Jannine Parawie Weigel as Violina Apolline.
***
"Hoy bangunn!"
Gadis itu tetap memejamkan matanya dan malah menarik selimutnya ke atas.
"Hoy kebo bangunnn, gue tinggal berangkat duluan baru tau rasa."
Ya, suara tadi berasal dari salah satu kakak kembar yang menyebalkan. Alveno Fatinnaufal.
"Hahhh iya iyaaaa, pagi pagi udah berisik aja kakak mahhh" Vio pun segera beranjak dan masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Kak Veno dengan watadosnya sudah merusak mimpi indahnya sudah keluar dari kamarku dan menuju ruang makan.
Violina pov
Aku masih di depan cermin untuk menyisir rambut dan mencepol nantinya namun hanya sebentar karna suara teriakan Kak Veno yang kedua kalinya menggangguku untuk segera turun dan menikmati sarapan.
"Ngapain aja sih kamu dek? lama bener." Kak Vino menanyaiku sambil mengunyah kue kismis.
"Itu tadi aku masih nyisir rambut terusan mau aku cepol eh dipanggil yauda gak keburu buat nyepol rambut." Aku segera memotong roti kismis yang menjadi menu sarapan hari ini.
"Maaf dek, habis lo kalo dibangunin susah bener apalagi belum beres beresnya bisa telat nanti kita." Kak Veno kembali dari dapur dan menuju meja makan sambil membawa kotak makanku yang berada di tangan kanannya. "Nih bekalnya, buruan makannya ntar telat, kakak ke mobil dulu, ntar kamu ke mobil sama Kak Vino."
Aku hanya mengiyakan dan melanjutkan menghabiskan rotiku dan segera berangkat. Setelah berpamitan dengan Tante Leva atau biasa aku panggil bunda aku dan Kak Vino pun berangkat ke sekolah.
Di dalam mobil Kak Vino menanyaiku tentang Ayah dan Kak Zaky(kakak kandungku) sudah menghubungiku tidak. Aku hanya menjawab belum sambil menatap ke luar jendela.
"Ntaran juga ditelfon dek, kalo kamu kangen Kak Zaky kamu bisa liat wajah kakak. Yaa 11 12 laa sama Kak Zaky hehe." Kak Vino berusaha menghiburku namun aku hanya diam dan terus menatap ke luar.
"Udah kali dek jangan sedihh ntar kakak cariin cogan deh buat kamu."
"Oh iya temen gue ada yang suka sama lo dek, dia anak musik sama kayak lo wahh cocok deh." Kak Veno menyahuti sambil trs menatap ke depan karna dia sekarang sedang menyetir.
"Kakak kakakku sayangg udah deh ngejodoh jodohin aku sama si a lah si b si c, aku cuma gak mau mikirin tentang itu dulu."
"Pasti suatu saat ada yang ngebuat lo jadi mikirin cowo bukan cuma biola mulu." Kak Vino yang mendengar kembarannya berbicara seperti itu hanya melirikku yang duduk di kursi belakang.
***
"Nanti cepet keluar dek, kamu kan ada latihan jam3." Kak Vino dan Kak Veno keluar dari mobil disusul olehku.
"Iya iya kak, yauda Vio duluan ya." setelah mencium pipi kedua kakak kembarku ini aku langsung berjalan menuju kelas yang berada di lantai 2.
Di kelas sudah ramai sekali, namun teman sebangku ku belum datang. Setelah meletakkan tas berwarna krem ke bangku ku, aku mengobrol dengan Erly dan juga Tiffany yang tempat duduknya berada di belakangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violina
Novela JuvenilBahagia itu datang dan pergi secara cepat. Namun Tuhan memberi kenangan yang tak terlupakan dari datang dan perginya bahagia.