"Aku ini sudah besar! Berapa lama aku diluar, itu bukan urusan kalian lagi! " Emosi Sharla memuncak setelah ibunya mencetak gambaran tangannya pada pipi Sharla. Tak disangka hanya karena pulang agak terlambat bisa membuat orang tua Sharla semarah ini.
"Jaga bicaramu, Sharla! Apa kau tau siapa yang kau ajak berbicara?! " Ayahnya membentak Sharla karena ucapan yang keluar dari bibir tipis Sharla tadi.
Tanpa menghiraukannya, Sharla pergi ke kamarnya dengan langkah yang cepat. Ia membanting pintu kamarnya yang terbuat dari kayu itu sehingga menghasilkan bunyi seperti ledakan. Sharla melompat ke kasur dan menarik selimut berbulunya.
Dug... Dug... Dug..
"Buka pintunya! " Ayah Sharla menggedor pintu kamar Sharla dengan tenaganya yang masih dibawah pengaruh suasana tadi.
Sharla berusaha untuk tak menghiraukannya dengan menutup kedua telinganya dengan bantal. Semakin lama, pukulan tangan ayahnya kepada pintu itu semakin keras, sampai akhirnya ayah Sharla mendobrak pintu itu hingga retakan pun muncul di bagian tengah pintu.
Sharla kaget dan terduduk diam diatas kasur masih dengan pakaian yang dikenakannya tadi. Ayahnya menghampiri Sharla dengan langkahnya yang bertempo begitu cepat. Kali ini wajah ayahnya berbeda, ia seperti orang kerasukan saat ini. Dengan cepat tangan ayahnya mengambil dan menarik rambut Sharla yang panjang. Ayahnya menyeret Sharla hingga Sharla tak bisa melawan tarikan dari tangan ayahnya. Sesekali Sharla menjerit kesakitan.
"Kali ini kau sudah diluar batas! " Dengan emosinya yang sudah melewati batas, ayah Sharla terus menyeretnya hingga mereka berada di ruang bawah tanah rumah mereka.
"Untuk malam ini kau tidur disini! " Ayahnya bergegas pergi meninggalkan putri berambut pirangnya sendiri ditempat yang bisa dibilang gudang. Pintu dikunci, hanya ada sedikit cahaya disana.
Semakin lama semakin gelap. Jantung Sharla semakin lama berdetak semakin kencang karena ketakutan dengan tempat itu.
Sharla sering bertengkar dengan orang tuanya. Bahkan karena masalah kecil, mereka bisa berdebat dan berujung pertengkaran. Tapi Sharla merasakan perbedaan dengan pertengkaran yang satu ini. Ini berlebihan... Pikir Sharla.
Hari makin malam, Sharla berusaha untuk tidur dengan lantai dingin yang berdebu sebagai alasnya. Sebenarnya Sharla tak bisa tidur tanpa ada cahaya yang menemaninya, Tapi Sharla tetap berusaha tidur tanpanya. Walaupun sudah berusaha tetap saja ia tak bisa tidur.
Sharla mulai kesal, ia mulai mencari sesuatu yang bisa ia gunakan saat itu. Sharla terus mencari diantara tumpukan barang yang berdebu karena lama tak terpakai.
Setelah agak lama mencari, akhirnya Sharla menemukan barang yang menurutnya berguna. Sebenarnya hanya lilin dan korek api kayu bersamanya, tapi itu pasti akan sangat bermanfaat untuk Sharla selagi bisa memancarkan cahaya.
Sharla menghidupkan beberapa lilin disekelilingnya. Semua terlihat lebih jelas dengan lilin itu. Karenanya, Sharla tertarik untuk melihat-lihat isi gudang itu. Ia berkeliling gudang sembari membawa satu lilin di tangan kanannya. Yang ia lihat hanya kardus bekas, tv bekas dan barang-barang membosankan lainya. Tidak ada yang menarik... Keluh Sharla.
Sharla membalikan badannya dan menuju lingkaran lilin yang ia buat tadi. Sebelum sampai lilin itu, Sharla melihat sesuatu yang berkilauan. Ia mendekatinya. Cahaya itu berkilauan karena terkena cahaya lilin yang ia bawa. Benda itu memancarkan 4 cahaya dengan warna yang berbeda. Sharla mengambil dan meniupnya, berusaha untuk menghilangkan debu yang menempel, sambil berjalan menuju lingkaran lilin tadi.
Sampai disana, Sharla duduk dan terus memperhatikan benda berbentuk kotak itu. Diatas kotak itu terdapat 5 benda semacam berlian yang menempel diatas kotak. Keempat ukurannya sama, hanya satu yang berbeda. Warnanya bening dan berada di tengah.
Karena penasaran, Sharla menekan berlian bening itu dengan perlahan.
Terbuka...
Kotak itu terbuka. Di dalamnya hanya berisi boneka seorang putri yang sedang menari dengan musik pengantar.
"Ini hanya kotak musik. " Sharla berbicara seakan-akan ia menyesal telah menemukan benda itu. Tetapi Sharla masih saja menatap putri itu menari ditemani oleh 4 cahaya yang berbeda.
Sharla merasakan ada yang aneh dengan benda itu. Ia merasa seperti dihipnotis oleh benda itu. Sharla tidak mau memalingkan pandanganya dari benda itu. Ia terus memperhatikannya, hingga tubuh Sharla mulai terasa benar-benar ringan, penglihatanya mulai kabur dan mulai kehilangan kesadaran.
Terima kasih buat yang udah nyempetin diri buat baca ceritaku. Karena ini cerita pertama jadi tolong tinggalin coment, kritik dan saran...
Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamonds
FantasyCerita ini mengisahkan tentang seorang gadis yang terjebak di dalam dunia yang sama sekali tidak ia ketahui. Karena benda yang Sharla kenakan, membuatnya memiliki sebuah tanggung jawab besar pada dunia yang ia tak kenal itu. Sharla harus mengembalik...