Chapter 8

172 13 2
                                    

Rafa udah 5 hari gak keluar kamar, kecuali waktu dia lapar banget. Rasya, kakaknya Rafa pun bingung gimana cara bujuk anak satu ini, akhirnya dia menelpon papanya agar mau membujuk Rafa. Papanya setuju dan langsung menuju ke rumah mereka.

Tok.. Tok..

" Assalamualaikum.. " ucap Rafka.

" Waalaikumsalam, masuk pa. Udah lama ya papa gak kesini, papa kayanya asik banget disana. " Dengan nada sedih dan agak menyindir.

" Maaf ya nak, bentar ya papa mau bujuk Rafa dulu "

Rafka menaiki tangga dan disusul oleh Rasya. Sampainya di lantai 2 papanya ini bingung dimana kamar Rafa dan Rasya sempat kaget papanya lupa dimana kamar Rafa.

" Sya, dimana sih kamar Rafa? Papa lupa "

Segitu gak pentingnya kami ya pa? Sampai sampai papa lupa letak kamarnya Rafa.

" Disebelah sini pa " tangan Rasya menunjuk kamar yang bercat biru tua itu.

Tok.. Tok..

" Rafaaa, keluar sebentar nak. Papa pulang nihh "

" Pa, Rasya pergi dulu ya. "

" Iya "

Hah, masih ingat juga papa sama kami. Kirain sibuk ngurusin mama tiri dan anak brengseknya itu😏

1 menit kemudian Rafa membuka pintu dengan wajah datar.

" Ada apa kamu kesini? Kamu gak usah sok perduli deh. "

" Rafa! Kamu gak sopan ya? Siapa yang ngajarin berbicara seperti itu? Oh, mama kamu ya?😏 "

Sontak, Rafa terkejut oleh ucapan papanya itu. Bagaimana bisa ia menuduh mamanya yang sudah mrninggal setahun yang lalu.

" Pa! Jangan bawa mama aku ya! Urus dulu sana anak kesayangan papa yang brengsek itu! Asal papa tau ya, aku udah gak perduli mau papa pulang atau nggak. Malahan waktu papa pulang suasana nya makin buruk! "

" Kurang ajar kamu ya Rafa! Ingat kamu ya, Raka bukan anak yang brengsek. Tidak seperti kamu! "

Sekali lagi Rafa terkejut dan menggeleng gak percaya, karena omongan papanya. Bahkan sekarang papanya lebih membela Raka daripada dia. Ini gak bisa dibiarin.

" Bela aja terus dia pa, dia udah ngerebut pacar aku pa, udah buat pacar aku benci sama aku pa , dia juga udah ngerebut perhatian papa untuk aku. Itu yang namanya bukan brengsek? "

" Kamu ya Raka, dia gak pernah ngerebut perhatian papa! Kalau dia ngerebut pacar kamu berarti kamu lah yang salah! Sudahlah, papa kamu pulang bukan di sambut. Malah ngehina Raka! "

Rafa nangis, dia bener bener gak nyangka kalau papanya lebih sayang ke anak barunya.

Dengan emosi, papanya berjalan kearah tangga.

" Mulai detik ini, aku gak punya papa lagi! "

Tiba tiba papanya yang ingin turun tangga berbalik ke arah Rafa. Dan menampar Rafa.

" Tampar lagi pa! Tampar Raka lagi pa! Rasa sakit nya gak seberapa dibanding yang tadi. "

Kehabisan kata kata, papa nya pergi dari rumah itu.

--


PACARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang