Part2 : Emits

106 27 14
                                    

"Sebentar lagi semua akan musnah di tangan iblis kotor itu. Seluruh elemen harus berkumpul di tanganmu, kau harus mencegahnya! Ia berencana menjadikan dirinya abadi di dunia ini. Jangan sampai dia berhasil dengan rencananya. Jika sampai dia berhasil, kau tidak akan pernah melihat dunia ini lagi. Jadi berjuanglah...
Sebelum itu kau harus bangun, banguun... Banguun... "
______________________________________

"Hei bangun! " Suara yang tadinya terdengar lembut, semakin kasar saat Sharla semakin sadar.

"Seenaknya saja kau ini. Sudah numpang, malah enak-enakan tidur, ayo bangun gadis air terjun! "

Perlahan Sharla membuka matanya yang terasa masih berat. Sharla melihat sekelilingnya. Rumah yang sempit atau bisa dibilang ini gubuk. Dan aku berada di dalamnya?

Sharla sedikit kebingungan dan panik karena ia sadar di tempat yang berbeda dari tempat ia tak sadar malam tadi.

"Hei...? " Ada seseorang yang memanggilnya. Perlahan Sharla menoleh pada seseorang di sebelahnya seperti orang ketakutan.

Sharla memperhatikannya dari bawah sampai atas. Seorang lelaki muda yang usianya kira kira 17 tahun, sama seperti Sharla. Pemuda itu mengenakan celana seperti jeans dengan tali yang menggantung dari bahunya, dan juga kemeja lengan panjang yang ia lipat bagian lengan sampai di siku. Seperti cara berpakaian orang dijaman tak elok,Pikir Sharla. Matanya berwarna coklat, seirama dengan warna rambutnya yang rapi dan agak berantakan di depannya.

"Apa kau sudah selesai melihat-lihat diriku? " Pemuda itu bertanya dengan pandangan yang tak mengenakan.

"Di-dimana aku? " Sharla bertanya dengan nada gugup, sembari memperhatikan dirinya yang masih mengenakan pakaian tadi malam.

"Kita sedang berada di wilayah Emits Utara" Pemuda itu berjalan kearah guci yang tak begitu besar dan tebuat dari tanah liat, itu sudah terlihat dari warnanya. Ia memberikan segelas air pada Sharla yang sedari tadi masih diam diatas tempat tidur yang keras itu. "Ayo cepat minum airnya gadis air terjun! "

"Gadis air terjun? Apa maksudmu? " Raut wajah Sharla yang semula seperti orang ketakutan seketika saja berubah menjadi raut wajah penasaran.

"Aku memanggilmu seperti itu karena aku menemukanmu di air terjun hutan timur. Saat itu aku sedang mencari benda pesanan orang. Secara tidak sengaja aku melihatmu berada di atas batu besar di tengah air terjun sedang tak sadarkan diri. Karena aku khawatir padamu, akhirnya aku terpaksa membawamu kerumah kecilku ini. " Sharla terkaget mendengar penjelasan pemuda itu. Sharla berpikiran kalau ayahnya lah yang telah membawanya ke tempat yang sama sekali tidak ia tau ini saat ia tak sadar. Sebenarnya daerah mana Emits itu? Sharla sama sekali tak tau tentang tempat ini.

"Eee... Sebenarnya daerah Emits ini di negara mana? Amerika? Francis? Atau Belanda? " Sharla bertanya serius pada si rambut coklat itu. Ia berpikir kalau dia tau dimana dia sekarang, dia bisa pulang kerumah.

"Amerika? Belanda? Tempat apa itu? Apa semacam nama hutan? " Pemuda itu sama sekali tidak tau negara yang dimaksud Sharla. Lelaki ini pura-pura bodoh atau memang bodoh?! Pikir Sharla kesal.

"Setauku ini adalah wilayah kerajaan Emits yang dibagi menjadi 5 bagian. Emits Utara, Selatan, Timur, Barat dan tengah sebagai pusat kerajaan. " Anak ini sudah gila! Mana ada kerajaan di jaman modern seperti sekarang ini. Apa perlu kutelpon rumah sakit jiwa terdekat untuknya?! Sharla benar benar kesal dengan pemuda itu, ia ingin sekali mencabik-cabik wajah pemuda bermata coklat itu.

"Hyuuh..." Sharla berusaha menahan emosinya.

"Kalau memang benar ada kerajaan disini, tolong bawa aku ke wilayah pusat kerajaan, aku ingin bertemu dengan salah satu personil penting di kerajaan, bagaimana? " Sharla menantang kegilaan pemuda itu, sampai mana dia bisa berimajinasi tentang kerajaan palsu yang ada di pikiranya.

"Baiklah, ayo bergegas! Kita akan ke pusat kerajaan. " Pemuda itu sangat percaya diri untuk mengajak Sharla ke pusat kerajaan yang ia katakan.
Anak ini sangat percaya diri, rasanya aku ingin tertawa.

Mereka berdua meninggalkan rumah kecil itu untuk pergi ke pusat kerajaan dengan berjalan kaki. Pemuda itu mengatakan kalau jarak dari Emits Utara menuju pusat jaraknya kira kira kurang lebih 4 kilometer. Jarak yang jauh, apalagi dengan hanya berjalan kaki.

Di perjalanan yang jauh, pemuda itu menyempatkan diri untuk mengajak Sharla melihat-lihat bangunan disekitar mereka, mengajak Sharla makan makanan khas daerah itu dan mengunjungi beberapa tempat yang ia kenal pemiliknya.

Bangunan disini seperti bangunan-bangunan di wilayah kerajaan, seperti di tv, pikir Sharla setelah melihat-lihat bangunan perumahan dan toko disekitar.

Setelah lama berjalan, akhirnya mereka sampai di wilayah pusat. Sharla benar-benar tak percaya dengan apa yang ada di dalam pandanganya saat ini. Sebuah bangunan istana yang sangat besar dan puncaknya yang mencakar langit.

Sharla mencubit dirinya untuk memastikan bahwa dia tidak bermimpi.

Sakit...

"Ini semua bukan mimpi, untuk apa kau mencubit dirimu. " Pemuda itu berjalan di depan Sharla sambil memanggil seseoarang yang berada jauh di depannya.

Seorang wanita yang memakai pakaian baja ala prajurit menghampiri mereka berdua dengan membawa pedang ditanganya. Gadis itu berjalan melewati pemuda yang belum Sharla kenal namanya dengan pandangannya tajam menuju arah Sharla.

Dia berhenti di depan Sharla. Keringat dingin Sharla menetes karena rasa takutnya pada gadis seumuranya itu.

Gadis itu mengayunkan pedangnya dan berhenti tepat di depan hidung Sharla. Gadis itu sepertinya akan membunuh Sharla.

Apa aku akan dibunuh olehnya sekarang? Di tempat yang belum kukenal ini? Tamatlah riwayatku...

Terima kasih yang sudah baca
Seperti biasa tolong kritik dan saranya....

DiamondsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang