01 • Masa Orientasi Siswa.

165 7 4
                                    

Cahaya matahari menelusup masuk melalui celah-celah gorden yang sedikit terbuka, menyalurkan sedikit hembusan angin sejuk dengan bau khasnya.

Athaya, namanya.

Ia masih tertidur lelap di atas kasur empuknya, nampaknya ia masih belum berniat untuk bangun.

Lihat saja, matanya yang masih tertutup rapat, dan tubuhnya yang masih ditutup dengan selimut tebal berwarna pink.

Terkadang Athaya menyunggingkan senyumnya dengan mata terpejam, sepertinya, ia sedang mimpi indah.

Tetapi, mimpi indah itu layaknya terhenti dan hilang begitu saja ketika suara ketukan pintu terdengar dari arah luar kamar.

"Athaya, bangun!" lengkingan suara itu menggema di setiap sudut ruangan.

Athaya merubah posisinya menjadi duduk dengan kaki yang ia gerak-gerakan, ia mengucek matanya sebelum akhirnya berjalan ke arah pintu kamar.

"Iya, ma," ucap Athaya sembari membuka knop pintu, "Athaya udah bangun."

Ralina tersenyum hangat lalu memberikan handuk yang sudah ia pegang sejak tadi, "Mandi terus sarapan."

Athaya mengangguk lalu mengambil handuk yang sedang Ralina genggam. Ia mundur dua langkah sebelum akhirnya memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat.

♦♦♦

Athaya berdiri di depan cermin, melihat dirinya yang sudah siap untuk pergi ke sekolah.

Rambut yang di kepang sesuai bulan lahir, seragam SMP-nya yang bersih, sepatu yang bersih dengan tali yang berbeda warna, dan tak lupa tas berwarna pastel kesukaannya yang sudah bertenggang rapih di punggungnya.

"Gini nih kalau MOS," keluh Athaya sebelum ia berjalan meninggalkan cermin di hadapannya.

Setelah terasa siap ia langsung berjalan santai ke arah pintu kamar untuk menuruni anak tangga yang terdapat di dalam rumahnya.

Athaya berjalan menuju ruang makan, dimana seluruh anggota keluarganya sudah berada di tempat itu.

Athaya hanya menyunggingkan senyum manisnya, lalu ia menarik kursi dan duduk di dekat sang bunda. Ia mengambil satu helai roti tawar dan tak lupa untuk mengoleskan selai rasa cokelat favoritenya.

♦♦♦

Athaya sudah sampai di sekolah barunya. SMA Cakrawala. Athaya memandang gedung sekolahnya dengan mata yang berbinar.

"Nggak kerasa, udah SMA aja lagi," batinnya sembari tersenyum dengan sangat manis.

Athaya berjalan menuju koridor sekolah. Jam masih menunjukkan pukul 06.40 WIB, dan Masa Orientasi Siswa ini di mulai pada pukul 07.00 WIB. Otomatis Athaya harus menunggu kurang lebih sepuluh menit untuk kembali ke lapangan dan berbaris dengan peserta MOS lainnya.

Athaya memutar badannya lalu kembali berjalan ke arah aula, ia belum tahu dirinya akan di tempatkan di kelas mana, karena pembagian kelas baru akan berlangsung ketika upacara pembukaan MOS selesai.

♦♦♦

Menit-menit sudah berlalu, lapangan SMA Cakrawala sudah dipenuhi dengan ratusan peserta MOS di tahun ajaran baru ini.

Suara gaduh-pun tidak ada henti-hentinya, sampai terdengar suara seseorang yang meng-interupsi seluruh peserta MOS.

"Diharapkan untuk seluruh peserta MOS untuk tidak bersuara, karena upacara pembukaan Masa Orientasi Siswa akan segera di mulai," ucap lelaki yang berdiri di podium, yang Athaya belum ketahui siapa sebenarnya lelaki itu. Sepertinya itu senior Athaya.

Suara gaduh pun berhenti, lapangan SMA Cakrawala kembali senyap seperti sebelum-sebelumnya, seluruh peserta MOS memperbaiki barisannya, termasuk Athaya yang sedang mengatur barisannya agar sejajar dengan barisan yang lainnya.

♦♦♦

Tiga puluh menit sudah berlalu, sekarang adalah giliran pembagian kelas. Suara gaduh pun kembali terdengar ketika kepala sekolah SMA Cakrawala akan membagikan kelas kepada seluruh anggota MOS.

Sudah banyak peserta yang mendapatkan kelas dan menempati kelasnya masing-masing.

"Athaya Nandhira Saskia, dari SMP Nusa Jaya silahkan memasuki ruangan kelas sepuluh ipa dua," ucap kepala sekolah.

"Sekali lagi," ulang kepala sekolah, "Athaya Nandhira Saskia, dari SMP Nusa Jaya silahkan memasuki ruangan kelas sepuluh ipa dua."

Merasa terpanggil, Athaya langsung mengangguk samar dan berjalan cepat ke arah kelasnya. Kelasnya terletak di lantai satu.

Langkah Athaya yang tadinya terbilang cepat, sekarang sedikit melambat karena sudah dekat dengan kelasnya, yaitu X IPA 2.

Athaya memasuki ruangan kelasnya, di dalam kelas masih banyak sekali bangku yang belum terisi. Akhirnya, ia memutuskan untuk menempatkan bangkunya di jajaran ke-dua.

Tidak lama setelah Athaya meletakkan tas, ada seseorang yang menyentuh pundak Athaya, dan seketika Athaya pun menoleh.

"Anin?" tanya Athaya kepada gadis yang sedang berdiri tepat di belakang Athaya.

Gadis itu tersenyum lalu mengeluarkan suara yang sangat nyaring, "ATHAYA KITA SEKELAS LAGI!"

For your information, Anindya atau yang kerap di sapa dengan nama panggilan Anin itu adalah teman Athaya dari SMP. Jadi, jangan heran kalau Anindya menjadi heboh seperti itu.

"Lo tadi di mana, Nin?"

"Di barisan paling ujung," Anin menaruh tasnya dengan asal, "Lo dimana? Kok nggak nungguin gue?"

Athaya mengedikkan bahu, "Ngapain nungguin lo? Penting?"

Anindya mengerucutkan bibirnya, bikin Athaya ingin menabok muka Anindya yang terlihat sangat menyebalkan.

♦♦♦

Makasih yang udah mau baca😄
Baca part selanjutnya yuk, tambah asyik loh😆🌹

PRESERVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang