Bag 3 - Teman

14 2 7
                                    


"Oke anak anak, pelajaran hari ini cukup sekian"

Aku membuka mataku dan segera bangun karna pelajaran sekolah yang cukup membuat ku ngantuk dan bosan.

"Hey Shiza"

Stella memanggil ku dan ia menunjukan hapenya yang terdapat gambarku saat sedang tertidur

"Hehe"

Ia memberikan senyuman yang membuat ku kesal karna telah sembarangan memoto orang ketika tertidur.

"Bukannya hehe, berikan hapenya!"

Aku menjulurkan tangan ku sambil meminta agar dia memberikan hapenya padaku

"Tidak mau"

Sambil memaskan hape nya kedalam saku ia pun menolak permintaanku.

"Ayolah, itu sangat memalukan"

"Hmm, oke tapi traktir beli es-krim"

"Wha-t, sialan kau, baiklah."

Aku berbicara dengan nada kesal, sebenarnya aku tidak terlalu mempermasalahkan foto Tersebut malahan aku tidak peduli, namun aku hanya ingin bercanda dan berbicara dengannya.

Kami pun segera menuju toko eskrim. Setelah kami membeli eskrim, kami pun mengunjungi rumah ku.

"Aku pulang."

Aku membukakan pintu rumah ku dan segera mengajak stella masuk.

"Silahkan duduk"

Sambil menyiapkan minuman untuknya aku menyuruhnya duduk.

"Whoaa, jadi ini rumahmu ya, berantakan sekali"

Wajar saja seseorang berkata seperti itu, walaupun dia stella, karena aku yakin 998 dari 1000 orang yang berkunjung kerumah ku akan berkata seperti itu, melihat buku yang berserakan di meja ruang tamu dan pirin-piring kotor yang sangat malas aku mencucinya.

"Silahkan diminum"

Aku memberikan segelas teh dan ia pun meminum teh tersebut.

"Stella, sebenarnya aku sangat bahagia bertemu denganmu."

Aku mulai mengajaknya berbicara.

"Fuhhh"

Ia memuncratkan air yang berada di mulutnya karna kaget dengan ucapanku ketika sedang minum.

"A-apa kau bilang?"

T-Tunggu dulu, apakah ia mengira ini semacam ungkapan perasaan.

"Maksudku, aku bersyukur bisa kenal denganmu bodoh"

"Ah begitu, Kelihatannya sangat malang, apa jangan-jangan kau tidak punya teman selain diriku? hahaha"

Ia mengejekku sambil tertawa namun sebenarnya itu malah membuatku merasa senang, Ingin aku bersamanya selamanya.

"Kau sendiri bagaimana bodoh ? bahkan di sekolah kau hanya diam dan tidak bebicara sepatah kata pun"

"Hey hey, itu artinya aku sangat Menjungjung tinggi asas ketidak bergaulan dengan sembarang orang."

"Bilang saja kau juga tidak punya teman."

"Punya lah"

"Cih, pembohong sejati."

"kau tidak percaya ?"

"Siapa memangnya?"

"Kamu"

Teman, sebuah kata-kata yang sederhana dan terdiri dari dari lima kata, namun dapat merubah kehidupan seseorang dan membuat hari yang abu menjadi berwarna, membuat orang-orang merasakan "Hidup".

"Tuh kan hanya aku"

Sambil nada mengejek aku berbicara kepadanya, padahal dalam hatiku aku merasa menjadi orang paling bahagia di seluruh dunia.

Kami menghabiskan hari dengan mengobrol banyak hal, yang membuat aku semakin dekat dengannya, hingga tak terasa hari mulai malam, dan ia pun segera pulang kerumahnya, rumah nya berada di komplek sebelah tidak jauh dari rumah ku jadi tidak apa-apa ia pulang sendiri pikirku.

Aku tidak mengerti, ada suatu hormon dalam tubuh ku yang membuat ku bahagia ketika bersama dengannya. Ini mungkin karna aku pertama kalinya dekat dengan wanita secantik dia.

Aku segera pergi ke kamarku untuk tidur, namun aku melihat sebuah foto yang terbaring di lantai Foto ketika aku masih kecil dan bersama kedua orang tuaku, Jujur saja setiap melihat dan mengingat kedua orang tuaku aku selalu meneteskan air mata, begitu pun sekarang. namun kini aku meneteskan air mata sambil tersenyum. Aku sedih dan bersyukur.

Keesokan harinya aku merasa badanku hangat dan lemas, aku merasa tidak mampu untuk pergi ke sekolah dan aku memutuskan untuk istirahat dirumah, Aku memberi kabar kepada stella.

Akupun kembali tertidur untuk beberapa jam.

"Hey nak, tolong hidup lah dengan rasa bahagia"

Aku melihat sesosok wanita berbicara padaku di ujung jurang.

"Hiduplah tanpa penyesalan"

Sambil berbicara wanita tersebut loncat kedalam jurang tersebut.

"Waahhh"

Aku terbangun dan membuka mataku, ternyata tadi hanyalah mimpi menyeramkan, Aku lihat di sekeliling ku ada Stella yang sedang mengcompress tubuhku.

"S-Stella, kenapa kau disini"

Aku terkejut karena ia tiba-tiba ada di rumah ku.

"Yah aku khawatir saja, nih aku membuatkan bubur untukmu."

Aku pun memakan bubur tersebut dan mencicipinya.

Wow, bubur ini sangat enak, setelah sekian lama aku memakan junk food dan mie instant dikarenakan aku malas dan tidak bisa memasak.

"Wooowwwww enak sekali, rasanya sakit ku langsung sembuh karena bubur ini."

"Benarkah?"

"Tentu tentu, ini bubur paling enak abad ini, maukah kau membuatkan nya lagi"

"Syukurlah"

Aku melihat wajahnya yang tersenyum manis, membuat ku terdiam selama 3 detik dan terkagum karena kecantikan dan sikanya yang begitu baik padaku, Mungkin sebenarnya aku bukan terkagum melainkan aku jatuh cinta terhadapnya.

"Hei Stella, Aku-"

"Apa?"

Hatiku berdegup kencang seakan mau meledak, mulutku terdiam dan sulit untuk di gerakan.

"Aku Suka."

"Iya iya aku tau kamu suka dengan buburnya, tapi jangan mememuji ku berlebihan, pujian mu tidak akan membuatku ingin membuatkan bubur untuk mu lagi, Kalau begitu aku pulang dulu, Lagian kamu udah Terlihat Sembuh."

Ia pun meninggal kan rumah ku, aku menarik napas panjang dan menutup wajahku kebantal karna aku berbicara halbodoh dengannya, untung saja ia tidak menyadarinya.

ChoiceWhere stories live. Discover now