Aku terbelalak melihat sekitarku. "Kenapa semua orang berhenti?!" Burung yang terbang di udara pun mengambang tak bergerak. Seperti manekin. Mengerikan. Hanya Mu dan aku yang bergerak. Tak kupedulikan itu, ku langkahkan kaki ini berjalan ke rumahku. Mungkin mamah sedang cemas menungguku di rumah. Akupun juga sedikit cemas.########
"ayo sedikit lagi ra..." Akhirnya aku sampai di depan pagar rumah. Aku berlari ke pekarangan rumah. Mengetuk pintu rumah. Dari dalam rumah seperti tidak ada orang. Entah kenapa aku bisa mendengarnya. Aku sudah tak kuat lagi. Sudah hampir malam tidak ada yang membuka pintu. Aku terus memeluk tubuh Mu agar tetap hangat. Beruntung dia masih bernafas, jantungnya masih berdetak,aku bisa merasakannya.
"T-tolong..." Aku meminta tolong berharap ada orang disekitar rumah yang menyadari suara teriakan ini. Aku melihat ada sesuatu yang berjalan masuk ke pekarangan rumah. Pengelihatanku kurang jelas. Kurasa, akibat benturan keras tembok tadi kepalaku jadi sakit."Ara?!"
"Tante, ara disini!"Terdengar suara orang yang tak asing kudengar.
"Ola, syukurlah..."
Mamah terlihat panik dan menelpon papah. Mungkin kali ini aku takkan dibolehkan keluar rumah lagi---
Seketika aku hilang kesadaran.****
Semua gelap. Aku membuka mata. Kulihat langit-langit ruangan, Ada infus. Ruangan berbau obat. Lewat bau khas ini, Bisa kutebak aku ada di rumah sakit. Ada papah yang sedang tidur di sofa kamar. Terdengar dengkuran kerasnya. Jika situasinya tak seperti ini, mungkin aku sudah memasukkan bulu burung ke dalam lubang hidung papah. Buru-buru kuurungkan niatan itu. Bergerak saja susah, apalagi jalan kebawah menangkap bulu ayam. kasihan melihat papah. Nampaknya papah kelelahan menjagaku."Hufff..."
Aku masih bertanya-tanya tentang kejadian kemarin. Bagaimana bisa tanganku mengeluarkan petir? Bagaimana mungkin tubuh ini melayang? Bagaimana pula orang-orang seketika seperti manekin?
"Ya Tuhaaaan... Kenapa bencana datang bertubi-tubi. Aku menghembuskan napas perlahan. Seperti ada seseatu yang lu lewatkan. Apa ya..."Syukurlah, Ara sudah sadar." Papah bergegas bangun dari sofa. Aku diam sejenak, menghiraukan papah.
"Hm..."
"Mu?!"
"Pah, Mu mana? Gimana keadaannya? Mati?" Tanganku menarik-narik kaus yang dikenakan papah.Dari wajah papah, tak tersirat rasa cemas."Gak, Mu gak kenapa-napa kok Ra, dia baik, 3 hari yang lalu sudah papah bawa ke Rumah Sakit hewan, anjing kecilmu itu sedang dirawat inap, sama seperti Ara." Papah tersenyum. Setelah itu Papah segera memanggil dokter untuk mengetahui keadaanku sekarang dengan jelas.
***
"Akhirnyaaaa... Balik ke rumah juga, setelah pingsan tiga hari." Gumamku. Tapi belum boleh banyak gerak. Karena tubuhku masih dalam proses pemulihan.
Ayah terus menertawaiku, katanya aku seperti "Mumi" yang dililit perban putih. "Anak sendiri diketawain!" Bibirku mencibir papah.######
Jam makan siang. Mamah membawa nampan berisi bubur jagung, segelas susu dan air putih.
"Makan yang banyak." Mamah mengelus lembut rambutku. Kuterima nampan itu dan berterima kasih kepada mamah.Waktu terus berjalan. Tanpa terasa, jam menunjuk pukul dua lewat seperempat.
Aku menghela nafas dalam-dalam. Mencoba berfikir asal muasal semua kejadian aneh ini. Yang menyita waktu sekolahku.Terdengar suara gagang pintu terbuka. "Nyeeeet." Perlahan pintu kamarku terbuka. Tampak bayangan hitam di balik pintu. Nafasku tertahan sejenak. Bersyukur ternyata hanya papah. Akhir-akhir ini bayangan jubah hitam terus terngiang di kepalaku. "Jadi suka parno kan tuh." Batinku. Papah masuk ke kamar tergesa-gesa. Sambil celingak-celinguk. Memastikan tidak ada orang di sekitar kamar. Jidatku mengernyit. Bingung dengan tingkah papah. Nampaknya papah menggenggam sesuatu.
"Ada apa pah?"
"Sssst--- jangan berisik, nanti mamahmu kemari." Desis papah.
"Hah?" Aku mengecilkan suara. Seperti berbisik.
"Ara, coba cerita pada papah, apa yang terjadi denganmu semenjak lima hari yang lalu." Papah kembali berbisik.
Bibirku bisu. Tak mau berkata apa-apa. Aku sangat ingin bercerita ke papah. Tapi, papah takkan percaya. Kututup mataku dan kutarik nafasku dalam-dalam. Papah masih menunggu jawabanku.
*****
"Minalaidzin walfaidzin🙏🏻"
Mumpung lebaran, yok sedekah vote+comment😛
~met lebaraaan~

KAMU SEDANG MEMBACA
PETIR⚡️
AventuraBanyak yang belum terpecahkan. Tentang benda aneh di dalam tubuhnya. Tentang musuhnya. Tentang takdir yang terbentang di hadapannya. Ara. Seorang gadis remaja. Penerus darah suatu legenda berbahaya. Bertempur demi hidupnya. Keluarga serta kawan ber...