Met You

22 7 0
                                    

*teeeettt teeetttt* bel sekolah telah berbunyi pertanda pelajaran akan dimulai.
"Ihh gila mati gue" Caca berlari sekuat tenaganya agar pintu gerbang tidak ditutup oleh Pak Sehat.
Usahanya tidak sia-sia, dia berhasil masuk karena rasa kasihan Pak Sehat yang melihat Caca dari simpang sekolah pontang-panting berlari.

Sesampai dikelasnya XI IPA 3, Caca langsung duduk dan membuka tasnya tapi bukannya mengambil buku malah mengambil kipas-kipas kecil miliknya.
"Duh capek banget gue Rin" kata Caca kepada Karin yang jauh telah sampai diluan daripada Caca
"Lo sih"
"Kenapa gue?"
"Lah iya lo itu udah tau lemot lambat malah lo lama tidur, sehat?" sambil meledek, Caca diam pura-pura ngambek

"Eh lo tau gak" cerita Karin membuka kembali percakapan
tapi saat Karin ingin melanjutkan cerita, Bu Rosa telah datang pertanda jam pelajarannya telah dimulai.

Selama jam pelajaran banyak anak-anak sekelas mereka membicarakan tentang cowok
Mereka berdua bingung dan terkadang saling bertatapan tidak mengerti apa maksud gosip anak-anak kelas mereka

-jam pelajaran Bu Rosa telah selesai, bel istirahat pun telah berbunyi-

"Apasih anak-anak sini, slalu aja dapat berita yang gaje gaje gitu"
"Peduli amat, kantin yuk Ca, beli minum aja gue haus ga lapar"

Mereka berjalan meninggalkan kelas menuju kantin yang harus menyebrangi lapangan basket karena lumayan jauh

Saat pas ditengah lapangan basket, banyak siswa berkerumunan membentuk sebuah lingkaran
"Kenapa ini Rin?"
Tapi karin bukannya jawab pertanyaan Caca, dia malah berlari kecil mendatangi kerumunan tersebut
"eh Rin wah kurang ajar lo main ninggalin aja".

Saat Caca ingin mengejar Karin tiba-tiba didepan dia seorang cowok tampan tinggi dan super keren lewat diikuti oleh teman-temannya dengan gaya tengil. Dibelakang teman-temannya lagi, banyak cewek yang mengikuti mereka, kecuali satu cewek yaitu Caca.

"Caaaa, ganteng banget aaaa" kata Karin tibatiba mengejutkan Caca
"Apa sih? Biasa aja, sombong sok ok, sok cool, lebay" Caca menghadap kearah temannya yang berada diarah kirinya tapi tanpa dia sadari dia mengatakannya sampai terdengar ketelinga cowok yang pas didepan Caca saat itu juga

"Nama gue Bastian" kata cowok super keren itu sambil menjulurkan tangan kanannya kepada Caca
Caca terkejut dan menoleh kekanan, dia tidak menyangka kalau cowok yang dia rendahkan ke sahabatnya tadi ternyata berada didepan dia

"Mampus lo" bisik Karin
tapi Caca hanya diam dan menatap cowok tersebut dengan lantang

"Hei, gue udah julurun tangan nih, hargailah" Bastian melirik tangannya, agar Caca menjabat tangannya juga

"Ihh, N A J I S"  sambil berjalan meninggalkan cowok tersebut dengan orang-orang disekelilingnya

"Itu temen lo?" tanya Bastian ke Karin yang sedari tadi melongo melihat kemanisan cowok cool yang sedang berbicara dengannya ini

"Ah? Oh iyaiya dia Caca ehehe" dengan salah tingkah karena ketahuan memperhatikan Bastian
"Oh, bilang gue kirim salam" Bastian kemudian meninggalkan Karin diikuti oleh teman-teman segenk dia.
Lalu Karin berlari kekelas menjumpai Caca yang tidak jadi kekantin.

"Caaaaa" teriak Karin kemudian duduk disamping Caca
lalu Caca dengan malasnya mengatakan "Rin, kalo lo datang mau bicara itu cowok tadi, jangan deh, gue jijik" badmood nya kumat lagi

"Ihh lo itu beruntung, sicowok super keren aw aw tadi minta kenalan sama lo" mendorong pelan punduk Caca yang gak care sama kejadian tadi
"Itu sial namanya Karin, SIAL" mengepal jari-jarinya dengan geram
"Kalo gue jadi elo, gue gakbakalan nyianyian tuh kesempatan, lo harus ingat kesempatan itu datang sekali doang, sekali Caa"

"Rin, kejadian tadi itu lo bilang beruntung? ha gimana sih, mending tadi tuh cowok yaa ganteng, manis, cool, pintar, sopan lagi. Lah ini? Tengil, sok kreak banget anjir"

"Menurut gue sih lo salah"

"Terserahlu dah gue haus sumpah Rin, beliin gue minum dong, mintol" bujuknya

"Yaelah samalah Ca, masa gue doang, sahabat macam apalu?"

"Gue trauma Rin jumpa cowok itu lagi" dengan wajah memohon.
Karna kasihan, Karin kemudian pergi kekantin mengabulkan permintaan sahabatnya itu.

*dikantin*
"Eh? nama lo siapa tadi?"
Karin menoleh kebelakang "eh elo Bas, emm apa tadi? gue kurang dengar tadi"

"Namalo tadi siapa?"
"Karin novina" senyumnya tidakbisa menutupi rasa salahtingkahnya lagi

"Oh, entar kalo lo udah selesai tunggu gue dulu, ada yang mau gue bilang" sambil menggerogoh uang saku siap-siap membayar pesanannya
"Oh oke Bas"

Setelah selesai memesan makanan, Karin duduk dibangku panjang menunggu Bastian, meletakkan jus tersebut disampingnya dan Karin merapikan rambut, muka, dan bajunya, dia sangat senang, ternyata cowok seperti Bastian ingin berbicara dengannya.

"Hei rin, lama ya?" Bastian datang memegang jusnya
"Hmm gakkok, baru aja gue duduk, sini-sini duduk" balasnya ramah sambil mempersilahkan tempat kosong untuk diduduki Bastian.
"Thank"
"Mau ngomong apa Bas?" kata Karin pelan karna dia greget
"Caca itu sekelas lo? dia udah punya pacar belum?" memang cowok satu ini berhasil memikat mata Karin yang selalu saja melirik lirik malu kearah Bastian

"Oh caca, belum punya pacar dia, lagian dia gakpernah langgeng, gimana mau langgeng orang dianya bosanan, kagak ngerti gue Bas" sambil menegukkan jus miliknya

"gituyaa , jutek?"

"Ohitu, sebenarnya Caca itu gak jutek kalo menurut gue, tapi hanya jutek keorang yang gak dia kenal dan ke orang yang mau kenalan samanya, banyak anak-anak sini gakberhasil macarin dia, jangankan jadi pacar Bas,masih pendekatanpun udah banyak yang mundur, udah gue bilangin gimana mau langgeng kalo dianya sendri gitu, cuma ya itulah otaknya keras banget kaya batu" jelasnya sambil memperhatikan anak-anak yang sedari tadi mondar-mandir

"Hmm" angguk Bastian, tak terasa jus yang dipegangnya telah habis, dia berjalan kearah tongsampah dan membuang tempat jusnya
"Gue lucu liat dia, gue penasaran, lo bantu gue ya Rin?" Karin menaikkan satu alis kirinya
"Bantu apa?"

Bastian menggeserkan badannya mendekati Karin
"Gue penasaran sama sikecik itu haha, lo bantui gue yahh seenggaknya dia jangan terlalu jauhi gue, soalnyakan kesan pertama kami jumpa aja, dianya udah gaksukak, haha gemesin banget itu orang" Bastian mengambil daun kecil yang kering dan dirobeknya kecil-kecil
"Haha ok lo selo aee, serahin ke gue semua, tapi ingat kalo dia sedih pekara lo, lo berhadapan sama gue" jari telunjuknya ditusuknya kedadanya
"Haha tomboy" pukul Bastian pelan
"Yaudah gue luan ya Bas, kelamaan Caca nunggu jusnya kan gak enak, nanti itu neneklampir ngomel ke gue lagi, pusing pala gue" Bastian tertawa dan mendadakan Karin yang menuju kekelasnya

Bastian memperhatikan Karin sampai tubuh Karin hilang ditelan ruang kelasnya, senyum kecil miring terbentuk dibibir merah Bastian.

Hay guys, makasih tetap membaca part ini, mungkin part selanjutnya akan terbit lumayan lama, tapi jangan bosan yaa, janji deh ceritanya diusahain bagus. Kalian baca terusyaa plis stay. Jangan lupa vomet yaa guys, XOXO.

Good Bye BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang