Prolog

46 11 6
                                    

" RIANA.."

" RIANA.."

Suara teriakan dari seorang wanita memenuhi seluruh ruangan di apartment Riana, bahkan si empunya suara pun harus menutup kuping saking melengkingnya teriakan tersebut.

" Jangan berteriak bodoh, aku di sini, di dapur" Ucap Riana sedikit kesal.

Wanita glamour yang berpakaian serba merah itupun melangkahkan kaki menuju dapur dengan senyum yang tak luput dari bibir mungilnya.

" Riana..apa kau tahu ?"

" Tidak"

" Jangan potong dulu, maksudku aku menemukan mangsa baru untukmu."

" Benarkah? Kau tidak bercanda kali ini kan? "

" Tentu saja tidak, kali ini aku begitu bersemangat. Coba lihat berkas-berkas ini." Wanita glamour yang bernama Jinny itu kemudian mengeluarkan sebuah amplop coklat dan menyerahkannya kepada Riana.

Riana membaca dengan cermat semua data-data calon korbannya. Dia mengernyitkan dahi saat merasa foto yang lampirkan pada data tersebut terasa sangat familiar baginya.

'Oh tidak, jangan dia lagi. Kali ini aku benar-benar tidak ingin berurusan dengannya' Batin Riana.

" Aku tidak mau. Batalkan, cari target yang lain saja"

" Hei hei kau pikir melakukannya semudah itu? Setidaknya pikirkanlah usahaku kali ini. Memang apa salahnya Maxwell? dia kaya, terkenal, tampan, berbakat, dan beristri. Bukankah itu semakin mempermudah mu? "

Riana mengacak rambutnya frustasi, andai saja Jinny tahu bahwa bukan itu masalah utamanya.

" Ri..untuk kali ini saja jangan menolak lagi yaaa. Kalau kau mau, pembagiannya jadi 70:30, aku tidak masalah kok"

Riana menghela nafas berat. Dia tidak mungkin menolak, semua rencana sudah tersusun rapi, diapun tahu riset dan segala rencana telah tersusun dengan matang. Cukup diselesaikan dengan eksekusi dari dirinya.

Mungkin ini akan terdengar buruk dan bukan keputusan yang baik tapi tidak ada salahnya juga, lagi pula Maxwell hanya masa lalu yang sudah dia lupakan.

"Baiklah, untuk kali ini saja"

____________

TBC

Who Are You Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang