Trafalgar D. Water Law, atau yang biasa di panggil dengan nama Trafalgar Law merupakan seorang mahasiswa kedokteran yang jenius. Di usianya yang baru menginjak 19 tahun ia sudah menjadi lulusan sarjana s1 Universitas New World dengan nilai tertinggi, mengingat ia dengan otak encernya dapat dengan mudah loncat kelas dan di rekrut oleh Universitas terkemuka. Namun, setelah lulus ia memilih untuk istirahat dan mengambil s2 untuk kedepannya dari pada langsung memasuki Rumah sakit. Walaupun dia sudah di tawari tetap saja ia menolak, sekarang ia sudah berusia 23 tahun dan sedang menjalani semester ke-3 s2 nya.
.
.
.
"Hei, apa dia orangnya?"
"Ssst, jangan asal tunjuk begitu! Dia mungkin mendengarmu!"
Law hanya menghela nafas dan mempercepat langkah kakinya, setiap kali dia melewati kerumunan mahasiswa dia selalu saja menjadi pusat perhatian. Memangnya apa yang dia lakukan? dia hanya berlalu dan tak melakukan apapun.
Ia mengeratkan jari-jemari pada tali tasnya, memandang lurus tanpa ekspresi dan menghilang di ujung lorong.
Ya, kebanyakan mahasiswa menganggap Law aneh dan Law sama sekali tidak memikirkan hal itu. Lagi pula ia tidak peduli anggapan orang lain padanya, lagi pula ia masih memiliki teman yang mau menerimanya. Ya, teman.
Bibirnya melengkung begitu melihat dua orang lelaki tengah berdiri tidak jauh di depannya, salah satunya yang memakai kacamata hitam dengan rambut orange kemerahan tengah melambaikan tangannya kearah Law. Di sampingnya ada seorang lelaki yang lebih tinggi memakai topi dengan sulaman 'Penguin', wajahnya tidak terlihat jelas karena di halangi bayangan topi. Kedua lelaki itu merupakan temannya sejak smp, hanya mereka berdua yang mau berteman dengannya hingga sekarang.
"Oey! Captain!"
Law terkekeh, "Bodoh, untuk apa kau mengatakan itu?"
Shach membenarkan kacamatanya, "Memangnya kenapa? Ah, jangan bilang karena kau sudah s2 dan kami masih s1 kau meremehkan kami?"
"Tidak, aku rasa maksud Law berhenti memanggilnya dengan sebutan 'kapten' di luar kegiatan komunitas." Timpal Penguin sambil merangkul Law yang hampir sama tinggi dengannya. Law dan kedua temannya membuat komunitas untuk mahasiswa kedokteran dengan nama 'Hearth voice', kegiatannya terkadang berupa mencari dana bantuan untuk korban kecelakaan atau menjadi tenaga tambahan paramedis di suatu tempat, tidak menentu. Yeah, komunitas ini cukup banyak peminatnya. Walau hanya ada 20 orang.
"EH? Benarkah?"
Law menggelengkan kepalanya, "Tidak apa, lagi pula apa kalian tinggal di asrama?"
Shach dan Penguin mengangguk bersamaan.
"Ya, Aku dan Penguin tinggal sekamar. Katanya 1 kamar hanya bisa di tempati dua orangkan? Aku dengar kau selama 1 tahun ini tidak memiliki teman sekamar, benarkah? Dimana Bepo?" tatapan skeptis mengarah pada Law, ia sedikit heran dengan teman albino mereka yang selalu memakai hoodie telinga beruang. Padahal Bepo selalu terlihat lengket dengan Law.
"Mereka pikir aku orang sinting yang hanya memikirkan penelitian, karena itu beberapa mahasiswa yang akan sekamar denganku meminta pindah kamar. Oh, Bepo awalnya tinggal satu kamar denganku, tapi sekarang ia di pindahkan karena Ceaser pikir ia mengganggu pekerjaanku."
Mengingat Law seorang asisten dosen dan seorang dokter magang (di paksa pihak rumah sakit, bahkan ia di janjikan dengan bayaran tinggi), ia terkadang melakukan eksperimen 'kecil' di kamarnya. Bahkan tak ketinggalan beberapa sampel yang tak mungkin di dapatkan mahasiswa dengan mudahnya dapat di temukan di penjuru kamarnya. Siapa yang dapat tidur di ruangan berisi bagian tubuh yang di awetkan dan aroma alkohol yang semerbak? Tapi pengecualian untuk Bepo, orang raksasa itu memang selalu suka menempel dengan Law. Tapi sekarang ia harus di pindahkan dan tidur sendirian mengingat kamarnya juga di penuhi barang-barang aneh seperti Law, dia sudah seperti asisten pribadi Law.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Roommate's
Fiksi PenggemarTrafagar Law merupakan seorang mahasiswa jenius yang memiliki segudang misteri, dia merupakan keganjilan bagi para mahasiswa lainnya. Sehingga ia selalu sendirian dan di jauhi karena kemisteriusannya, tapi tinggal di asrama universitas ternyata memb...