Part 1

254 52 124
                                    

"Mel!!!" Panggil seseorang perempuan berwajah manis. Hanya dengan senyuman tipisnya, lesung pipi di kedua pipi itu terlihat dengan jelas berlubang. Ia Tika, TIKA AURORA SABILQIS.

Perempuan itu melambaikan tangan seraya berjinjit jinjit ke sahabat karibnya di balik keramaian hilir-mudik mahasiswa - mahasiswa yang berjalan di lorong Fakultas Ekonomi di Jakarta Pusat. Agar tubuhnya bisa terlihat oleh sahabatnya.

"TIKA!!!" Dari kejauhan sahabat karibnya membalas lambaian tangan sahabatnya dan segera berlari menuju Amelia, AMELIA AMANDA RACHELSABINA.

"Gue mau ngomong sesuatu." Tika memegang tangan sahabatnya sambil tersenyum bahagia.

"Gue juga Tik!" Ujar Amel dengan mata yang membulat.

"Ya udah! ayok ke taman biar enak ngomongnya" Tika menyeringai.

"Let's go" Amel menerima usulan Tika, lalu bersama - sama berjalan menuju taman.

Di taman, mereka berdua sedang duduk di atas kursi kayu panjang saling berhadapan.

"Jadi! siapa dulu yang mau ngomong? hm??" Tika mengangkat alisnya.

"Gue dulu!!"

"Ya udah! lo mau ngomong apa?"

"Sebenarnya gue udah lama mendem! tapi mau nyeritain ke lo tu! gue malu..." Amel menggenggam tangan Tika dengan erat sambil menunduk menatap rumput kecil berwarna hijau di taman yang mereka pijak sekarang.

"Kenapa lo harus malu?? emang lo gak percaya lagi ama gue??"

Kepala Amel terangkat.
"Bu-bu-bukan gitu maksut gue!"

"La!! trus?? apa??" Tika mendesak Amel.

"Gue masih ngumpulin keberanian buat bisa cerita semua ke lo!! karena lo temen deketnya Devandra!"

"Devandra?? apa hubunganya ama Devandra?" Batin Tika.

"Ya-ya udah gak usah di pikirin mending lo langsung cerita! gue dengerin gak perlu malu! oke??"

Amel tidak menjawab. Ia hanya megangguk samar.

"Sebenernya......."

"Sebenernya apa???" Tika mulai menatap sahabat karibnya
lamat - lamat. Tak sabar ingin mengetahui apa yang akan di ceritakan oleh Amel.

"Sebenernya itu.. gue suka sama sahabat laki laki lo" Amel tersenyum lebar.

DEGH.......

AMEL SUKA SAMA DEVANDRA!.

Seperti palu besar yang menghantam kepalanya, Tika mulai merasakan sesak dan sulit untuk bernafas begitu mendengar kata kata tersebut. Kepalanya terasa berat, ia tidak menyangka ternyata sahabatnya suka sama lelaki yang ia sukai.

Faktanya! Tika juga akan menceritakan hal yang sama.
Tetapi? kenapa bisa menjadi seperti ini? Hati Tika seperti tersengat listrik 100 watt, dadanya berdegup dengan kencang hingga ia bisa mendengar degup jantungnya sendiri.

Itu juga kesalahanya! kenapa dari awal ia tak menceritakanya ke Amel.
Mungkin ia sekarang sudah bisa bersama lelaki yang ia sukai itu! karena bantuan Amel, dan Amel pun tak akan pernah menyukai Devandra.

Tika juga mulai curiga. Karena Devandra selalu bertanya kabar Amel, setiap waktu. Dan selalu memuji kecantikanya saat mereka sedang berbincang berdua.
Tapi pikiran kotornya selalu ia tepis jauh - jauh. Tak mungkin Devandra menyukai Amel.

Namun siapa sangka, pikiran kotornya yang selalu ia tepis ternyata sebuah kebenaran. Sahabatnya sendiri menyukai Devandra.

Tapi, Demi melihat Amel bahagia! ia rela mengorbankan cintanya demi hubungan persahabatanya. BACA SEKALI LAGI! JIKA BISA CATAT.

PERIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang