“Mereka kelihatannya kuat!”
“Pak Zatar saja harus bertahan, tentu saja mereka lawan yang tangguh!”
Aku sependapat, tapi sekarang bukan saatnya memikirkan hal itu. Tanpa basa-basi, aku langsung mengambil White Tornado Swordku, dan bersiaga.
“Filia dan Lilia serang mereka, aku akan membantu Pak Zatar!”
Garald langsung melompat ke depan pak kepsek dan melindunginya dengan tameng miliknya.
“Lilia, jangan buang waktu lagi!”
“Baik! Enchantement : Fury!”
Lilia langsung melompat ke tengah-tengah penyusup itu. Tidak kusangka barisan para maling, ah maksudku penyusup itu langsung berantakan ketika Lilia mendarat ditengah mereka.
“Giliranku, ya? Menarilah wahai angin! Whirlwind!”
Dengan memanfaatkan kekacauan, aku langsung mengunakan Whirlwind untuk mengobrak -abrik mereka.
“Cih, anak-anak ini menyebalkan”
“Kalian bisa menahan mereka 10 menit? Aku akan mengambil sesuatu!”
“Baik, pak!”
Ketika Pak Zatar berkata 'menahan mereka', aku tahu mereka tidak bisa dianggap remeh. Oleh karena itu aku semakin memperkuat kuda-kuda dan pengawasanku.
“Lilia, Filia jangan lengah!”
Garald langsung memperkuat posisinya, Lilia pun bersiaga. Aku bersyukur temanku tidak sebodoh itu untuk maju kedepan dan mengamuk.
“Kalian rupanya tidak meremehkan kami, ya, hahaha. Kurasa pilihan kalian tepat”
“Hati-Hati! Ia ingin melakukan sesuatu”
Aku dan Lilia mundur ke belakang Garald, ia pun langsung memperkuat Energy Shield dan Physical Shieldnya.
“Mari kita lihat seberapa lama kalian bertahan. FLINT-STONE BARRAGE!!!”
Tiba -tiba banyak sekali batu tajam seukuran telapak tangan di udara, batu-batu itu dilempar ke arah kami seperti hujan panah. Batu itu sangat banyak sampai shield Garald tertembus, bahkan ia terluka. Ini buruk, mereka memang lawan yang sangat tangguh.
“Tidak ada pilihan lain! Garald, Lilia, aku akan serius!”
“Baiklah, jika itu maumu!”
Lilia dan Garald langsung bertahan di belakang sementara aku menyerang
“Sekarang mari kita lihat apa yang kau punya gadis kecil, hahaha”
“Lihat saja! Mengamuklah wahai angin! WIND STORM!”
Aku menggunakan elemen angin dari White Tornado Sword untuk menciptakan badai, kekuatannya sungguh besar, bahkan atap sekolah terbang-terbangan. Sepertinya aku harus mengganti atap-atap itu.
“Kau menyebalkan sekali, bocah!”
Aku tetap menjaga posisiku, kurasa mereka punya sesuatu untuk ditunjukan. Tiba-tiba Badai angin yang kuciptakan lenyap tanpa sisa, kecuali benda-benda yang terbang tadi.
“Kurasa cukup sampai disini! Aku akan mengakhiri ini dan mengambil benda itu”
“Benda itu???”
Aku terus menjaga posisiku, sedangkan Lilia menunggu saat mereka lengah walau itu akan sulit.
“Enchantement:Strength!!!”
Dua dari maling itu tiba-tiba melakukan Enchant kepada dua orang lainnya. Mereka berdua mengeluarkan senjata mereka yamg berupa pedang besar. Sial, harusnya aku membawa perisaiku.
Aku maju dan menghadapi mereka berdua, sementara Garald dan Lilia bertahan dari serangan dua penyihir maling. Aku memfokuskan seranganku ke satu orang, ketika seorang lainnya berusaha menyerangku dari belakang, Lilia melemparkan tombaknya dan berhasil memutuskan tangan kanannya. Mereka berempat sangat marah, kuharap mereka tidak dendam.
“Aku tak akan menahan diri lagi, sebaiknya kalian bersiap untuk ronde terakhir!”
Aku hanya menyerngitkan dahiku. Rasanya kesal, mendengar kata-kata mainstream penjahat yang selalu kalah, tapi aku tetap saja harus hati-hati melawan mereka.
“Maaf membuat kalian menunggu!”
Ketika aku memasang kuda-kuda menyerang, tiba-tiba bapak kepsek datang dengan tank kelas berat berwarna hijau yang canggih.
CHAPTER 3 END
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Fall
FantasyDunia ini memang penuh misteri, tapi seiring waktu akan terungkap, namun apakah ada rahasia yang tak mungkin terungkap?