Bag 2 - Sebuah Arti

15 2 0
                                    


Sudah beberapa hari semenjak kejadian kemarin, dan mungkin aku sudah mulai dekat dengan stella, sebenarnya aku ingin membuatnya merasakan Kasih sayang orang tua. Walaupun seharusnya akulah orang yang harus di kasihani. Tapi entah kenapa wajahnya selalu tersenyum dengan masa lalu yang seperti itu, membuat diriku memiliki tujuan hidup. Wajahnya yang sangat terlihat bahagia padahal aku tau, ia tidak sebahagia wajahnya. Aku sangat mengetahui perasaan sebenarnya, walaupun ia lebih merasakannya di banding diriku. Tapi menurutku tidak ada gunanya aku memikirkan masa lalu, sekarang saatnya melangkah maju

"Stella, mengapa kau selalu tersenyum?"

Aku bertanya padanya karena sangat penasaran.

"Mengapa harus ada alasan untuk tersenyum."

Sungguh, aku tidak mengerti dengannya. Ia adalah sosok yang sangat kuat bagiku.

"Ibuku selalu berkata seperti itu"

Ujarnya sambil memperlihatkan senyum manis di wajahnya.

"Ibu angkatmu?"

"Tentu saja, emangnya siapa lagi"

Mungkin ibunya itu adalah sosok yang sangat ia sayangi dan banggakan, Aku sangat kagum terhadap orang sepertinya, Orang yang dapat bersyukur, mungkin jika aku yang berada di posisinya, aku dari dulu sudah tidak kuat. Tapi melihatnya tegar seperti itu membuatku sedikit kuat.

"Stella, sepulang sekolah maukah kau berkunjung ke suatu tempat?"

Aku mengajaknya untuk ke suatu tempat sepulang sekolah, terlihat ia sepertinya tidak memiliki teman selain diriku, ia bukan tipe orang yang mudah bersosialisasi, namun mengapa ia sangat peduki kepadaku, Mungkin karena kebodohan ku untuk bunuh diri.

"Boleh, setelahnya apa kau mau bertemu dengan ibu ku?"

Ia menerima ajakanku sambil mengajak bertemu dengan ibu angkatnya setelah itu.

Sekolah pun selesai, aku dan stella langsung pergi menuju taman langit, aku mengajaknya kesana karna tempat melihat pemandangan sangat indah, di tambah langit sore yang berwarna orange, dan burung burung yang terbang menghiasi langit.

"Indah ya, langit di sore hari"

Karena tidak ada percakapan aku mulai berbicara.

"Sungguh, sangat indah. Namun hidup ini lebih indah jika kita menganggapnya indah."

Kata-kata yang keluar dari bibirnya, setiap kata yang ia ucapkan selalu memberiku motivasi.

"Sudah agak gelap, ayok pulang."

Lalu kami pun segera ke rumah stella untuk memperkenalkan ku pada ibu angkatnya.

Sampai juga di rumahnya yang cukup sederhana ini, iya membuka pintu.

"Bu, Stella pulang,ini stella bawa teman."

Aku melihat seorang ibu-ibu yang sudah cukup berumur tersenyum.

"Bu teman stella namanya Shiza, ia wajahnya cukub biasa loh"

"Hey tunggu dulu, apa maksudmu cukup biasa."

Dan apa maksudnya menjelaskan wajahku cukup biasa, aku melihat ke arah ibunya stella, Setelah kusadari ibunya adalah seorang tunanetra(tidak dapat melihat).

"Shiza matamu kenapa keluar air mata"

Stella bertanya padaku.

"Tidak, aku hanya ngantuk"

Sambil memalingkan wajahku dan menyeka air mata aku hanya bisa memberikan alasan yang bodoh padahal aku terharu melihat nya. Terharu melihat stella, Sungguh mengapa gadis ini begitu kuat, mengapa gadis ini. Aku terus menahan tangisku, aku hanya berpikir bahwa gadis sepertinya dengan wajah yang cantik dan terlihat pendiam, namun ternyata ia sangat kuat.

Aku hanyalah seorang pria bodoh yang mungkin membuat ibuku menangis di sana karna mencoba bunuh diri, namun aku sangat bersyukur masih melanjutkan hidupku sekarang.

"Ibu aku pamit pulang ya,"

Sambil pamit kepada ibunya stella aku berjalan keluar dan pulang kerumah dan segera tidur, Jujur saja aku sangat menantikan hari esok.

ChoiceWhere stories live. Discover now