ix. a whole new world

10.4K 2.8K 289
                                    

"Lia, karoke yuk!!"



Atensi Lia sepenuhnya berpusat pada si pemuda berkulit gelap. Kerutan halus nampak di dahi, bingung sekaligus tak percaya dengan apa yang baru saja didengar.



"Karoke?"



Si gadis bersurai panjang itu memasukan gulungan kertas kedalam tas tabung. "Besok kan libur." seru Siyeon, menimpali.



Lia mengatupkan kedua bibir, lalu tersenyum tipis. "Okay."



Setelah seminggu mengenal ketiga temannya, Lia pikir mereka tidaklah terlalu buruk. Maksudnya, semua orang pasti punya sisi buruk bukan?



Setidaknya tak ada yang melakukan hal hal yang menyakiti dirinya.



Mereka berangkat dengan mobil Jisung yang diparkir di depan warung belakang. Sekolah cukup ketat dalam mendidik anak muridnya, maka dari itu siswa dan siswi dibawah umur dilarang membawa kendaraan sendiri ke sekolah.



Sepanjang perjalanan diisi dengan candaan Haechan yang sebetulnya kalau dipikir-pikir tidak lucu sama sekali. Namun Lia tetap tertawa, senang karena memiliki teman yang melemparkan gurauan bukan kepadanya.



Mereka tiba sekitar dua puluh menit kemudian.



Sebetulnya Lia belum pernah ke tempat karoke. Oh pernah, dulu sekali. Namun Lia tidak diperbolehkan masuk kedalam, mereka hanya ingin menggunakan uangnya untuk membayar.




Terbiasa dengan hal itu, Lia langsung mengeluarkan kartu atmnya.




"Eh, lo gak ada cash aja?" seru Siyeon.




Lia menelaah isi dompetnya. "Ada, tapi cuman pegang segini." cicitnya pelan.




Kekehan kecil mencelos dari bibir Siyeon. "Cukup kok, kan patungan."








Patungan?








Senyuman Lia merekah.






Tak dapat Lia sangka bahwa dia akan patungan seumur hidupnya. It's a new world, for her.






Lalu dua jam kedepan dihabiskan untuk sebagaimana mestinya.




Menyanyi, menari, bercanda hingga suara mereka semua hampir habis.











Tak apa, Lia senang.










"Haus nih, pesen minum yuk."



Lia segera menyambar tas yang diletakan di atas meja. "Biar Lia aja yang beli, kalian tunggu sini." ujarnya bersemangat.



Siyeon mengangguk. "Bon-nya jangan ilang."



"Iya."



Lia membuka pintu, gadis itu terlonjak ketika dirinya hampir saja menabrak sesosok figur bertubuh jangkung yang tengah menggenggam sekaleng soda.



Pemuda berpotongan spike itu menggaruk belakang kepala, kikuk.



"Sorry."



"Gapapa."



Lia berjalan kearah kanan, secara bersamaan si pemuda juga melangkah kearah kanan. Ketika Lia melangkah kearah kiri, lagi-lagi si pemuda juga melangkah kearah kiri.



Kemudian pemuda itu tertawa. "Ladies first."




"Makasih."



Lia dapat merasakan tatapan pemuda itu masih tertuju padanya bahkan setelah Lia pergi beberapa langkah.



"Felix, buru masuk! Lima menit lagi nih."









Oh, Felix namanya......

APHRODITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang