Gue percaya sama Mark. Gue yakin dia ga bakal macem macem sama Yuki.
Gue siap siap, ga mikir apapun.
Ga deng, itu dusta.
Gue mikirin Yuki.
Sesekali gue liatin ke luar jendela.
Sampe akhirnya gue liat Mark sama Yuki ada depan gerbang rumah Yuki. Mark balik dengan masih pale baju kemaren malem, sedangkan Yuki udah siap pake seragam rapinya.
Cantik.
Gue belum sarapan, gue langsung ke dapur buat bikin omelet, sederhana saja.
•••
Gue liat Yuki lagi jalan di koridor.
Gue langsung lari, samperin dia.
"Yuki!" panggil gue.
Yuki nengok ke arah gue.
"Eh, hai Jen, ngapain lo?"
"Lo sendiri mau kemana?"
"RS."
"Ikut dong," pinta gue.
"Ayo aja."
Gue jalan bedua sama Yuki. As always, Yuki cerita, tentang gebetannya.
"Jen, kenapa sih akhir-akhir ini Mark aneh banget sikapnya."
Nanti juga lo tau Ki.
Gue ga bisa jawab dengan lisan.
Gue masih harus simpen rahasia ini.
Alay ya.
-flashback on-
"Mark, lu harus bersikap biasa aja ke Yuki."
"Lah? Kenapa?"
"Lu pernah bilang kan lu suka ama dia?" tanya gue.
Mark ngangguk pelan.
"Dan lu sekarang deket sama sahabatnya sendiri, tanpa sepengetahuan Yuki."
"Hubungannya?"
Shit.
Gue harus jawab apa?
"Intinya, lu bakal sadar nanti, tapi lu harus bersikap biasa aja seakan lu ga punya hubungan apapun sama Herin."
"Sip."
Mark ninggalin gue setelah ngacungin jempol tangan kanannya.
-flashback off-
"Ha? Gimana?"
Gue panik anjer.
"Aneh, jadi bawel gak jelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Only one✔
FanfictionSecond book of "Stay, You". Dimohon untuk baca "Stay, You" terlebih dahulu