Siang itu Jiyeon tengah bersiap-siap menuju perpustakaan untuk mencari referensi buku untuk tugas sastra korea. Setelah merapikan buku terakhirnya, Vivi datang membawa buku catatannya. Gadis berambut pirang itu menaruh buku catatannya di atas meja Jiyeon.
"Jiyeon, bantu aku ya! Aku benar-benar tidak mengerti penjelasan yag diberi Guru Park!" katanya seraya menunjuk rumus-rumus dan angka-angka menarik di papan tulis.
"Ah," Jiyeon mengangguk kecil, "baiklah," jawabnya dengan senyum kecil di wajahnya.
Sepuluh menit Jiyeon habiskan untuk mengajari Vivi materi pelajaran matematika, dia senang dapat membantu temannya meski Vivi dapat dikategorikan salah satu yang sulit.
"Wah! Jiyeon, kau jadi guru saja! Kalau kau yang mengajari rasanya mudah sekali!" seru Vivi seraya memeluk buku catatannya sementara wajahnya berseri-seri.
Jiyeon mengangguk sambil tersenyum senang melihat temannya merasa terbantu. "Kau bisa saja, kalau bukan karena Guru Park aku juga tidak bisa mengerjakannya," katanya dengan sungkan.
"Kalau begitu, aku kembali ke bangkuku dulu! Terima kasih ya!"
Si Manis Kim mengangguk lalu menghela napas, dia kembali membersihkan mejanya yang dikotori kotoran penghapus dan merapikan buku-buku matematikanya.
"Jiyeon!"
Jiyeon baru saja akan menegakkan tubuhnya ketika Yena memanggilnya seraya berlari kecil ke arahnya. Gadis berambut pendek berwarna hitam itu menarik bangku milik Sehyung, lalu duduk di depan meja Jiyeon.
"Aku lupa! Aku belum menyelesaikan tugas dari Miss Merlin! Oh, dia akan mengamuk!"
Tangan kanannya menggaruk pipi kanannya bukan karena gatal, Jiyeon mendengung dengan wajah bingung. "Tapi aku tidak terlalu pandai bahasa inggris," katanya dengan wajah bingung.
"Tidak apa-apa! Yang penting aku selamat!" seru Yena dengan wajah memelas, dia bahkan menggenggam kedua tangan Jiyeon.
Jiyeon menghela napas, lalu bergumam, "Baiklah."
Sampai waktu istirahat selesai, Jiyeon sama sekali tidak beranjak dari kelasnya. Dia mengulas senyuma lebar ketika Yena berterima kasih padanya lalu kembali ke tempat duduknya. Sementara Miss Merlin berjalan memasuki kelas, Jiyeon hanya termenung dengan pikiran penuh.
Dengan terpaksa, Jiyeon harus mampir ke perpustakaan setelah kelas usai. Dia benar-benar malas bertemu Nyonya Kim. Membayangkan wajah menyeramkannya saja sudah membulat meremang.
..oOo..
Frost Bound:
Snow Flakes
Teman ya? Joshua mulai sekarang temanmu, Jiyeon.
..
Warn. Typo(s), tidak sesuai EYD. Alur cepat.
[Hitomi Shimatani - Yume Biyori | I.O.I (Male.ver) – Downpour ]
..oOo..
Joshua merasa pantatnya menipis karena duduk nyaris seharian untuk menyelesaikan beberapa hal di ruang guru. Pipinya terasa pegal dan kaku karena harus tersenyum tiap kali guru menyapanya, meski rasanya kesal tetap saja Joshua tidak bisa bertindak tidak sopan pada gurunya.
"Terima kasih, pak. Kalau begitu, saya permisi dulu." Laki-laki itu membungkukan badannya ke arah, Chason, salah satu staff yang bertugas mengurusi siswa baru dan siswa pindahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frost Bound [On Hold]
FanfictionJoshua itu seperti cinta dalam kotak yang tertutupi embun beku. WARN! Slow Update [Kei x Joshua]