi yang ia tonton rasanya sudah begitu garing. Meskipun para pelawaknya melucu sedari tadi, mereka tidak sanggup membuat Jeno fokus.

Ini disebabkan oleh lelaki manis yang menyandarkan kepala di pundaknya. Entah kenapa Jaemin bergerak-gerak terus seperti tidak nyaman.

"Hmm aku kelewat seneng aja," jawab Jaemin jujur.

Jeno terkikik. Sifat ceplas-ceplos Jaemin itu, Jeno suka sekali. Ia senang dengan fakta bahwa Jaemin-nya ini jarang sekali menyembunyikan sesuatu darinya.

"Acara televisinya seru sekali ya jen?" tanya Jaemin tiba-tiba.

Jeno  menoleh ke arah Jaemin. Lelaki manisnya itu cemberut.

Oh, apa Jaemin daritadi merasa tidak dipedulikan olehnya?

Bukannya bertanya, Jeno malah mencubit pipi kekasihnya yang sedang menggembung itu.

"Y-yah!"

"Aigoo, kamu ini, sama tv aja cemburu eoh?"

Jaemin berusaha melepaskan cubitan Jeno, "Hngg sakit Jen!"

Jeno langsung melepaskan cubitannya dan spontan mencium pipi empuk si lelaki manis.

"Uuu, maaf sayang, aku pikir tadi cubitannya nggak terlalu keras.." dan kemudian mengelus pipi yang sudah merona itu.

"E-ekhem, se..sebenarnya nggak sesakit itu kok," Jaemin salah tingkah. Jeno terlalu gentle menurutnya,
"Aku cuma cemburu sama tv-nya."

Jeno mengambil remote dan langsung mengecilkan volume tv-nya.

"Jadi, sudah kukecilkan volume-nya, jangan cemburu lagi dengan tv-nya ya," kata Jeno mengecup pucuk kepala Jaemin.

Jaemin terkikik. Tidak tau harus bagaimana menyembunyikan perasaan senangnya.

"Un!" Jaemin mengeratkan pelukannya pada Jeno. "Soalnya...ada banyak hal yang harus kita bicarakan kan?"

Jeno yang sedang merapihkan ujung-ujung rambut Jaemin yang berantakan itu melebarkan matanya.

"Hm, benar juga."

Jeno menyamankan posisinya dengan Jaemin. Menaruh atensi penuh pada lelaki manis di hadapannya. Karena dia tahu, ini saatnya bicara serius.

"Renjun bagaimana? Kamu kok tega Jeno?"

Dari berjuta persoalan yang harus mereka bahas, satu kalimat pertanyaan itulah yang meluncur pertama dari mulut Jaemin.

Lelaki manis itu cemberut sendiri menanyakan hal tersebut. Jujur saja ia masih tidak enak dengan Renjun yang notabene masuk dalam permainan Jeno.

Padahal lelaki berambut merah itu 'kan, ada perasaan pada Jeno.

"Dia suka padamu Jen, kamu tahu itu, dan kamu tetap membiarkannya melakukan apa yang kamu mau?"

Jeno menatap Jaemin yakin, "Iya."

Jaemin memukul lengan kanan Jeno, "Kenapa? Kamu tega. Kamu mempermainkan perasaannya tahu."

Jeno menghela napas, lalu melingkarkan lengan kanannya di pinggang Jaemin, "Karena aku percaya aku bisa mendapatkanmu."

"Maksudmu?" tanya Jaemin tidak mengerti.

"Aku membuat perjanjian dengannya. Kalau pada akhirnya aku nggak bisa dapetin kamu, katanya, aku harus belajar untuk suka dengannya."

Aku Ini Siapamu? It's Jeno x Jaemin (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang