Sial, aku terlambat. Aden pasti sudah bangun sekarang. Hari ini aku kesiangan, seharusnya aku tidak perlu tidur saja daripada terlambat. Memang tidak mungkin rasanya membereskan semua barang di kamar kosku dalam hitungan jam. Alhasil aku memutuskan untuk tetap menyewa kamar kosku, meski tidak akan kutempati untuk waktu yang cukup lama.
"Selamat pagi, Nona Wood," sapa seorang pelayan yang membukakan pintu untukku. Aku berterima kasih dan bertanya apakah Aden sudah bangun. Benar saja, pelayan tersebut berkata kalau Aden sudah bersiap untuk turun dan sarapan. Mereka menyuruhku untuk langsung ke ruang makan menemui Abby dan Jake yang telah menunggu. Tas yang kubawa segera diambil oleh Jasper. "Segera ke ruang makan denganku. Tuan Muda sebentar lagi akan turun sarapan, dia pasti akan mencarimu, Lexa. Tas kamu akan diurus oleh Maya."
"Selamat pagi, Tuan Jake dan Nyonya Abby," aku mengucapkan salam dan sedikit membungkuk pada mereka. Jake dan Abby tersenyum hangat padaku.
"Selamat pagi, Lexa. Jake, perkenalkan ini adalah pengawal pribadi baru keluarga kita," Abby memperkenalkan aku pada Jake. Jake tampak begitu ramah, dia langsung berdiri menyambutku dan mengulurkan tangan. Aku menjabat tangan Jake dan memperkenalkan diriku, "Alexandra Wood. Panggil saja Lexa. Nice to meet you, Sir."
"As well, Lexa."
"Kak Lexa!" teriak Aden memanggilku, lalu berlari, dan memelukku. Aku membalas pelukan Aden dan menupuk punggungnya.
"Good morning, buddy. Ayo, sebaiknya kamu segera sarapan. Kamu sekolah hari ini?" Aden melihatku dan menggelengkan kepalanya. "Oma Abby bilang aku sebaiknya istirahat dulu di rumah. Besok aku akan masuk sekolah kalau aku tidak kembali demam, tapi aku yakin sudah sehat," jawab Aden bersemangat.
"Good boy. Ayo, duduk dan mulailah sarapan, Aden." Aden mengangguk dan segera menarik tanganku menuju meja makan. Dia menyuruhku untuk duduk di kursi sebelahnya. Aku menggelengkan kepalaku.
"Duduklah, Lexa," perintah Jake padaku. Aku menuruti perintah itu dan duduk di sebelah Aden.
"Aden, rotinya mau menggunakan selai atau telur?" tanya Abby pada Aden.
"Kak Lexa lebih suka makan roti menggunakan selai atau telur?" tanya Aden padaku. Aku langsung melihat pada Abby, dan dia hanya tersenyum dan mengangguk padaku.
"Ehm... Aku suka keduanya. Apa pun selama itu bisa kumakan, akan kumakan. Jadi sungguh tidak masalah mau isi selai atau telur," jawabku pada Aden.
"Nah, sekarang Aden jawab pertanyaan Oma Abby. Aden mau selai atau telur?" bukannya menjawab, Aden malah mengambil botol selai nanas, strawberry, coklat, dan jeruk lalu memberikan padaku.
"Kak Lexa coba semuanya, lalu beritahu Aden mana yang paling Kak Lexa suka," Aden kembali berbicara padaku. Dia membuka semua tutup botol selai itu dan mengambil pisau oles sejumlah botol selai yang dia wajibkan aku untuk mencoba. Aku menghela nafasku sebelum kemudian menghentikan aktivitas yang dikerjakan Aden.
"Aden, seriously. Untuk apa kamu melakukan ini? Ada yang mau kamu tanyakan?"
"I just wanna do some experiment."
"On me?" aku bertanya meyakinkan. Eksperimen macam apa yang mau dia lakukan padaku dengan berbagai jenis selai ini. Belum Aden menjawab, Jake telah tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya. Abby hanya menggelengkan kepalanya.
"Aden, jangan bermain dengan makanan. Ayo segera makan rotimu. Oma sudah oleskan nutella untukmu," Abby menegur perilaku Aden dan memberikan dua potong roti yang telah dioles dengan nutella di sebuah piring. Aku yang masih kebingungan, melihat pada Aden, Jake, dan Abby secara bergantian.
"Aden sebenarnya hanya ingin tahu apakah ada orang dengan selera seaneh Clarke mengenai selai dan roti," ucap Jake setelah dia berhasil meredakan tawanya.
"Siapa yang aneh?" suara merdu dan lembut seorang perempuan terdengar dari pintu ruang makan. Aku menengok dan damn. Apakah aku sedang melihat seorang malaikat yang baru saja terbangun dari surga mimpinya. Rambutnya yang masih terlihat acak-acakan, kaos putih kebesaran, serta celana yang super pendek menunjukkan kakinya yang jenjang. Damn... This girl is really hot.
Dia berjalan sambil menggosok-gosok matanya yang masih mengantuk. Dengan mata setengah terpejam dia duduk di samping Abby. Sepertinya dia belum menyadari kehadiranku.
"Tante Clarke sebaiknya mandi dulu. Malu dilihat Kak Lexa. Tante nanti kalah cantik dengan Kak Lexa lho, terus Bellamy jadi suka sama Kak Lexa deh nanti. Ah, aku sih gak mau Kak Lexa dengan Bellamy. Lexa is too cool for Bellamy, even for you Aunt Clarke," Aden mengucapkan kata-kata itu dengan tampang yang sangat polos dan berhasil membangunkan Clarke sepenuhnya.
"Kamu! Kamu lagi! Apa yang kamu lakukan pagi-pagi di rumahku?" Clarke langsung meneriakiku seperti aku ini seorang maling saja. Menunjuk-nunjuk wajahku dengan jarinya yang tampak begitu indah. Aihh, apalah aku ini. Dia sedang marah padaku, aku malah masih sibuk mengaguminya.
"Clarke!" suara Jake memenuhi seisi ruangan. Clarke langsung diam dan kembali duduk di kursinya.
"Perkenalkan Lexa Wood, dia akan menjadi salah satu pengawal pribadi keluarga kita, dan papa tidak mau dengar kamu membentak-bentak dia seperti tadi. Kalau kamu ada masalah dengan Lexa selesaikan baik-baik," ucap Jake pada Clarke yang terus menatapku dengan tajam. Kalau pandangan mata bisa menusuk seperti pisau, kurasa saat ini aku sudah mati oleh tatapan perempuan di hadapanku ini.
Sekilas aku melirik Aden yang sedari tadi juga hanya diam. Tangannya gemetar dan wajahnya menunduk, dia pasti merasa ketakutan saat Jake dan Clarke berteriak tadi. Aku menggenggam tangan Aden dan dia melihatku. Aku membelai kepalanya dan tersenyum, berusaha menenangkannya. "Its okay. I'm here," bisikku pada Aden. Aden mengangguk dan melanjutkan menghabiskan rotinya.
"Lexa, apa kamu sudah sarapan?" tanya Abby padaku. Aku menggeleng. Abby kemudian menyodorkan sepiring roti dan menyuruhku memilih isiannya sendiri. Baru saja aku menyentuh botol selai coklat yang tadi diletakkan Aden di hadapanku, kudengar suara Clarke berkomentar.
"Pengawal tidak seharusnya duduk semeja dengan kita, apalagi sampai sarapan bersama kita," ucap Clarke dengan ketus meski dia sibuk mengoleskan selai nanas pada rotinya. Aku cukup tahu diri dan langsung berdiri dari meja makan. Aku berdiri di belakang Aden persis seperti yang dilakukan oleh seorang lelaki yang bediri di belakang Clarke, dan entah sejak kapan lelaki itu ada di sana. Ah, sepertinya aku harus mulai melatih kewaspadaanku kembali. Akhir-akhir ini aku terlalu lengah dengan keadaan sekitarku. And that's a big no no for a bodyguard.
"Lexa, duduk. Selesaikan sarapan kamu. Clarke, kalau kamu tidak suka sebaiknya kamu diam saja atau kembali ke kamarmu dan mandi. Mama yakin setelah kamu selesai mandi, Lexa sudah selesai sarapan bersama kami. Jadi tidak ada masalah kan," ucap Abby dengan tegas. Kulihat Clarke selesai mengoles kedua rotinya, tapi wait. Yang satu dengan selai nanas dan yang satu dengan selai strawberry, lalu dia menyatukan keduanya. What a weird way to eat your bread.
"Clarke kembali ke kamarmu dan segera mandi. Ini perintah," ucap Jake dengan tegas. Clarke melihat Jake dan Abby kemudian membawa piringnya dan dengan bersungut-sungut meninggalkan ruang makan. Dia berjalan menghentak-hentakkan kakinya seperti anak kecil. Wow, she is really a spoil brat princess eh.
"Maaf mengenai Clarke, Lexa. Saat masih kecil, dia adalah anak yang sangat manis dan baik hati. Entah bagaimana sejak remaja dia berubah menjadi anak yang sangat manja dan semaunya. Berlaku sesuka hatinya tanpa peduli perasaan orang lain," Abby menghela nafas di ujung perkataannya.
Aku menganggukkan kepala singkat dan tersenyum pada Abby, menunjukkan kalau aku memaklumi sikap Clarke. Sepanjang hari kemudian aku menemani Aden bermain dan mengantarnya membeli beberapa mainan baru di mall milik keluarga Griffin. Sungguh keluarga kaya raya seperti Griffin memang memiliki segalanya, tidak heran anaknya menjadi semanja Clarke. Semoga saja Aden tidak tumbuh dewasa dengan sikap seperti Clarke.
*******************
PENTING!!
Cerita ini sudah selesai atau tamat, dan telah diterbitkan dalam bentuk ebook. Bila kalian tertarik untuk membaca versi lengkapnya, bisa membeli ebook ini melalui Inbox, DM Instagram, atau melalui account resmi Relex Imagi.
Salam,
LoChHart
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Princess (COMPLETED)
Fanfiction[Masuk dalam daftar bacaan Raibow Pride LGBTQ+ Indonesia] --- Highest #1 in girlxgirl --- --- Highest #2 in lesbian --- --- Highest #2 in au --- --- Highest #2 in yuri --- --- Highest #7 in LGBT --- Mengapa jantungku berdebar saat mata kami beradu? ...