'Si Cewe Jutek?' 5

28 22 19
                                    

Aku merasa sangat resah malam ini.

Berulang kali aku mencoba untuk meminta maaf pada nya melalui chat di line, tapi tanganku tertahan.
Dan aku merasa sangat gengsi untuk melakukan hal itu.

Aku sudah marah-marah dengannya dan selalu berantem asal ketemu.

Bagaimana bisa aku minta maaf?

"Aduuh.. What are you doing,Aiko!?"

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamarku terketuk. Sepertinya Eri, tapi aku lagi ingin sendiri saat ini.

"Sorry Eri,aku sedang tidak mau diganggu!" Sahutku dari dalam kamar.

"Tapi ko, aku ingin bicara soal Takuya.."
Jawabnya.

Apa? Takuya? Emang dia tau apa soal cowok itu..?

Aku pun beralih kepintu dan membukanya.
"Maksudmu?"

Eri duduk disofa dan mengeluarkan handphonenya.Dia mengotak-atik foto didalamnya.
Aku menunggu menatapnya.

"Nih, coba lihat.."

Eri memberikan handphonenya padaku.
Aku kebingungan dan meraihnya.

Tiba-tiba mataku terbelalak.
Foto ini?!

Disana terpampang fotoku dan Takuya sedang berpiknik dan saling menyuapi kue.
Kapan aku pernah melakukan ini? Aku sama sekali tidak ingat.

.
.

"Ini... benarkah aku yang ada didalam foto ini?" Tanyaku tidak percaya sambil terus menatap layar handphone.

"Huum.. Dia kekasihmu yang dulu"
.
.
"WHAT?? Coba jelaskan.." Tanya ku yang masih tak percaya dan mulai penasaran.

.
.

"Kalian sudah 4 tahun berpacaran dari masih SD dan saat naik kelas 2 SMP, kamu pindah ke Australia.
Saat itu,Takuya benar-benar terpukul,dia bahkan selalu menghubungiku untuk menanyakan kabarmu. Lalu saat kita kembali kesini, kalian sudah kelas 1 SMU. Makanya,aku mengatur supaya kamu bersekolah di SMU yang sama dengan Takuya.."

"Sebelumnya, aku sudah memberitahu Takuya tentang kepulangan kita. Dia senang sekali, tapi kemudian aku juga memberitahunya bahwa kamu sekarang sudah banyak berubah, kamu sudah menjadi cewek yang jutek dan pelupa.
Benar-benar beda dari yang dulu. Dia tak mempermasalahkan hal itu, yang terpenting dia dapat melihatmu lagi..."

.
.

Aku benar-benar kaget atas penjelasan Eri, mulutku menganga, apa aku bisa mempercayainya?

.
.

"Dan maka nya waktu dulu aku bertanya pada mu, apa kamu masih mengenal atau mengingat Takuya? Tapi kamu menjawab tidak, kamu benar-benar melupakannya.."
Lanjut Eri.

.
.

Tiba-tiba terlintas difikiranku.
Saat aku dibandara Soekarno-Hatta, saat dimana aku dan Takuya berpisah...

(Flashback on)

"AIKO!!",Teriak Takuya saat aku hendak memasuki ruang tunggu keberangkatan pesawat
.
.

Dia berlari terengah-engah menghampiriku dan memelukku.
Seketika, tangis ku pecah dan membalas pelukannya.

"M...a..maafkan..aku..Ta..Takuya.."
Ucapku terisak.

"Jangan pergi Aiko! Ayo tinggal bersamaku.. Orang tua ku pasti mengizinkanmu..Ayo Aiko!"

Takuya menarik tanganku,dan dicegat oleh Eri.

"Takuya tunggu!!
Cek off kami sebentar lagi,Aiko harus berangkat ke Australia, dia tak bisa bersama mu!" Ujar Eri.
.
.

Takuya menghentikan langkahnya dan menatapku tidak percaya.

"Benarkah itu Aiko?"

Aku terpaksa mengangguk pelan dan menunduk. Tangis ku tak bisa berhenti,aku benar-benar tidak ingin pergi, aku ingin pergi bersama Takuya!

"Eri.. Bolehkah aku..."

"Tidak! Tidak bisa Aiko!
Nanti Papa mu marah.." Ucap Eri seakan tahu maksudku.

Aku melepaskan cekatan tangan Takuya.
"Selamat tinggal, Takuya.."

"Jangan! Jangan ucapkan selamat tinggal, katakanlah sampai bertemu kembali.." Ucap Takuya yang mulai menitikkan air mata.
.
.

Aku menggeleng tidak bisa mengucapkan kata itu, mungkin saja papa menahanku untuk selamanya di Autsralia, aku tidak bisa memberikan harapan palsu pada Takuya.
.
.

Akupun segera membalikkan badan dan menuju ke-Eri.
Takuya menatapku dengan air mata yang terus berlinang.
.
.

(Flashback Off)

"Are you okey?"
Tanya Eri yang melihat reaksiku begitu terkejut.

"Takuya...Dia.. Kekasihku yang dulu.. Yang..a..aku tinggalkan.."
Ucapku terbata-bata dan mulai mengeluarkan air mata.

"Eh! Kenapa menangis??
Apa kamu sudah mengingat semua nya??"
Tanya Eri menghampiriku dan menghapus air mataku.

.
.

Aku mengangguk, tak bisa menghentikan air mata ini.
"Semuanya..."

Rasa rinduku yang sangat mendalam pada Takuya, membuatku dengan mudah melupakannya.
Wajahnya, senyumannya, suaranya bahkan kenangan yang pernah kami alami.
Sangat kurindu kan...

"Aku ingin bertemu dengan Takuya!"
Ucapku seketika dan mengecek handphone.
Aku menelepon Takuya!

"Halo?" Suara diseberang sana.

"Takuya! Aku ingin bertemu dengan mu sekarang di Taman Grey, tempat biasa.."

Suara diseberang sana tampak terkejut, tempat biasa?

"Apa..yang.."

KLIK!
Telepon ku tutup,
Aku segera mengambil jaket tebalku.

"Mau kemana?" Tanya Eri.

"Tempat kenanganku dengan Takuya!"
Jawabku segera berlari keluar kamar.

--o0o--

BERSAMBUNG

Akhirnya... Aiko mengingat semuanya!
Hm, dedekan deh menunggu kelanjutannya :3 :v
Hihi n_n sorry ceritanya pendek

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A I K OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang