Bag 1 - Hidup?

21 3 1
                                    


"Apakah hidup itu adalah kebahagiaan?"

"Atau mungkin hidup itu adalah penderitaan."

"Apakah kau percaya takdir?"

"Apakah kau tau bagaimana masa depanmu ?"

"Apakah kau menyangka hidupmu akan seperti sekarang ?"

"Apakah kau bisa menebak apa yang akan terjadi di masa depan ?"

Tentu kau tidak tau apa-apa tentang apa yang terjadi di masa depanmu, dan menurutku hidup hanyalah sebuah permainan di mana kau harus memilih berbagai rute untuk menentukan masa depan mu.

"Hei kau pilih yang mana ?"

Temanku bertanya dengan menunjukan majalah porno yang terdapat beberapa wanita.

"I-ini"

"e-eeh kau suka cewek seperti itu ya?"

"Ti-tidak maksudku, Lupakan saja"

Aku segera mengambil tas dan segera keluar dari kelas.

Ku pikir mengapa dalam hidupku tidak ada hal-hal yang menakjubkan tiba-tiba terjadi,

Apa mungkin aku ini hanya sebuah karakter sampingan.

Tidak ada hal seperti murid pindahan yang tiba-tiba masuk ke kelasku lalu duduk di sebelahku, lama-lama ia jatuh cinta."

Yah, hal seperti itu hanya ada di drama-drama tv"

Walaupun sejujurnya aku ingin berhenti dan keluar dari Rute yang membosankan ini.

sambil memikirkan hal itu, aku pun segera menuju rumah sakit tempat ibuku yang sedang sakit di rawat.

Walaupun banyak sekali hal-hal yang belum tercapai, namun aku cukup bersyukur hidup seperti ini.

Sesampainya di Rumah Sakit, aku terus berjalan ke kamar dimana ibuku dirawat, namun aku terheran karna banyak orang di depan kamar Ibuku.

Aku berlari dan segera bertanya. namun mereka menjawab dengan hal yang paling aku tidak ingin kan di dunia.

Hal yang paling membuat ku putus asa malah terjadi saat ini.

Ibuku telah meninggal dunia, bahkan ketika aku tidak ada dan tidak sempat membahagiakannya.

Menangis, hanya itulah yang dapat aku lakukan saat kehilangan orang yang paling berharga dalam hidup ini.

"Apa bunuh diri adalah jalan terbaik"

Sempat terbenak dalam pikiranku terdapat jalan pintas yang sangat baik untuk mengakhiri semua penderitaan ini.

Aku pun berlari ketempat yang sangat indah untuk mengakhiri semua ini yaitu sebuah jembatan besar.

sejujurnya aku sangat takut melakukan ini.

Aku tidak bisa melakukan ini.

Namun karna dikuasai oleh perasaan putus asa dan rasa "Untuk apa lagi aku hidup" aku mulai menaiki besi yang menjadi jembatan antara hidup dan mati itu lalu memejamkan mataku untuk mencoba melompat

"Hey"

Aku merasakan genggaman di tanganku, dan berusaha menoleh kebelakang.

"Hey kau mau kemana ? apa kau gila ?"

Pria berbaju lusuh dan sobek-sobek itu menggenggam tanganku dan menariknya.Aku tidak tau, mengapa air mataku menetes dan aku segera memeluk Pria tersebut.

"Aku sudah tidak tau untuk apa aku hidup"

"Aku sudah tidak mempunyai alasan untuk hidup"

Sambil terisak isak aku berbicara terhadap pria tersebut.

ChoiceWhere stories live. Discover now