i. seen, unseen

20.5K 3.5K 687
                                    

•aphrodite•

___






















Air beriak ketika suara tangis seseorang yang terdengar pilu memenuhi ruang. Lagi lagi Lia menangis, entah untuk yang keberapa kalinya hari ini.

Tubuh gemuk itu bersandar pada tembok toilet, duduk dipojok dengan bahu yang merosot. Wajah kemerahannya disembunyikan diantara lipatan tangan yang bertumpu pada lutut.

"Jahat." gumamnya, sesenggukan.

Kulit putih pucatnya terlihat lebih berwarna, dengan corak kebiruan dan cairan lengket yang berbau amis. Ikatan rambut lurus yang selalu dikuncir kuda itu sudah tak karuan, sangat ketara habis ditarik.

Si gadis mendongak, menatap pantulan dirinya di cermin. Dalam pandangannya, terpampang jelas seorang monster wanita obesitas yang sangat menjijikan, membuat bulu kuduk merinding.

"PERGI!" teriaknya nyaring, bersamaan dengan jemari yang melempar kaca menggantung itu keatas lantai.

Lagi, gadis itu menangis. Tapi kali ini tidak duduk, melainkan berlari keluar kamar mandi.

Gunjingan, cacian, dan hinaan. Lia merasakan semua tatapan tersirat itu ketika tubuh besarnya berlari melewati koridor sekolah.

"Woy ada gajah lepas!!" jerit salah satu murid laki laki.

"Tolong gempa! Cepat berlindung!!" timpal yang lain.

Ocehan menyakitian itu sukses mengundang tawa murid lain.

Tidak, itu tidak lucu sama sekali.

Lia mendongak, menatap sang pemancing keributan itu dengan nyalang. Air mukanya ketara sekali gelap, membuat oknum itu menghentikan tawa.

"Hwang Hyunjin brengsek."gumam Lia pelan.

Seorang perempuan yang selalu berada di sisi Hyunjin maju beberapa langkah, menjambak rambut Lia tanpa ampun. "How dare you calling his name with your dirty mouth, bitch!"

Yang lain hanya menyaksikan tanpa berniat untuk membantu ketika tangan tangan lain mulai memukuli, menjambak, bahkan hingga menyeretnya ke tanah.

Mereka sama sekali tidak memperlakukannya sebagai manusia.

Lia memang sangat membenci Hyunjin dan antek anteknya, namun ia lebih membenci orang orang yang melihat tanpa berniat membantu.

Tolong, bantu saja sekali. Kenapa kalian hanya melihat?

APHRODITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang