~Chapter 1~

59 10 8
                                    

N.b: Gambar yang saya gunakan bukan milik saya. Tapi milik artist yg telah menggambarnya.. credit to the owner
.
.
.
"Baiklah... mari kita mulai sekarang" Makhluk itu mendekat dan semakin dekat dengan tubuh Gadis malang tersebut.

Gadis tersebut semakin panik. Besi yang tajam menusuk jantung Gadis itu. Gadis tersebut berteriak kesakitan. Tetapi apalah daya, alat perekat yang merekat mulutnya itu meredam jeritan kesakitan wanita itu.
Seketika sinar yang menyilaukan menyinari mata Gadis malang itu.
.
.
.

"GYAAAAA!" Gadis tersebut terbangun dari kematian sementaranya dengan tubuh gemetar, setengah tidak percaya terhadap mimpi menyeramkannya itu. Gadis tersebut menghela nafas lega karena telah terbebas dari kutukan malamnya itu.

Samar terdengar suara panggilan dari lantai satu yang memanggil nama pemberian kedua orangtuanya itu."Neo, mau sampai kapan engkau tidur terus seperti itu? Tebak jam berapa ini!"

Panggilan maut yang memberi isyarat bahwa Ia telah gagal menjalankan misi dipagi hari. Benar sekali, IA TERLAMBAT BERANGKAT SEKOLAH.

Gadis dengan rambut hitam sepinggang itu segera mengeluarkan kemampuan tersembunyi miliknya. Kemampuan yang tiada tandingannya: Kepepet no Jutsu!

Secepatnya gadis bernama Neo itu pergi membersihkan badannya dengan air hangat, berganti pakaian seragam sekolahnya yang berwarna sama dengan rambut panjangnya itu 

Secepatnya gadis bernama Neo itu pergi membersihkan badannya dengan air hangat, berganti pakaian seragam sekolahnya yang berwarna sama dengan rambut panjangnya itu 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

lalu berlari menuruni tangga. Sialnya, Ia lupa bahwa ia masih menggunakan sandal tidurnya yang membuat Ia harus melakukan gerakan berputar bak penari ballet profesional.

(Sayangnya, Ia lupa bahwa Ia tidak pernah belajar menari ballet sebelumnya.)

GUBRAK
Gadis malang itu merasakan sakit yang teramat mendalam atas kejadian tersebut.

"Hoi, siapa itu? Ganggu orang makan saja!" Celotehan dari saudara tertua Neo itu menusuk hati Neo yang paling dalam. Ia adalah Kazuki, Hoshino Kazuki.

"Bagus, sudah jatuh tertimpa tangga pula" Neo bergumam seraya mengelus kakinya karena tragedi yang membuat dirinya merasakan bagaimana rasanya menjadi penari ballet dadakan.

Neo yang hatinya tertusuk mendengar kalimat tajam dari Kakaknya hanya menunjukkan ekspresi wajah kesal terhadap manusia tak punya perasaan itu, mata biru dinginnya itu memandang laki-laki berumur 17 tahun tersebut. Ia memasuki ruangan yang sama dengan kakaknya untuk mengambil roti panggang buatan Ibunya tanpa sesekali mencoba memalingkan pandangannya terhadap laki-laki berambut hitam itu.

"Beruntunglah kau karena aku sudah hampir terlambat. Bila tidak akan kurusak wajah berhargamu itu!" Gumam Neo, berharap kakaknya dapat mendengar ucapannya tersebut.

Setelah menghabiskan sarapan paginya, dengan tergesa-gesa Ia berlari ke arah sekolahnya dengan harapan Ia tidak dihukum untuk membersihkan toilet sekolah (lagi).

"Berangkaaat!"
"Hati-hati di jalan!" Kekhawatiran seorang Ibu terhadap anaknya yang ceroboh berharap anak perempuannya bisa selamat sampai tujuan. Neo mengacungkan jempol kanannya ke atas sembari mengeluarkan kemampuan tersembunyinya.

"Larilah secepat angin!✩"
Teriak Neo penuh semangat. Untunglah tiada orang disekitarnya yang akan membuat harga dirinya jatuh karena teriakan penuh semangat tidak sengaja keluar dari mulut gadis tersebut.

Di depan gerbang terlihat seorang gadis sebaya dengannya, berambut kuning setinggi pinggang serta mata hijau cerah secerah mimpi terpendam Neo.
"Tea!" [[Prounonce Teya]]
"Ah, Neo!" Gadis yang kerap disapa Neo dengan sebutan Tea itu bernama Temari, Ayase Temari. Gadis blasteran periang, trouble maker sekolah, tapi bisa diandalkan.

Kemudian mereka berdua teringat akan sesuatu. Merekapun mulai menyadari, bahwa kematian sudah mendekati mereka.

Mereka berdua berlari dengan kencang seperti atlet lari profesionnal. "Selamat pagi!" Sapa keduanya dengan nafas terengah-engah.

"Pagi." Sapa seorang perempuan cantik berambut silver pucat tersebut. "Waa! Kami belum telat, kan?" Ucap Neo dengan nada khawatir. "Sepertinya belum tuh gurunya ga ada. Sia-sia aku lari jantungku ga kuat." Gerutu Tea sambil berjalan terengah-engah ke arah tempat duduknya. "Ah, tidak ada suatu halpun yang sia-sia dilakukan. Lagipula aku senang karena hari ini pelajaran fisika. Kalian sudah mengerjakan PR?" Kata-kata bijak keluar dari mulut gadis yang bernama Mirabelle, Xavior Mirabelle.

Keheningan menyelimuti mereka. Namun tidak berlangsung lama, karena gadis berambut Shiny! memecah keheningan.

"Tunggu sebentar, KITA ADA PR?!" Kepala Neo dan Mira mengangguk dengan timing sempurna yang membuat Tea panik seketika.

"Omg, Mira~ pinjam buku PRmu yaaaa~"
"Mira kan canteks~"
Ucap Tea dengan nada memelas, membuat Ia mendapatkan tinju dari Mira yang telah diturunkan secara turun-temurun dari buyut mereka.

"Aw, sakit tau!!"
Srrrrk
Suara decitan pintu kelas mengejutkan mereka berdua.
Yup, Tea yang malang.

So, mari kita tutup :3 mohon maaf ya kalo pendek xD author lagi mudik :3 Bagi kalian semua yang masih menikmati waktu libur lebaran, Hati-hati di jalan yaaa xD

Jangan lupa comment di bawah xD Dukungan kalian berguna sekali bagi saya xD

MaJi WONDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang