Aku Rara.
Umurku empat belas tahun, nyaris lima belas di empat bulan mendatang pada bulan Juni. Dua bersaudara menjadikanku seorang kakak terpaut dua tahun dari adikku yang baru memakai seragam biru. Sedang seragam biruku akan tergantikan seragam abu anak SMA pada tahun ajaran depan.
Tidak banyak yang bisa dideskripsikan dariku. Tak ada yang menarik, karna memang diriku membosankan. Kelebihan yang kupunya selalu tertutupi oleh kekurangan yang bejibun.
Kebiasaanku yang suka tidur di berbagai belahan tempat menjadikan hal itu sebuah kelebihan. Dengan sekali picingan mata aku bisa tertidur dalam waktu seperkian detik.
Hebat, bukan?
Teman sekelasku selalu memujiku, si 'Ratu Tidur'. Tapi jelas itu bukanlah pujian atau pun kelebihan yang patut dibanggakan. Lebih seperti kebiasaan buruk yang tak seharusnya mengendap di setiap sendi tubuhku. Namun apa daya, aku memang suka tidur.
Berbanding hal dengan tidur, aku teramat tak suka belajar. Sebut belajar tiga kali, dan aku akan angkat tangan sebagai gantinya.
Dari fisik, tak ada yang bisa dibanggakan dari wajah tirus dan tubuh kurus dengan tinggi lebih dari setengah tiga meter. Mungkin lekuk mataku yang unik bisa dijadikan poin penting karna suatu istilah, 'semua berawal dari mata', sekali pun itu tak berpengaruh khusus didiriku.
Ciri-ciriku di luar itu, aku lebih memilih menyendiri dari tempat ramai yang membuat sesak. Menyenangkan rasanya sebagai subjek dengan mendengar atau pun menyaksikan dibanding menjadi objek perhatian. Tidak juga menjadikanku seorang pendengar yang baik untuk dihadikan tempat membuang keluh-kesah.
Aku juga lebih suka dunia maya lebih dari dunia nyata kehidupanku. Karna dengan dunia maya di media sosial, aku bisa dengan sendirinya mengubah kehidupanku yang monoton menjadi mengesankan dan menarik, tanpa siapa pun tahu kehidupan asliku seperti apa.
Cerita ini juga bermula dari dunia maya. Aku mengenal seseorang tanpa tau wujudnya seperti apa. Hanya melalui satu chat singkat yang berlangsung lama, sekali pun tak berakhir pasti.
Kisahku jelas belum dimulai. Ini hanya permulaan untuk lanjut pada tahap selanjutnya.
Aku Rara, dan teman bukanlah prioritasku.
***
2 Juni 2017
Hai-hai! Kalo ada typo dsb tolong dikoreksi ya. Jangan lupa tinggalkan jejak guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Rara In Love
Teen FictionAda hal yang kadang tidak bisa diubah dengan begitu mudah. Seperti Rara yang dihadapkan pada masa lalu yang tiba-tiba mengusiknya. Ada rasa bersalah dan rasa-rasa lain yang tersembunyi dibalik hal itu. Termasuk rasa hatinya yang belum juga menghila...