I'm not like us

119 12 11
                                    

Aku tidak seperti mereka yang mudah menunjukan perasaan ku untukmu, aku juga tak seperti mereka yang mempunyai cerita yang bahagia.

Budayakan VOTE diawal & COMMENT diakhir :)

Happy Reading..


Gak terasa hari ini adalah hari ketiga buat MOS anak-anak baru dan hari ini juga pertanda untuk seluruh Guru-guru maupun Siswa-siswi mempunyai waktu luang. Karena mulai besok mereka akan bekerja keras dan seperti biasa ngajar mengajar dan belajar.

Suasana di sekitar sekolah sudah cukup ramai, ada yang sudah nongkrong di kantin, ada yang sedang bercengkrama di taman belakang. tapi segerombolan laki-laki di area lapangan sepertinya telah menyita perhatian Shalsa. Buktinya saja gadis itu kini tengah berdiri di samping pohon mangga yang terletak tidak jauh dari area lapangan futsal. Pandangan gadis itu tertuju pada seorang laki-laki yang tengah mengiring bola yang akan di masukan ke gawang lawan.

"Gooollllllll!!!"

Terdengar suara tepuk tangan yang meriah dari siswa-siswi yang menonton acara permainan futsal di pinggir lapangan tersebut, Laki-laki itu tampak tersenyum puas atas apa yang telah dilakukannya, Mengalahkan lawan dari kakak kelas XII Ipa 1. Tanpa Shalsa sadari dia juga ikut tersenyum Pepsodent saat melihat aksi dari laki-laki itu. Shalsa masih setia berdiri di bawa pohon walaupun pertandingan futsal telah selesai. Melihat objek yang terlalu menarik hatinya, melihat seseorang anak laki- laki yang usianya sepantaran dengannya, sekelas dengannya, mungkin "Sehati" dengannya?? Mungkin kata "Sehati" hanya ada di khayalannya saja, anak laki- laki yang tengah meneguk air dari botol minum dengan keringat yang membasahi permukaan wajahnya hingga bajunya pun ikut basah.

"Kak Rey cakep banget ya"

"Kapan Rey jadi pacar gue?"

"Si Rey boleh di karungin gak sih trus gue bawa pulang"

"Keringatmu mengalihkan duniaku bang"

Shalsa melirik siswi-siswi yang berdiri tak jauh darinya yang sedang beceloteh ria tentang Rey.

"Ck dasar, emang ya jaman sekarang anak-anak alay lagi pada berkembang pesat kayak harga jengkol, gak bisa ya liat yang bening yang cakep dikit aja langsung ngacirr pengen di pacarin, Hihhh kesel deh dasar cabe kurbel" omelan seseorang yang mengalihkan pandangan Shalsa.

"Ya Ampun Satria Pratiwi jadi yang tadi ngoceh itu elo? tanya Shalsa sambil menutup mulutnya dengan tangan kirinya menahan tawa. "Pfftt"

"Iya kenapa? gue Satria Pratiwi yang bahenolnya ngalahin janda bahenolnya tetangga sebelah.

Shalsa hanya membuang nafas lalu beralih menatap objek anak laki-laki pujaannya tapi sayang, bahkan orang yang di carinya sudah tak berada disana lagi. Lalu Shalsa memutuskan untuk kembali ke kelas sekedar untuk menaruh tasnya dan kembali ke lapangan karena pasti Fandy dan anak-anak osis lainnya telah menunggunya untuk berkumpul, memang dia bukan bagian dari anggota osis tetap tapi Fandy memintanya untuk menggantikan shilla sementara karena ia berhalangan hadir untuk beberapa hari ini.

***


"Tere kamu makan ya nak, supaya panas kamu turun terus besok bisa sekolah lagi" tutur seorang ibu sambil menyuapi anak perempuannya yang sering sakit-sakitan. "Buka mulutnya sayang, sekali aja yaa Aaaaaa" Ibu terus saja membujuk anaknya tapi sayangnya anaknya yang bernama Tere Arkania tak kunjung membuka mulutnya. Pandangannya kosong menatap ke depan.

"Pesawat terbang segera meluncurr, ayo buka mulutnyaa" sendok itu hampir saja mendekati mulut anak perempuan itu tapi tiba-tiba ia menepis sendok dan piring dengan kasar membuat piring itu pecah hingga makanan tersebut berserakan di lantai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang