UNEXPECTED ENCOUNTER

49 6 6
                                    


Jakarta

7.30 AM

Terlihat seorang perempuan tengah berlari sambil memegang tas dan kamera yang di kalungkan di lehernya. Ia terlihat sangat terburu-buru sekali, "Permisi-permisi!" Ucap perempuan itu masih berlari dan mendorong pelan orang-orang yang menghalangi jalannya. Sampai akhirnya ia sampai di suatu universitas, ia terhenti sejenak kemudian melihat keatas universitas itu, dan berlari lagi.

Mungkin karna saking terburu-buru nya ia tak sengaja menabrak seseorang, dan orang itu terlihat sangat marah, "Eh, kalo jalan liat-liat dong!" bentak nya kepada perempuan tadi yang menabraknya.

"Sorry sorry, gue telat soalnya." Bela nya sambil mengambil dan merapikan isi tas yang terjatuh tadi.

"Gue gak perduli, mau lo terlambat atau gak yang penting lo-" Ucapan laki-laki itu terhenti karna perempuan itu langsung mengambil langkah seribu saat ia sudah selesai merapikan isi tas nya.

"Maaf maaf.. Tapi nanti aja lagi, kalo mau ngobrol!" Teriak perempuan tadi yang tengah berlari sambil menoleh ke belakang.

Laki-laki tadi menautkan alis nya terkejut mendengar perkataan perempuan yang menabraknya, "What?! Gua sama sekali gak ada maksud ngobrol sama lo anjir. Kepedean banget." Balas nya teriak walaupun perempuan itu tidak terlihat lagi, laki-laki itu mendesah kesal dan memutuskan untuk pergi.

***

"Aduhh.. Untung aja tadi guru nya belum masuk, kalo udah masuk mati gue!" Ucap seorang perempuan yang tak lain dan tak bukan, adalah perempuan tadi pagi yang sudah menabrak seorang pria di koridor kampus nya. Ia berjalan sambil meratapi nasib baik nya yang masih berada di pihaknya.

Sambil memegang kamera nya, ia pun iseng iseng mengangkat kamera nya dan mencoba untuk membidik untuk sebuah gambar. Ia masih terus melihat-lihat, mencari-cari pemandangan yang dikira nya cukup bagus untuk di bidik, ia mengarahkan tangannya mencari pemandangan yang cocok, lalu mulai mengambil beberapa gambar.

"He! He! Lo lagi foto gue ya!" Ucap seseorang laki-laki yang tadi di tabrak oleh nya.

Perempuan itu menunjukkan ekspresi jijik nya, "Ihhh, ew...kepedean banget sih lo! Gue tuh cuma nyari-nyari gambar pemandangan yang bagus doang!" Omelnya. "Lagian juga, kamera gue nanti bisa rusak secara tiba-tiba kalo ada foto lo disini!" Lanjutnya, laki-laki yang sedang duduk di rumput hijau tadi itu pun berdiri dan menghampiri perempuan yang sedang mengambil gambar tadi.

"Masa sih?" Goda nya, perempuan itu menunjukkan ekspresi jijik dan mengambil beberapa langkah untuk menghindar. Namun, secara tiba-tiba laki-laki itu menariknya pergi, perempuan itu pun berteriak kecil karena kaget dan hampir saja terjatuh. Ia ditarik kedalam kedai kopi, kemudian laki-laki itu dengan kasar mendorong nya ke tempat duduk.

"Udah narik anak orang tiba-tiba, terus sekarang kasar banget lagi.." Kata perempuan itu dengan ekspresi muka yang sangat penuh kejengkelan. Laki-laki tadi pun hanya menanggapinya dengan mengangkat kedua bahunya lalu memanggil pelayan. Seorang pelayan datang dengan pakaian jeans dan kemeja juga memakai slayer di kepalanya yang terlihat sangat santai.

"Satu Cappucinno, lo?" pelayan itu pun menulis pesanan laki-laki tadi dan mengalihkan pandangannya kepada perempuan yang ada di depan laki-laki itu.

"Satu hot chocolate, terima kasih." Pelayan itupun langsung menulis pesanan selanjutnya dan munundukkan tubuh nya sedikit lalu pergi. Laki-laki itu pun menoleh kearah perempuan tadi, perempuan tadi yang melihat sikap laki-laki itu pun menunjukkan ekspresi takut dan aneh nya.

"Apa lo liat-liat!" Semprot perempuan tadi dengan tiba-tiba membuat laki-laki yang didepannya itu tersentak kaget.

"Serem banget sih lo." Laki-laki itu memandangi perempuan tadi dengan bergidik ngeri. "Well, karna lo udah berbuat kesalahan, dengan menabrak gue tadi pagi, lo harus menembus kesalahan itu sekarang!" Ujar laki-laki itu mampu membuat perempuan yang ada dihandapannya membuka mulutnya lebar terkejut.

"What?! Apa-apaan nih! Jangan-jangan lo mau meras gue doang lagi! Jangan macem-macem ya! Gue bisa laporin ke polisi sekarang nih!" Ucap perempuan itu yang sekarang berdiri dan tengah bersiap untuk pergi kemudian melaporkan laki-laki yang ada di depannya. Suara nya yang meninggi tadi pun membuat sejumlah orang yang ada di kedai itu memusatkan perhatiannya kemeja mereka. Laki-laki itu pun menahan malu ketika di bicarakan oleh sejumlah orang di dalam kedai itu.

"Eh dengerin dulu maksud gue! Gue gak bermaksud untuk memeras lo sama sekali! Lo kira gue orang miskin apa. " Laki-laki itu menarik tangan perempuan yang sekarang tengah berdiri dan menjadi pusat perhatian di dalam kedai itu.

"Gue cuman pengen lo jadi photographer buat ulang tahun adik gue aja." Jelas nya. Laki-laki itu membuang muka dari perempuan yang tengah terkejut.

"Yang bener lo? Jangan tipu-tipu." Laki-laki itu mengendus sebal.

"Siapa yang mau tipu-tipu sih. Lo liat tampang gue. Emang muka ganteng gini ada apa muka kriminal nya?" Ujar laki-laki tadi sambil memasang senyum sok kegantengannya itu.

"Dih, geli banget gue. Lagian emang lo mampu? Gini-gini fee gue buat jadi photographer mahal, hehe." Perempuan tadi tertawa mengejek.

"Yaelah, berapa sih? Lu gue bayar juga mampu gue." Seketika perempuan tadi menginjak sepatu laki-laki itu dengan keras. Suara mengerang pun menggema di ruangan tersebut.

"ANJIR. GILA. SAKIT WOI." Laki-laki tadi meringis kesakitan sambil meloncat-loncat dan memegang kakinya.

"Lagian lo songong banget sama gue. Anyway, nama lo siapa?"

"Panggil aja, Sayang." Ujar laki-laki tadi menunjukkan senyum genitnya.

"SUMPAH, GELI BANGET IH."

"Hehe, bercanda. Gue Arya. Lo?"

"Gue Jasmine." Pembicaraan mereka terhenti karena datang pelayan yang membawa pesanan mereka.

"Terus jadi nya gimana soal Ulang Tahun adik lo tadi?" Arya menoleh dan tersenyum. Ternyata ini manusia bisa tersenyum juga pikir Jasmine.

"Gampang kok, lo ambil foto aja. Mengabadikan moment-moment adik gue tersayang." Kata Arya dengan nada yang dibuat berlebihan. "Ulang Tahunnya 2 hari lagi. Alamat rumah nya nanti gue sms lo. Masukin nomor lo nih." Menyodorkan ponsel nya ke Jasmine, perempuan itu pun dengan sigap mengambil dan menulis kan nomor ponsel nya.

"Awas modus sama gue lo." Jasmine memberikan ponsel Arya kembali. Arya pun tertawa keras mendengar lelucon yang kekanak-kanakkan keluar dari mulut Jasmine

"Bercanda lo serem banget." Arya tetap tertawa dan Jasmine hanya memandangi Arya dengan tatapan kesal.

"Ah, yaudah gausah jadi tadi lah. BYE. Sana cari photographer lain aja." sela Jasmine dan berdiri mengambil tas nya juga kamera nya yang tergeletak diatas meja tersebut.

"EH, jangan gitu dong." Teriak Arya sambil mengejar Jasmine dari belakang.

***

SO THIS IS THE FIRST CHAPTER! YIPPIE! Sebenarnya gue udah pernah post cerita ini dulu banget pas di facebook tahun 2013. Tapi gue remake. Ini cerita gue post sebagai awalan lagi aja, hahaha. So, what do you think of the first chapter guys? I hope you guys like it and dont forget to leave your vote and your opinion! Thank you, gais.

PHOTOGRAPHER LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang