Cold senior.

424 10 0
                                    

Cerpen pertamaku jadi maaf kalau ada typo dan kesalahan kata lainnya. Aku masih belajar dan maaf juga kalau ceritanya gak jelas banget. Setidaknya kalian sudah membaca ini walaupun hasilnya gak bagus. Terima kasih atas waktunya membaca ceritaku. Dan ini murni hasil pemikiranku. Sedikit motivasi dari beberapa cerita, lagu, dan film.

¤¤¤

Hari ini tepat dimana aku akan melaksanakan MOS dihari ketiga atau lebih tepatnya hari terakhir mendapat hukuman dari senior yang menjengkelkan. Aku merupakan salah satu siswa baru di SMA Pelita Garuda. Tidak ada yang beda dalam kegiatan ini. Seperti biasa semua senior di sekolah ini akan menyuruh junior--seperti aku untuk membawa segala barang yang menurutku aneh.

Dan sialnya aku melupakan satu barang. Minyak jelanta. Hanya karena lupa membawa minyak bekas pakai itu aku mendapatkan hukuman. Para senior tidak segan-segan memberi hukuman kepada juniornya yang melanggar peraturan ataupun yang sengaja mereka hukum tanpa ada kesalahan yang jelas.

Banyak siswa baru sepertiku mengumpat karena para senior yang dipikir tidak punya hati hingga tega menghukum kami yang aneh-aneh. Tapi apalah daya jika senior memiliki kekuasaan terbesar saat ini.

Aku mendapat bagian membersihkan koridor kelas XI IPA 3. Untung saja teman-yang baru aku kenal tapi cukup dekat sebagai teman baru-ikut dihukum juga sepertiku di tempat yang sama. Aku dan beberapa siswa yang mendapat hukuman disini sangat kewalahan. Bayangkan saja kami sudah dengan penuh kerja keras membersihkan lantai, dengan seenaknya kakak kelas yang tidak berperasaan melewatinya dan meninggalkan jejak yang cukup membuat koridor yang tadinya bersih menjadi kotor dengan jejak sepatu mereka.

Kami mendesah kesal saat melihat kejadian itu. Bisa saja kami melawan, tapi kami sudah merasa cukup dengan hukuman ini. Sampai akhirnya 1,5 jam kemudian koridor ini benar-benar bersih tanpa ada gangguan seperti tadi. Wajar saja, bel pulang sekolah telah berbunyi setengah jam yang lalu. Akhirnya kami dapat bernafas lega.

Aku sudah dapat mengenal teman-teman yang ikut dihukum bersamaku. Danny, cowok keturunan batak dan sunda jadi bisa bayangkan bagaimana cara berbicaranya? Sangatlah lucu, tapi dia cukup manis dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya.

Citra, cewek yang sangat feminim juga sangat lembut. Suaranya lembut seperti wajahnya yang kalem. Wendy, cowok yang memiliki kulit hitam namun dia memiliki selera humor. Tak jarang kami tertawa saat mendengarnya berceloteh tidak jelas dengan unsur komedi.

Rani, cewek tomboy yang cukup menyeimbangi komedi Wendy. Dia juga teman baruku yang cukup dekat denganku selama 3 hari ini. Aku berharap dapat berteman dengan baik dengan mereka berempat.

"Len, lo nunggu jemputan atau gimana?" Tanya Rani yang berada tepat disampingku. Aku menoleh ke arahnya untuk menjawab pertanyaannya.

"Gak, gue naik angkot." Ku lihat dia hanya mengangguk dan kami melanjutkan langkah kami yang sempat tertahan.

"Gue duluan ya, see you." Aku membalas lambaikan tangannya dan senyuman.

Setelah itu aku melangkahkan kakiku ke arah halte yang kini hanya tersisa satu cowok yang sedang bersandar di kursi halte. Sepertinya dia menyumpal kedua telinganya dengan earphone miliknya. Sudahlah aku tidak memperdulikannya.

Aku melangkah ke arah tempat duduk yang masih kosong di samping kirinya. Ya karena hanya ada dia disana. Aku memasang earphone di ponselku lalu menyumpalkannya di telingaku. Sialnya saat aku melewati cowok tadi aku tersandung kakinya.

Ya Allah kok lo gak hati hati sih Len!

Aku merutuki diriku sendiri di dalam hati.

Oke aku akui ini salahku karena tidak memperhatikan jalan--jalan aja harus diperhatiin bagaimana lagi kalau manusia? Untung saja pantatku tidak harus menyentuh tanah. Aku segera berbalik menghadap cowok yang menyebabkan aku tersandung. Betapa terkejutnya aku saat dia tepat menatapku saat ini. Tampan? Menurutku dia salah satu cogan yang ada di sekolahku. Dan aku rasa dia adalah kakak kelas karena seragamnya adalah seragam sekolahku tanpa atribut seperti aku. Memang tadi saat apel penutupan atribut kami boleh untuk dilepaskan. Tapi aku yakin dia adalah kakak kelas. Katakanlah aku sok tahu.

Cold Senior [2/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang