Part 4: Cooperation?

21 9 7
                                    

" Mari bekerjasama"

Suara Demian menggema ditelinga Riana. Senyum miring terukir diwajah tampannya.

" Kau tidak perlu senaif itu, aku tahu apa motifmu menjadi sekertarisnya Max" Ucap Demian.

Riana menyembunyikan perasaan terkejutnya, dia belum tahu apakah orang didepannya ini akan menjadi kawan atau lawan.

" Baguslah jika kau sudah tahu, lalu?" Tanya Riana.

" Lalu?" Demian balik bertanya.

Riana menghela nafas kesal.

" Tentu kau tahu persis apa maksudku Mr. Fernando"

Demian terkekeh.

" Kau memang gadis yang pintar Riana, kurasa kita bisa menjadi partner dalam rencanamu ini ?" Ujar Demian sambil terkekeh pelan.

" Maksudmu, kau juga ingin hartanya Max?" Riana memandang Demian dengan tatapan tidak percaya.

" Hell no, aku bahkan memiliki aset yang lebih banyak darinya. Hanya saja, yang satu ini menyangkut kedudukan dan begitu penting bagiku jadi tidak ada salahnya kan jika aku ingin menggapainya bukan ?" Demian memasang tampang innocent nya.

Riana terdiam sejenak melihat pria itu yang kini tengah berjalan menuju meja kasir. Dia bisa memperhatikan semua tatapan memuja dari para pelayan dan pelanggan wanita direstoran ini.

Setelah membayar makanan Demian kembali duduk dan membahas topik yang sama.

" Jadi bagaimana? Apa kau bersamaku?"

Riana berpikir untuk sesaat, dia merasa tidak yakin dengan ucapan Demian.

" Apa yang kudapat dari kerjasama ini?"

" Kau? Kau akan mendapatkan 5% dari aset ini" Ucap Demian.

" 20 ?"

"Oh, c'mon jangan memerasku lebih Riana"

" Ya sudah jika tidak mau, lebih baik kau jalankan sendiri saja misimu itu"

" Heyy slowly babe, baiklah bagaimana dengan 15%? 5% diawal dan sisanya diakhir jika misi ini berhasil, bagaimana?" Demian memberikan penawaran yang sangat menarik.

Mungkin ini akan melenceng dari tujuan awal Riana. Tapi dengan bersekutu dia rasa rencananya akan benar-benar berhasil. Lagipula tidak ada salahnya mencoba, dia jelas-jelas diuntungkan disini, terlebih dengan jaminan 5% nya.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa Riana mulai tertarik dengan kerjasama yang ditawarkan Demian.

" Terdengar menarik, baiklah kalau begitu aku terima" Ucap Riana final. Dia melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan waktu masuk kantor.

" Maaf pak saya harus kembali bekerja" Riana tersenyum ringan dengan sopan dan hendak bangkit berdiri, namun tangan Demian terlebih dahulu mencegahnya.

" Kenapa buru-buru ke kantor jika bosmu saja masih bersantai? Lagi pula mantan kekasihmu itu sudah menitipkanmu padaku tadi, ingat ?" Demian yang menekankan kata mantan kekasih pada Riana, membuat wanita itu tersentak kaget.

Demian mendekatkan kursinya dan duduk tepat samping kursi Riana. Dia bisa mendengar umpatan dari gadis itu dan dia merasa sangat bersyukur karena dia adalah atasan jika saja hanya seorang pegawai biasa mungkin sudah dari tadi wajah tampannya tidak berbentuk akibat redaman kemarahan dari wanita yang kini tengah mencuri perhatiannya.

Demian mendekatkan wajahnya, menatap ekspresi wajah Riana yang masih terlihat bingung. Wanita itu makin menjadi mendapati wajah tampan idola kaum hawa menatapnya lekat-lekat seperti sedang mengintimidasi lawan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who Are You Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang