3) It's Him

10 0 0
                                    

"Sebenarnya ada sa-" ucapan Guru Jung terpotong saat pintu kelas tiba-tiba terbuka.

Mataku terfokus pada pelaku pembuka pintu berharap orang itu adalah Kim Taehyung.

"Jung ssaem, ada yang ingin bertemu denganmu" ucap guru lainnya yang aku tak tahu siapa namanya. (Guru Jung)

'Oke aku benar-benar tak akan percaya pada buku itu lagi' sumpahku meski tak sepenuh hati. Sejujurnya aku menaruh harapan yang cukup besar pada buku emas itu. Tapi melihat situasi yang terjadi saat ini membuat harapan itu menjadi nol besar.

Kubuka buku tulis dan mencorat-coret sesukaku setelah Guru Jung izin untuk meninggalkan kelas sebentar.

Sekitar 10 menit kemudian, kelas yang tadinya sudah ramai jadi makin ramai setelah seseorang membuka pintu dan berdiri di depan kelas.

Apa sekarang giliran artis sungguhan yang datang?

Ku alihkan perhatianku dari buku yang penuh noda tinta pulpen akibat ulahku.

Tunggu..

Itu..

"Ya anak-anak, ini yang tadi akan ibu sampaikan. Silahkan perkenalkan dirimu." ucap Guru Jung yang ternyata mengekori si murid baru itu.

"Annyeonghaseyo! Je ireumeun Kim Taehyung imnida. Jeongmal Bangawoyo. Uri chingu haja!" katanya semangat tak lupa dengan senyum kotaknya yang khas. (Halo! Nama saya Kim Taehyung. Saya sangat senang bertemu dengan kalian. Mari berteman!)

Mataku tak berkedip sama sekali. Aku benar-benar tak percaya.

"Baiklah Taehyung silahkan duduk. Apa masih ada tempat kosong?" mata Guru Jung menerawang mencari kursi yang kosong.

Semuanya melihatku dengan tatapan tidak suka. Kenapa? Karena bangku kosong itu ada disebelahku.

"Hey Oh Nana kenapa tidak bilang ada bangku kosong di sebelahmu? Taehyung duduklah disana" ucap Guru Jung yang dibalas anggukkan kepala dari Taehyung.

Taehyung berjalan ke arah barisan bangkuku berada tak lupa diekori oleh tatapan anak sekelas yang mencibir tak suka.

Langkah Taehyung terhenti pada bangku yang ditempati oleh Jimin dan Jungkook.

"This is my shiteu" ucap Taehyung pada Jimin yang duduk di bangku tepat di depanku.

"Excujeu me?" jawab Jimin dengan logat sok inggrisnya.

"Aku bilang itu tempat dudukku. Aku harus duduk disitu" jelas Taehyung.

"Geuraeyo? Ya Jungkook-ah pindah sana" pinta Jimin kepada Jungkook. Ah itu lebih terasa seperti perintah sebenarnya. (Begitukah?)

"Naega wae? Hyung saja yang pindah" balas Jungkook tak mau mengalah. (Kenapa aku?)

"Jungkook-ah kawi-bawi-bo!" Jimin tiba-tiba bertarung suit dengan Jungkook. (Gunting-batu-kertas)

'Apa yang mereka lakukan sih?'

Aku tak habis pikir begitu buang-buang waktu kelakuan mereka itu.

"Nah aku menang kan. Hyung ga akan pernah menang dariku" ucap Jungkook menyombongkan diri.

"Namja itu harusnya mengeluarkan batu bukan kertas" ucap Jimin sambil memindahkan tasnya ke bangku sebelahku. Jungkook hanya mengabaikannya. (Lelaki)

"Hey kalian itu sedang apa sih? Cepat duduk!" tegur Guru Jung yang terlihat terganggu dengan kegiatan di pojok sini.

Segera Jimin menduduki bangku sebelahku sedang Taehyung di bangku depanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Golden BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang