Cinta Dalam Diam

273 14 0
                                    

Deg....!! Bergetar hati Fida mendengar suara jawaban dari dalam rumah pak Wildan. Suara itu mengingatkannya pada memori suatu pagi yang cerah saat seorang ikhwan bertanya padanya letak rumah pak Wildan. Beragam spekulasi muncul dipikirannya mengenai sosok sang ikhwan dan hubungannya dengan pak Wildan. Apakah dia sepupunya? guru ngaji anaknya kah? dan beragam spekulasi lainnya muncul di pikirannya.
Kini sosok sang ikhwan yang baru kemarin ia temui berdiri tegak membukakan pintu dan dengan senyum ramah menyuruh masuk kedalam rumah.
"Ukh silahkan masuk kedalam, saya mau panggil om Wildan dulu. Beliau ada di kebun belakang" katanya dengan senyum ramah.
Fida dengan malu-malu masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Sekilas ia melihat foto keluarga besar Pak Wildan terpampang diruang tamu. Difoto itu ia temui wajah yang sang ikhwan dengan keluarga pak Wildan yang lainnya.
Tak lama kemudian, pak Wildan muncul dengan baju koko yang menjadi ciri khasnya. Ia menyapa Fida dengan senyum hangatnya.
"Nak Fida, tumben sekali kesini ada keperluan apa yang membawa nak Fida kesini?" tanya pak Wildan dengan santun.
" Oh ini pak, ibu tadi nyuruh ngasi lauk ini ke bapak" jawab Fida.
"Wah salam sama ibumu, lain kali gak perlu repot-repot lagi dan salam terimakasih buat lauknya" jawab pak Wildan.
"Kalau begitu saya permisi dulu pak" kata Fida.
"Cepat sekali mau balik nak" kata pak Wildan.
"Iya nih pak, ibu nyuruh cepat balik supaya ada yang bantuin beres-beres beliau ntar dirumah" jawab Fida.

Fida pun melangkahkan kaki keluar dari rumah sederhana itu. Sebelum keluar tanpa sengaja matanya menatap sosok sang ikhwan sedang asyik bermain bersama keponakannya di teras rumah.

Dengan langkah pelan ia keluar dari gerbang rumah sederhana milik pak Wildan. Sepanjang perjalanan pulang menuju rumah hatinya tiada menentu, pipinya memerah. Ia menyeka keringat yang keluar selama perjalanan pulang. Dalam hati dia berbisik " Duh betapa senangnya hati ini, adem bisa lihat ikhwan seperti beliau".

Yusuf pov
Ikhwan yang tadi baru saja selesai bermain dengan keponakannya itu kini sibuk dikamar merenung seorang diri. Tiada yang tahu bahwa dia sedang jatuh cinta kepada seorang akhwat yang telah memikat hatinya beberapa hari ini. Dia dalam diam mencintai seseorang. Belajar dari kisah Ali bin Abi Thalib. Guru dalam cinta yang terpendam yang selalu ia pendam untuk Siti Fatimah az_Zahra.
Yusuf tiada lupa beristigfar dan memohon kepada Allah. Dalam do'anya ia berkata : " Ya Allah jatuh cinta kan lah aku pada hamba_Mu yang melabuhkan cintanya kepada_Mu. Jauhkan aku dari hamba_Mu yang yang menjauhi engkau Ya Rabb....".
Yusuf merenungkan kisah hikmah penuh makna dari cerita "Cinta dalam Diam" yang dimiliki Fatimah kepada Ali dan begitu sebaliknya cinta dalam diam Ali kepada Fatimah. Terharu ia membaca kisah nan romantis dari dua insan yang saling mencintai dalam diam karna Allah.

Fida pov
Setelah pulang dari rumah pak Wildan, ia begitu senangnya sampai ingin rasanya berteriak dalam hati.
Bunga-bunga cinta indah bersemi dihatinya. Hatinya tiada henti bersenandung ria. Dalam diam ia berharap suatu hal indah kan datang esok lagi menjumpai harinya. Tiada hal yang paling mendebarkan bagi dirinya selain menunggu kejutan-kejutan manis rahasia illahi penuh makna dalam hidupnya. Seperti tadi saat dia bertemu sang ikhwan pujaannya dirumah pak Wildan tanpa disengaja.

~Dalam diam aku mengagumi mu. Senyummu, kesederhanaanmu, tawadhu'mu serta keta'atanmu~

#baper #syar'i #jomblo #cintadalamdiam #fisabilillah

Rahasia   IllahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang