Amazing cover by @Ekaaadewi
"Kalian ini selalu aja ya kalo di bilangin bandel, sekarang kalian mau keluar atau saya yang keluar" kata Bu Tutik penuh penekanan di setiap kata katanya.
"kalau kalian diam, berarti saya yang keluar. PERMISI!" Lanjut dia...
Panggil aja Evinda Kalo denger namanya jangan harap Kalian ketemu sama cewek yang tinggi semampai
Gak, Tingginya cuma 145 cm Dia pinter tapi rada bego. Tau kan maksudnya gimana
Ya tau lah, kalo gak tau pikirin aja sendiri ya.
Dia cuma anggota di kelas Anggota di eskul karate, dari kelas 7 sampai sekarang masih stay
Kalo inget inget Evinda dari masa ke masa itu perubahannya beda. Ini nih yang buat inget sama dia adalah kejadian waktu di kelas 7
Flashback on
Awal pertama masuk ke kelas 7, semester awal yang baru berjalan sekitar 4 bulan.
Waktu itu hari kamis, tepatnya jam pertama sampe ketiga mata pelajaran PPKN.
Guru mata pelajaran ini adalah ibu Aris titawati yang merupakan walikelas dari kelas sebelah 73 sampai sekarang
Waktu itu, kelas dalam keadaan senyap. Semuanya diem karena lagi ulangan harian.
Waktu itu, bu Aris selesai bagiin soalnya. Dan anak anak mulai mengerjakan. Yang namanya ulangan tau sendiri pasti ya contekan
Tapi contekannya masih malu malu Kenapa? Alasannya cuma satu karena kita belum lama kenal
Satu jam pelajaran, ulangan harian selesai. Semua nya mengumpulkan. Setelah ulangan selesai bu Aris ninggalin kelas kitan tapi buku bukunya semua masih ada di kelas
Itu artinya orangnya bakalan balik lagi
Karena kelas lagi kosong, anak anak yang tadinya pada diem di tempat sekarang berubah menjadi keadaan kelas yang seperti pasar
Nah waktu itu, Evinda ini lebih milih diem di tempatnya sama temen temen sekelompoknya yang entah ngomongin apaan.
Ada pulpen di meja Evinda yang gak tau siapa tuannya
Dengan tangan jailnya yang waktu itu megang tipe-X maka dia buka itu tutup pulpennya dan ngisi tutup pulpen itu pake stipo lalu ditutupin lagi ke pulpennya
Pikirannya saat itu cuma satu Itu pulpen punya temennya
Dan dia ngerjain pulpen itu gak sendiri, tapi sama Hendra yang sama jailnya.
Terus gak lama setelah itu Bu Aris dateng bawa berkas yang harus diisi. Nah waktu masuk ke kelas ini beliau ngobrak ngabrik mejanya
"Kalian ada yang tau pulpen saya gak?" Kata bu Aris
"Enggak bu!" Kata semua anak di kelas yang emang gak tau dimana pulpennya bu Aris
Jangankan pulpennya Bentuk pulpennya aja gimana gak ada yang tau
Terus abis itu, beliau muter muter nyari pulpennya yang dia yakin masih ada di sana.
Tatapannya ke arah meja Ayu, tapi bergeraknya ke meja Evinda. Emang ada pulpen disana. Tau kan bekas diisiin sama stipo
Nah diambil pulpen yang ada di meja Evinda itu sama bu Aris
"Nah ini pulpen saya!" Kata bu Aris lalu kembali ke mejanya.
Melihat itu Evinda bergumam
"Duh mampus gue!"
Saat bu Aris duduk dan tutup pulpen itu dibuka, ya kalian pasti tau apa yang terjadi. Karena tutup pulpen itu ada isinya jadilah semua stipo yang aja di dalem itu tumpah ke taplak meja kelas
"Siapa yang ngisi stipo di tutup pulpen saya?" Tanya bu Aris dengan suara yang meninggi
Diem
Hening
Gak ada suara
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Empat menit kemudia
"Jawab, kalo gak ada yang ngaku nilai kalian semua kosong!" Kata bu Aris
Satu kata mematikan bagi anak yang masih duduk di kelas 7 adalah saat diancam bahwa nilainya akan kosong di ulangan hariannya
Lalu banyak anak anak yang maju ke meja tapi bukan untuk mengakui kesalahannya melainkan untuk melihat hasil nilai atau bertanya tugas
Evinda dan Hendra juga ikut maju. Evinda sih mukanya biasa aja tapi Hendra yang mukanya berubah jadi ketakutan
Lalu bu Aris masih aja ngomongin soal pulpen itu
"Siapa yang berani jailin saya. Ini namanya dia main main sama saya!" Kata bu Aris
Hendra nunduk
Lalu tatapan bu Aris ke arag Evinda
"Kamu tau siapa pelakunya?" Kata bu Aris
Tapi diem semuanya diem. Sampai jam istirahat yang akan berbunyi 15 menit lagi anak anal cuma dapet ceramah dari bu Aris di depan mejanya
Akhirnya Evinda ngomong kalo emang dia yang ngisi
"Maaf bu saya kira itu tadi pulpen temen saya makanya saya jailin!"
"Oo jadi kamu. Kamu gak tau ya kalo ini pulpen saya baru beli tadi pagi. Saya bisa aja beli pulpen selusin kalo saya mau. Tapi rasa keceqa di diri saya ini yang gak bisa. Kamu tau kan harga pulpen aja cuma berapa sih? Kamu juga ngapain ngisiin pulpen pake stipo. Kurang kerjaan kamu............................." dan ocehan panjang pun terjadi
"Maaf bu, saya khiaf"
Kringgg...kringgg...kringgg
Bel istirahat bunyi. Itu yang ngebuat bu Aris gak ngelanjutin ceramah pencerahannya
"Yasudah kamu boleh duduk!"
Flashback off
Emang sih itu memalukan. Tapi ya giti tau sendiri anak anak di kelas urat malunya udah pada putus.
Ya pertama ngalamin itu pasti semuanya ngerasa takut tapi dari tahun ke tahun itu malah jadi cerita yang bakalan dikenang sepanjang waktu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini Evinda Fenny Wulandari. Pelaku pengisian stipo di pulpen guru PPKN