Part 5

132 24 8
                                    

LANJUTAN FLASHBACK.

Setelah selesai makan, Tika menyuruh Amel menuju kamarnya untuk menunggu.

Sebenarnya Amel ingin membantu Tika dan Ibu untuk membereskan meja makan, tapi Tika melarangnya.

Apa boleh buat! Amel harus menuruti kata-kata Tika.
Karena Amel selalu kalah jika berdebat dengan Tika.

Ceklek....

Pintu kamar Tika di buka dari luar.

Amel menatap seisi kamar Tika yang bersih dan rapi, dengan dinding yang ber cat biru laut.

"Ayo Aira! masuk!"  Amel menoleh ke arah Aira. Mengisyaratkan untuk mendekat.

Aira yang sedang berbicara dengan bonekanya lalu menoleh senang.

Aira berlari-lari kecil sambil meloncat-loncat kegirangan sambil metenteng boneka beruangnya.

"Tatak Amel?"

"Iya sayang? ada apa?" Amel mencubit pipi Aira gemas di depan pintu kamar Tika.

Aira menarik jari jemari Amel Masuk kedalam kamar Tika. Lalu Amel menutup pintu Tika dengan menendang pelan menggunakan kaki kananya.

Saat Aira berhenti di dekat meja belajar Tika.

Aira melepas genggamanya dari jari jemari Amel.

"Tatak naitin atu di kulsi ini" Aira mengangkat kedua tanganya.

Dengan Alis yang bertaut,
Amel mengangkat Aira di atas kursi meja belajar Tika.

Ia masih bingung sebenarnya apa yang ingin di perlihatkan anak kecil yang menggemaskan nan polos ini.

Aira menunjukan sebuah kertas yang telah di gambar.

Mungkin itu gambaran Tika.

Di dalam gambar itu, terdapat seorang perempuan dan laki-laki yang sedang bergandeng tangan.

Mereka terlihat bahagia.

Namun di balik kebahagian pasangan tersebut, ada seseorang perempuan yang memegang kertas bergambar smile dan menutupkan kertas itu ke wajahnya.

Amel mengamati setiap gambar ini.

Mencoba berfikir apa makna dari gambar ini.

"Tatak Amel! Aila tiap hali ngeliat tatak Tantit nangissss...."

"Aila selalu tanya te tatak Tantit tenapa tok tatak Tantit nangis...
tatanya matanya cakit"

"Aila selalu ngajak tatak Tantik main.. tapi setalang tatak Tantik selalu idak mau!"

"Tatak Tantik sekalang sibuk menulis! Aila gak tau apa yang di tulis sama tatak Tantik"

"Tapi.... talo tatak Tantik ke sekolah! Aila iem-iem masuk kamal kakak Tantik! Telus Aila liat ada buku ama gambalan ini" Jelas Aira dengan cara bicara yang belum fasih mengucapkan huruf abjad.

"Bental Aila calik bukunya!"

Amel terdiam.

Memperhatikan setiap gerakan yang di lakukan Aira.

Ia mencerna setiap kata-kata yang telah ia dengar dari mulut mungil gadis kecil itu.

Gadis kecil berumur 5 tahun yang lugu dan tidak tahu apa-apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang