07 • Curhat.

18 5 0
                                    

Suara merdu yang paling ditunggu murid seantereo sekolah sudah berbunyi. Bel istirahat menggema dengan nyaring sampai terdengar ke seluruh penjuru sekolah. Sekitar sepuluh menit yang lalu bel istirahat berbunyi dan memberikan effect gaduh di lingkungan sekolah. Ada yang berlari, jalan, duduk, ngobrol, dan sebagainya.

Kali ini, Athaya dan Anindya lebih memilih untuk pergi ke kantin karena mereka sudah tak tahan untuk menyantap jajanan sekolah hari ini.

Beberapa menit berlalu, mereka sudah sampai di kantin, mata mereka menjelajahi kantin yang sudah dipadati oleh kerumunan siswa. Bahkan, meja untuk makan pun hanya tersisa satu.

"Kosong tuh," Anindya menunjuk meja yang berada di depan stand penjual siomay.

Mereka berjalan dengan cepat untuk menuju ke meja tersebut, takut bila meja tersebut di tempati lebih dulu oleh orang lain.

"Gue pengen siomay campur batagor, deh." ucap Athaya sembari memperhatikan gerobak siomay yang berada di hadapannya.

"Pesen sendiri, lah." Anindya berucap tak santai.

Athaya memicingkan matanya lalu sedikit mendelik, "Emang mau pesen, kok!"

"Anin, lo disini, ya. Gue pesen jajanan gue dulu, jangan kemana-mana, diem disini, duduk." Athaya berujar satu hentak lalu pergi meninggalkan Anindya.

Tak lama dari itu, Athaya membawa nampan berisi makanan dan minuman yang ia pesan. Lalu, sekarang giliran Anindya yang memesan makanan untuk santapan hari ini.

•••

Athaya dan Anindya sedang menyantap makanan mereka masing-masing.

Athaya menyantap siomay ditambah batagor, sedangkan Anindya sedang menyantap mie ayam.

"Eh," Athaya membuka percakapan, "Tadi tali sepatu gue di injek sama cowok, kayaknya sih kakak kelas, cuman gue belum tau."

Anindya mengangguk, "Terus?"

"Ya gitu, deh. Dia ngomel karena waktunya kepotong sepuluh menit gara-gara debat sama gue."

"Siapa nama tuh orang?" Anindya bertanya sembari menaikkan satu alisnya.

Athaya menggelengkan kepalanya, "Ngga tau, cuman dia ganteng, serius."

Keduanya tertawa ketika mendengar curhatan alay dari Athaya. Jarang-jarang Athaya seperti itu.

"Ciri-ciri, deh. Siapa tau gue kenal,"

"Hm," Athaya nampak berfikir, "Putih, tinggi, rambutnya bagus banget, matanya indah juga berasa kena hipnotis kalau liat matanya, pokoknya dia ganteng."

Anindya mengerutkan keningnya, "Ada di kantin atau ngga?"

Athaya menjelajahi kantin dengan mata yang sedikit memicing, memperhatikan satu per satu orang yang berada di kerumunan kantin.

"Ada, Anin!"

"Hah, mana?" Anindya berusaha mengikuti arah pandang Athaya lalu ia membulatkan mulutnya dan menunjuk salah satu lelaki yang sedang tertawa dengan teman-temannya "Itu?"

Athaya ikut mengikuti arah pandang Anindya, dan --- ya, benar.

Athaya mengangguk.

"Itu mah kak Raffa, dia kapten basket dan salah satu most wanted disini."

•••

Coba deh klik tombol bintang☺

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRESERVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang