Call dialogues

86 6 2
                                    

Author POV


Semilir angin berhembus menjatuhkan daun-daun kering dari dahannya. Semakin lama semakin kencang angin bertiup.

Langit pun terlihat bak gumpalan asap yang kelabu. Rintik air jatuh dari langit dan membasahi lahan kering di sekitar Kota Denpasar.

Hujan menyimpan banyak kenangan di benak Rani. Kejadian demi kejadian telah merangkai sejuta memori indah sekaligus memilukan baginya.

Mungkin, bagi kebanyakan orang hujan sangat dinantikan kehadirannya.

Berkumpul bersama orang-orang tercinta sambil menikmati seduhan cokelat panas di ruang tamu. Ataupun sekedar memeluk bantal dan guling di bawah naungan selimut.

Rani selalu resah setiap hujan datang. Trauma. Mungkin itulah yang masih selalu ia rasakan di setiap tetesan air hujan yang jatuh membasahi bumi.

+6281557465321
Incoming call

Getaran dari ponsel menyadarkan lamunan Vani. Nomor asing. Ia pun memilih untuk mengacuhkannya.

+6281557465321
Incoming call

Beberapa detik setelah ponsel berhenti bergetar. Panggilan yang sama kembali menghubungi Vani.

Vani merasa gusar dan akhirnya mengangkatnya sambil merutuk dalam hati.

"Maaf, mungkin Anda salah sambung. Trims."

"Eiitttss,tunggu tungguu.. Ini gue Van. Cowok paling kece sedunia."

Vani merasa tidak asing mendengar suara ini.

"Emm.. E-elo Ir-fan?"

Perlahan ia bertanya,dengan nada menyelidik.

"Wow, jadi lo cepet juga ya hafal suara gue. Emang cowok kece pasti diinget semua orang. Ya gak?"

"Sumpah ya, tingkat ketidak warasan lo tinggi ya. Ok, jadi ada urusan apa lo nelpon gue? Dan.. Elo dapet nomor gue darimana?Lo penguntit ya. Atau jangan jangan lo ituu..."

"Udah deh jangan ne-think dulu sama gue. Gue bermaksud baik kok. Suer dehh.."

"Ya udah,lo ada perlu apa sama gue?"

"Ettdahh, heh lo jadi cewek jangan jutek gitu dong. Entar tambah manis jadinya. Gue ga akan kuat ngeliatnya."

"Kalo lo masih ngomong gak jelas. Gue tutup telponnya."

"Etsss, jangan dong. Jadi, gue cuma pengen tau aja kabar lo gimana. Setelah kejadian kemarin, gue selalu kepikiran terus sama kondisi lo."

Vani merutuki kebodohannya sekarang. Dasar gadis tak tau terimakasih!.

"Ooiya,maaf ya fan. Makasih ya elo kemarin udah nganterin gue balik ke rumah. Dan maaf juga udah banyak ngerepotin elo."

"Ok, It doesn't matter. Btw, gue malah seneng kok lo repotin terus. Kan jadinya gue bisa deket lo terus."

"Dasarr lo cowok moduusss!"

"Baru aja lo baik sama gue. Ehh jadi galak lagi."

"Ya udah deh, besok gue tunggu lo di kantin pas istirahat. No ngaret! Gue tunggu besok! Gue mau traktir lo sebagai rasa terimakasih gue."

"Okeoke boss! Gue siap dateng menemui pujaan hati gue. Hehe.."

Tuutt..
Call ended

Vani tersenyum setelah memutuskan telepon dari Irfan. Ternyata Irfan tidak seburuk yang ia kira.






Jangan lupa tinggalkan jejak👌.
Salam author💙





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IceGirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang