dua

65 8 18
                                    

mengobrol random sama calum membuat gue lupa akan tugas bu nina untuk mengajak calum melihat-lihat isi sekolah. bahasan tentang ekstrakulikuler futsal menjadi topik utama kami. engga kok, gue ngga main futsal.

berhubung luke, abang gue, adalah kapten futsal sekolah ini, jadi calum minta kontak luke ke gue untuk sekedar tanya-tanya tentang ekskul futsal.

setelah puas berada di kantin, kami memutuskan untuk kembali ke kelas masing-masing karena kami udah capek jalan muterin sekolah sedari tadi.

baru saja gue masuk kelas dan mendaratkan pantat di kursi, indira udah mulai rusuh. dia ternyata tau bahwa bu nina menyuruh gue untuk ajak calum school tour.

dasar bangke, kalo tau kenapa ngga nyusul coba.

mengingat apa saja yang gue bicarakan dan lakukan dengan calum tadi, membuat gue dengan tidak sadar senyum-senyum sendiri.

"woi, lo napa?" tanya indira.

"calum lucu juga ya, dir" jawab gue apa adanya.

jawaban yang gue lontarkan lantas membuat indira mendekatkan badannya ke arah gue dengan heboh, "anjing? lu demen sama calum?"

"nggak lah. kan gue cuma bilang dia lucu doang"

indira menghela nafas, "ngga papa juga sih kalo suka, ca"

"blake mau dikemanain anjir" protes gue.

untuk kalian yang belum tau, blake adalah pacar gue.

tiba-tiba hp gue yang ada di atas meja bergetar, memperlihatkan notifikasi dari line.

Calum added you as friend.

Calum sent a message.

"dir, calum add sama chat gue nih" kataku sambil menyenggol indira.

"chat apaan dah?" tanya indira.

gue membuka aplikasi line yang gue password tersebut. mengantisipasi tangan jahil luke yang suka bukain chat gue sama temen cowo.

calum : addback ca
calum : sori y tadi lupa minta kontak lo
calum : jadi gue minta ke luke

iya geng, tadi calum cuma minta id line luke. gue nya kaga.

caca : selaw hehe
caca : udah akrab ni sm luke?

calum : ternyata kita satu kls wkwk

caca : jih tablo

calum : ntar balik sm gue y
calum : gue udah blg ke luke kok

caca : lah ntar indira gmn buset

calum : gue bawa mobil sans

caca : oke

---

lima menit lagi pulang tapi masih aja suruh ngerjain soal. iya kalo gampang, ini susah banget tolong. ngga tau sih, soalnya yang susah atau gue nya yang dongo.

karna harus dikumpulkan hari ini juga, pilihan gue jatuh pada bianca yang duduk di belakang gue persis untuk meminta contekan.

setelah menyalin kilat, semua soal dapat terselesaikan. dan pas banget bel tanda pulang berbunyi. gue dan indira segera memasukkan buku dan benda lainnya ke dalam tas.

baru saja kami berada di depan kelas, ada yang memanggil indira dari arah lapangan. yang dipanggil otomatis berhenti. ternyata yang manggil willy, ketua osis.

"kenapa wil?" tanya indira saat willy sudah berada di depan kami.

willy mengatur nafasnya yang tidak teratur akibat lari barusan, "rapat ya, dir. bahas kegiatan baksos"

seketika gue dan indira saling lirik.

"lah mendadak amat dah?" sewot indira.

"gue lupa kasih tau di grup osis" bela willy.

indira memasang wajah betenya, "yaudah ntar gue ke ruang osis"

"dir, masa gue berdua doang sama calum?" tanya gue setelah willy pergi.

"yaelah udah kaga ngapa. sana ke parkiran. calum ntar bacot kelamaan nunggu" ujar indira.

dengan pasrah gue melanjutkan berjalan ke parkiran. dan disana udah ada calum yang sedang bersandar di samping mobil jazz hitamnya.

"lama ya?" tanya gue sopan.

calum tersenyum, "engga kok. indira mana?"

"ada rapat osis"

raut wajah calum keliatan kaget, "lah bocah begitu ikutan osis?"

gue otomatis tertawa mendengar kata calum, "jangan ngeremehin. jago kok dia"

lalu, calum membukakan pintu mobil dan mengintruksikan gue untuk masuk. setelah keluar area sekolah, calum membelokkan setir ke kiri, padahal kalo mau pulang lewatnya kanan. ini bocah sok tau atau emang sengaja.

gue menjawil pundaknya, "ini bukan jalanan ke rumah gue"

"emang bukan. gue mau ajak lo makan. laper kan?" tanya calum tanpa menengok sedikitpun. iyalah, lagi nyetir, benga.

"ngga terlalu sih" kata gue sedikit berbohong. padahal gue laper nya ngga ketulungan. jaga image dikit lah sama calum.

"ngga terlalu tapi perutnya bunyi mulu. kasian cacing di perut lo, ca"

anjing.

gue langsung pura-pura mengamati jalanan lewat jendela kiri gue. duh, muka gue pasti merah banget. sialan, calum.

melihat tingkah gue yang begini, calum hanya tertawa renyah dan mengacak rambut gue yang sudah tertata rapi.

"CALUM!! rambut gue anjir lah" protes gue sambil melotot ke calum.

bukannya minta maaf atau ngerapihin rambut gue lagi, nyatanya dia palah ketawa mulu. susah emang kalo sama anak receh. bawaannya dia ketawa mulu, padahal kaga ada yang lucu.

"apa lo ketawa-tawa" kata gue sedikit membentak.

calum menanggapi perkataan gue dengan meminggirkan mobil di sisi kiri jalan. aduh, jangan-jangan gue mau di turunin. kan tadi gue bentaknya bercanda anjir.

saat gue melirik calum, muka dia datar. fix lah ini gue naik angkot pulangnya.

setelah mobil benar-benar berhenti, tiba-tiba calum mencodongkan tubuhnya ke gue sampai wajahnya udah di depan wajah gue persis.

mampus, ini gue mau di apaain woi.

"sini, gue rapihin" celetuk calum dan merapihkan rambut gue perlahan.

+++

njai, sa ae parutan kelapa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kakel •cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang